Gelar Ujian Bedah Buku Karya Santri, Bentuk Nyata Kegiatan Literasi di Ponpes eLKISI

852
Ujian Bedah Buku Kelas 12 Ponpes eLKISI
Ujian Bedah Buku Kelas 12 Ponpes eLKISI

Gelar Ujian Bedah Buku Karya Santri, Bentuk Nyata Kegiatan Literasi di Ponpes eLKISI

Pondok Pesantren Islamic Center eLKISI Mojokerto menggelar ujian terbuka bedah buku yang berlangsung di Auditorium Pesantren eLKISI. Kegiatan yang diselenggarakan mulai hari Senin 22 Mei 2024 ini diikuti oleh seluruh santri kelas XII Pesantren eLKISI. Para santri terlihat antusias mempresentasikan hasil bedah buku mereka di hadapan penguji dan para hadirin yang ikut menyaksikan kegiatan tersebut. Bertindak sebagai penguji pada kegiatan ini yaitu Ahmad Kuncoro M.Kom dan Herry M Joesoef (mantan wartawan majalah tempo).

Ujian terbuka bedah buku ini merupakan bagian dari program literasi yang wajib diikuti oleh santri kelas XII sebagai salah satu syarat untuk lulus dari pesantren. Tujuannya adalah untuk meningkatkan minat baca dan kemampuan analisis kritis para santri.

Dalam kegiatan ini, para santri membedah buku hasil karya tulisnya sendiri. Seperti buku yang berjudul “Tan Malaka, Siapakah Dia?” karya Moch. Dimas Putra santri kelas XII Sains 1 asal Tarik Sidoarjo, “Dinamika Pesantren di Era 5.0” karya Fairuz Mumtazah santri kelas XII Azhari 2 asal Sukodono Sidoarjo, “Jurnalistik Islam Dalam Transformasi Digital” karya Rahma Shifa santri kelas XII Kader Ulama 2 asal Plosoklaten Kediri.

Setiap peserta diberikan waktu 30 menit untuk mempresentasikan analisis mereka, mencakup tema, karakter, dan pesan moral dari buku yang mereka tulis. Para juri yang terdiri dari akademisi dan penulis terkenal menilai presentasi berdasarkan kedalaman analisis, cara penyampaian, dan pemahaman terhadap materi.

Salah satu peserta, Moch. Dimas Putra menyampaikan kesannya setelah mempresentasikan hasil karyanya, “Kegiatan ini sangat menantang dan bermanfaat. Saya belajar untuk menganalisis buku lebih dalam dan menyampaikan pendapat saya secara jelas dan terstruktur.”

Menurut Herry M Joesoef, salah satu penguji, kegiatan seperti ini sangat penting dalam mengembangkan kemampuan literasi dan berpikir kritis santri. “Dengan membedah buku, santri tidak hanya membaca, tetapi juga menginterpretasikan dan memahami secara mendalam. Ini keterampilan yang sangat berharga,” kata Herry.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan minat baca dan kemampuan analisis kritis di kalangan santri semakin meningkat, mempersiapkan mereka untuk tantangan akademis dan profesional di masa depan. (jo)