Kuatkan Ketahanan Pangan, Ponpes eLKISI Tanam Jagung

Kebun Jagung Ponpes eLKISI

Mojokerto, 19 Februari 2025 – Menurut UU No. 18/2012 tentang Pangan disebutkan bahwa Ketahanan Pangan adalah “kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan”.

Berdasarkan peraturan tersebut maka pangan merupakan hak asasi manusia yang harus dipenuhi ketersediaannya, baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

Pondok Pesantren Islamic Center eLKISI sebagai lembaga pesantren berbasis edukasi dan sosial keummatan, mempunyai kepedulian terhadap masalah-masalah pendidikan dan keummatan.

Di antara bentuk kepedulian tersebut, dengan lahan yang cukup memadai maka eLKISI memanfaatkan setiap jengkal tanahnya untuk tanaman yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat.

Tanaman buah, sayur, tanaman untuk produk industri cukup menjadi andalan. Tanaman sayur untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga besar pesantren, begitu pula tanaman buah.

Lahan Perkebunan dan Pertanian Ponpes eLKISI Mojokerto

Tanaman buah dan sayur yang tumbuh subur di eLKISI cukup bermanfaat untuk edukasi dan hiburan.

“Saya kira kacang panjang itu buahnya di dalam tanah, Ustadzah”, begitu celetuk seorang santri saat diajak memanen kacang panjang.

Begitu pula saat para santri mengetahui pohon juwet saat berbuah. Baru tahu buah juwet saat mereka mondok di eLKISI.

Selain bermanfaat untuk edukasi tanaman-tanaman tersebut juga sekaligus menjadi hiburan. Banyak sekali buah-buah yang sudah dipanen sebelum matang.

Tidak heran kalau pisang, rambutan, jambu, nangka, kelengkapan, belimbing dan lainnya sudah dipetik sebelum benar-benar ada rasanya.

Di antara sekian banyak tanaman tersebut, saat ini Ponpes Islamic Center eLKISI sedang menanam jagung dan tebu yang sebagian ditanam disekitar asrama putri.

Di samping untuk memenuhi himbauan pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan, tanaman ini akan dimanfaatkan untuk santri, asatidzah maupun jamaah. Mereka bisa bakar-bakar jagung yang tentunya akan membangun kedekatan satu sama yang lain. (tin)