Pendidikan ala Ibrahim dan Ismail

Suasana Ujian Syahadah Santri Kelas 9 dan 12 Pesanstren Internasional Azhar Ponpes eLKISI

Oleh : Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I
Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto

Merujuk pada cara Nabi Ibrahim AS mendidik anaknya, Nabi Ismail AS, yang sarat dengan nilai-nilai ketauhidan, ketaatan, dan pengorbanan.

Gaya pendidikan ini bisa dilihat melalui kisah-kisah dalam Al-Qur’an, terutama dalam peristiwa penyembelihan yang diabadikan dalam Surah Ash-Shaffat (ayat 102-107). Berikut adalah beberapa nilai utama dari pendidikan ala Ibrahim dan Ismail:

  1. Pendidikan Tauhid

Nabi Ibrahim mengajarkan keesaan Allah sejak dini kepada Ismail. Ini adalah fondasi utama dalam pendidikan Islam: mengenal, mencintai, dan mentauhidkan Allah.

  1. Keteladanan

Ibrahim tidak hanya menyuruh, tetapi memberi contoh nyata. Ia taat kepada Allah secara total, bahkan dalam hal yang sangat berat — seperti saat diperintahkan untuk menyembelih anaknya.

  1. Dialog dan Musyawarah

Dalam Surah Ash-Shaffat:102, Ibrahim tidak langsung memaksa Ismail, tetapi berdialog:

“Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu.”

Ini menunjukkan bahwa pendidikan bukanlah paksaan, melainkan ajakan berpikir dan berbicara dari hati ke hati.

  1. Kesiapan Berkorban

Ismail mendidik dirinya dengan nilai ketaatan dan kesiapan berkorban demi perintah Allah.

“Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
Sikap ini adalah hasil dari pendidikan spiritual yang dalam.

  1. Kesabaran dan Keikhlasan

Keduanya menunjukkan kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi ujian berat.

Pendidikan ala mereka menanamkan kesabaran sebagai pondasi menghadapi hidup.