Ini Bukan Sekadar Silatnas eLKISI

Potret kehadiran seluruh elemen pada silatnas eLKISI ke 12, mulai dari Wakil Menteri Agama RI sampai jamaah daerah-daerah.

Kalau kalian berpikir ini adalah Silatnas keluarga besar wali murid dan alumni eLKISI, kalian salah besar.
Ini adalah Silatnas para aktivis dakwah se-Jawa Timur, yang sudah digelar untuk ke-12 kalinya.

Jumat kemarin, saya sempat bertanya pada Kyai, “Yang datang kira-kira 3.000 orang, Tadz?”
“Yo, ndaklah. Hari ini yang sudah konfirmasi datang sudah lebih dari 4.000,” jawab Kyai Fathurrohman.

Malam harinya, setelah rapat Dewan Dakwah, saya dapat stiker VIP agar bisa parkir di depan pondok. Tahun lalu, saya cukup ngos-ngosan karena dapat parkir paling jauh.

Tapi saya diingatkan oleh Cak Akbar, “Masio nggawe stiker VVIP, kalau datang di atas jam 8, gak bakalan bisa parkir depan pondok.”

Sabtu malam, di grup WhatsApp, saya baca sudah ada beberapa undangan yang naik motor dari kota lain, berhujan-hujan menuju lokasi acara.

Dan benar saja. Seperti tahun lalu, saya datang jam 09.30. Stiker VIP tidak berlaku. Saya dapat parkir di lahan bekas kebun yang kering, cukup jauh dari pondok.

Kiri kanan jalan menuju pondok sudah dipenuhi lapak-lapak warga. Undangan masih terus berdatangan.
“Wah, ini berkah buat warga,” pikir saya, sambil mampir beli arumanis—camilan favorit saya waktu kecil.

Saat masuk pondok, Pak Kyai sedang memberikan sambutan. Saya hanya sempat mendengar, “Infaq yang terkumpul hari ini semua untuk warga Gaza. Dan tiap bulan, kami menyalurkan 600 paket sembako untuk beberapa desa sekitar pondok.”
Saya sibuk mencari tempat yang nyaman untuk duduk.

Kursi undangan sudah penuh.
Kamar Asyari sudah dipenuhi keluarga wali murid.
Masjid lantai atas juga penuh oleh undangan.
Akhirnya, saya dapat tempat di lantai 1, yang sudah dipadati wali murid dan keluarga. Nyelempit dekat mimbar, tapi masih nyaman untuk berkumpul bersama keluarga.

Ini bukan 4.000 orang, tapi rasanya lebih dari 8.000 yang hadir.
Sepanjang perjalanan dari parkir ke masjid, saya melihat teman-teman jamaah dari masjid sekitar perumahan. Ada juga rombongan ibu-ibu dengan seragam pengajiannya.
Yang datang bukan hanya dari Muhammadiyah dan DDII, tapi juga banyak dari kalangan NU.

Ini benar-benar Silatnas. Bukan sekadar silat mas.

Agenda gerakan dakwah tahun ini? Jujur, saya tidak mengikuti. Begitu dapat tempat duduk, saya langsung tertidur.
Dan baru terbangun menjelang salat Dzuhur.