Oleh: Dr. KH. Fathur Rohman, M. Pd. I (Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto)
Kata Imam Al-Ghazali:
“Kebahagiaan adalah ketika hati bersinar dengan cahaya ma’rifatullah, jiwa tenang dengan dzikir, dan akal terbimbing oleh ilmu.”
Imam Al-Ghazali, seorang ulama besar abad ke-11, memandang kebahagiaan (sa‘ādah) sebagai keadaan jiwa yang dekat dengan Allah SWT.
Dalam karya terkenalnya, Ihya’ ‘Ulum al-Din, beliau menjelaskan bahwa kebahagiaan sejati bukan berasal dari kenikmatan duniawi, tetapi dari penyucian jiwa dan hubungan yang dalam dengan Allah.
Empat Pilar Kebahagiaan Menurut Al-Ghazali
Pertama; Ma’rifatullah (Mengenal Allah)
Kebahagiaan tertinggi adalah mengenal Allah dan memahami tujuan penciptaan manusia. Al-Ghazali menekankan bahwa hanya dengan ma’rifah, jiwa akan merasakan ketentraman sejati.
Kedua; Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa)
Membersihkan jiwa dari penyakit hati seperti sombong, riya’, dengki, dan cinta dunia merupakan jalan menuju hati yang tenang. Jiwa yang suci adalah wadah untuk kebahagiaan sejati.
Ketiga; Amal Shalih dan Ibadah Ikhlas
Ibadah yang dilakukan secara ikhlas dan konsisten mendekatkan hati kepada Allah. Al-Ghazali melihat amal bukan sekadar ritual, tapi cara membentuk diri menjadi insan rabbani.
Empat; Akal yang Tercerahkan oleh Ilmu
Ilmu, bagi Al-Ghazali, adalah cahaya yang menerangi jalan hidup. Ilmu yang bermanfaat akan membimbing akal untuk memahami kehidupan dan menjaga dari kesesatan.
Selamat mencari hidup bahagia. Billahi hidayah wat taufiq.