Menjaga Keistiqomahan Dalam Kebaikan

Suasana Kegiatan Rutin Briefing Pagi Asatidzah dan Karyawan Ponpes eLKISI

Oleh : Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I
Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ [٤١:٣٠]

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fushshilat (41):30)

Problem mendasar yang dialami oleh seseorang atau suatu kumpulan adalah ketidak istiqomahan di dalam menjaga amal-amal yang baik. Istiqomah adalah salah satu sifat yang harus dimiliki oleh setiap muslim dalam menjalani kehidupan. Istiqomah berarti teguh pendirian dalam berbuat kebaikan serta terus berada di jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Berbuat baik secara konsisten bukan hanya menjadi kebiasaan, tetapi juga bagian dari perintah Allah SWT.

Makna Istiqomah dalam Kebaikan

Istiqomah dalam kebaikan berarti melakukan kebaikan secara terus-menerus, meskipun dalam keadaan sulit atau penuh godaan, atau dalam keadaan ringan atau berat.

انفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ [٩:٤١]

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.(QS. At Taubah (9):41)

Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa amal yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara terus-menerus meskipun sedikit:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata: Rasulullah shollallohu’alaihi wasallam bersabda, ‘Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang dilakukan dengan terus-menerus meskipun sedikit.’ (HR. Bukhari & Muslim)

Dalil tentang Keistiqomahan

Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk beristiqomah dalam menjalankan agama dan berbuat baik.

إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَـٰمُوا۟ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian mereka istiqomah, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (QS. Al-Ahqaf (46): 13)

Di surat Hud ayat 11, Allah berfirman:

فَٱسْتَقِمْ كَمَآ أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا۟ ۚ إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Maka istiqomahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah bertaubat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Hud (11): 112)

Menjaga Keistiqomahan dalam Kebaikan

1. Niat yang ikhlas – Semua amal harus dilakukan hanya karena Allah SWT, bukan untuk pujian manusia.

2. Memperbanyak ibadah dan doa – Berdoa agar selalu diberikan keteguhan hati dalam beribadah dan berbuat baik. Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam adalah:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi)

3. Bergaul dengan orang-orang saleh – Lingkungan yang baik akan membantu kita tetap istiqomah.

عَنْ أَبِي مُوسَى، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: “إِنَّمَا مَثَلُ الجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالجَلِيسِ السُّوءِ، كَحَامِلِ المِسْكِ وَنَافِخِ الكِيرِ، فَحَامِلُ المِسْكِ، إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الكِيرِ، إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً

Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:“Sesungguhnya perumpamaan teman yang shalih dan teman yang buruk itu seperti pembawa minyak wangi dan pandai besi. Pembawa minyak wangi, bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau kamu bisa membeli darinya, atau setidaknya kamu mendapatkan bau yang harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi ia akan membakar pakaianmu, atau kamu akan mencium bau yang tidak sedap darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits di atas menjelaskan akan pentingnya memilih teman yang baik, karena teman yang shalih akan memberikan pengaruh positif, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan dampak negatif dari teman yang buruk adalah mereka dapat menyeret kita ke dalam keburukan tanpa kita sadari. Demikian juga, lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap kepribadian seseorang, sehingga kita harus berhati-hati dalam memilih pergaulan.

4. Menghindari maksiat dan godaan dunia – Mengontrol hawa nafsu dan menjauhi segala sesuatu yang bisa melemahkan iman.

5. Berusaha meskipun sedikit – Seperti dalam hadits sebelumnya, lebih baik melakukan kebaikan secara kecil tapi rutin daripada banyak tapi terputus.

Menjaga keistiqomahan dalam berbuat baik adalah kunci kesuksesan dunia dan akhirat. Dengan berpegang teguh pada ajaran Islam, beramal dengan niat yang ikhlas, dan tetap konsisten dalam kebaikan, seorang Muslim akan mendapatkan ketenangan serta keberkahan hidup. Allah telah menjanjikan kebahagiaan bagi mereka yang istiqomah, tanpa rasa takut dan sedih di dunia maupun akhirat.

Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk tetap istiqomah dalam kebaikan. Aamiin.