Sidoarjo, 17 Februari 2025 – Pimpinan Institut eLKISI beserta perwakilan mahasiswa menghadiri International Conference bertajuk “Strategi Dunia Terhadap Bahasa Arab: Tantangan dan Peluang” yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) pada Senin (17/2). Konferensi ini bertujuan membahas peran strategis Bahasa Arab di tingkat global serta tantangan dan peluang dalam pengembangannya.
Keikutsertaan mahasiswa Institut eLKISI dalam konferensi ini merupakan bagian dari program institusi untuk memperluas wawasan internasional mereka. Rektor Institut eLKISI, Ustadz Agung Purwono, menegaskan pentingnya kegiatan semacam ini bagi mahasiswa. “Kegiatan ini kami maksudkan agar mahasiswa Institut eLKISI memiliki wawasan internasional sehingga mereka dapat bersaing dalam era global saat ini,” ujarnya.
Dalam dunia yang semakin terhubung, penguasaan Bahasa Arab tidak hanya bermanfaat dalam bidang keagamaan tetapi juga dalam diplomasi, pendidikan, dan perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, mahasiswa perlu memahami dinamika global agar mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.
Konferensi yang berlangsung di Auditorium Kampus 3 UMSIDA ini menghadirkan para akademisi dan pakar bahasa Arab dari berbagai negara. Acara dimulai pukul 09.00 WIB dengan sambutan dari pihak penyelenggara, diikuti dengan pemaparan materi oleh para narasumber.
Beberapa pakar yang hadir dalam acara ini antara lain: Prof. Dr. Abdus Salam (Universitas Ilmu dan Teknologi Jordan), Dr. Kholid Bani Umar (Ewan Institute for Arabic, Jordan), Prof. Dr. Uril Bahruddin, MA (Ketua Umum IMLA Indonesia), dan Dr. Imam Fauji, Lc., M.Pd. (Dekan Fakultas Agama Islam UMSIDA).
Diskusi berlangsung dinamis dengan pembahasan mendalam mengenai strategi global dalam pengembangan Bahasa Arab serta tantangan yang dihadapi oleh negara-negara non-Arab dalam mengajarkan bahasa ini kepada generasi muda.
Materi yang disampaikan oleh para narasumber sangat menarik, mencakup berbagai aspek seperti pendekatan pembelajaran Bahasa Arab di berbagai negara, peran teknologi dalam pengajaran bahasa, serta tantangan dalam mempertahankan eksistensi Bahasa Arab di tengah dominasi bahasa-bahasa lain.
Salah satu peserta dari Institut eLKISI, Raihan Mufid, mengungkapkan apresiasinya terhadap isi materi. “Materinya sangat menarik, sayang penterjemahan kurang detil sehingga kurang memahami secara keseluruhan,” katanya. Meskipun terdapat kendala dalam penerjemahan, peserta tetap berusaha menyerap wawasan yang diberikan oleh para pembicara.
Keikutsertaan mahasiswa Institut eLKISI dalam konferensi internasional ini diharapkan dapat membuka cakrawala berpikir mereka mengenai pentingnya Bahasa Arab di kancah global. Selain itu, mereka juga diharapkan dapat menerapkan wawasan yang didapat dalam pembelajaran serta praktik di lingkungan akademik dan profesional.
Dengan semakin banyaknya kegiatan internasional seperti ini, mahasiswa Institut eLKISI diharapkan dapat lebih siap menghadapi tantangan global dan berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan berbasis keislaman.(AZ)