Oleh : Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I
Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto
Kisah Fir’aun dalam Al-Qur’an
Fir’aun adalah salah satu tokoh yang paling sering disebut dalam Al-Qur’an, dikenal sebagai raja zalim yang menentang Allah dan menindas Bani Israil. Kisahnya terutama berkaitan dengan Nabi Musa AS, yang diutus untuk mengajak Fir’aun dan kaumnya beriman kepada Allah. Namun, Fir’aun menolak dan akhirnya dibinasakan oleh Allah SWT di Laut Merah.
- Fir’aun: Penguasa yang Zalim
Fir’aun dalam Al-Qur’an digambarkan sebagai penguasa yang sangat sombong dan kejam. Ia menindas Bani Israil dengan memperbudak mereka dan membunuh anak laki-laki yang baru lahir.
إِنَّ فِرْعَوْنَ عَلَا فِي ٱلْأَرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ طَآئِفَةًۭ مِّنْهُمْ يُذَبِّحُ أَبْنَآءَهُمْ وَيَسْتَحْيِۦ نِسَآءَهُمْ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلْمُفْسِدِينَ
“Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah-belah. Ia menindas segolongan dari mereka dengan menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya ia termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qasas : 4)
Fir’aun merasa dirinya sebagai Tuhan dan memaksa rakyatnya untuk menyembahnya. Ia berkata:
فَقَالَ أَنَا۠ رَبُّكُمُ ٱلْأَعْلَىٰ
“Lalu ia (Fir’aun) berkata, ‘Akulah tuhanmu yang paling tinggi.'” (QS. An-Nazi’at: 24)
- Nabi Musa AS Diutus untuk Menyeru Fir’aun
Allah mengutus Nabi Musa AS untuk mengajak Fir’aun dan kaumnya kepada tauhid. Allah berfirman kepada Musa dan saudaranya, Harun AS:
ٱذْهَبَآ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ فَقُولَا لَهُۥ قَوْلًۭا لَّيِّنًۭا لَّعَلَّهُۥ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ
“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia sadar atau takut.” (QS. Thaha: 43-44)
Namun, Fir’aun menolak dakwah Nabi Musa dan justru menuduhnya sebagai tukang sihir. Ia juga mengadakan pertandingan sihir untuk melawan mukjizat Nabi Musa. Dengan izin Allah, tongkat Nabi Musa berubah menjadi ular besar yang menelan semua sihir para penyihir Fir’aun.
- Keangkuhan Fir’aun dan Azab Allah
Meskipun melihat berbagai mukjizat Nabi Musa, Fir’aun tetap sombong dan enggan beriman. Ketika Nabi Musa dan Bani Israil hendak meninggalkan Mesir, Fir’aun mengejar mereka dengan bala tentaranya. Allah kemudian membelah Laut Merah untuk menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya. Namun, ketika Fir’aun dan pasukannya masuk ke dalam laut, air laut kembali menutup dan menenggelamkan mereka.
فَأَتْبَعُوهُم مُّشْرِقِينَ فَلَمَّا تَرَآءَا ٱلْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَٰبُ مُوسَىٰٓ إِنَّا لَمُدْرَكُونَ قَالَ كَلَّآ إِنَّ مَعِىَ رَبِّى سَيَهْدِينِ فَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنِ ٱضْرِب بِّعَصَاكَ ٱلْبَحْرَ فَٱنفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍۢ كَٱلطَّوْدِ ٱلْعَظِيمِ
“Lalu mereka (Fir’aun dan tentaranya) mengejar mereka di waktu matahari terbit. Ketika kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, ‘Kita pasti akan tersusul.’ Musa menjawab, ‘Sekali-kali tidak! Sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.’ Lalu Kami wahyukan kepada Musa, ‘Pukullah laut itu dengan tongkatmu!’ Maka terbelahlah laut itu dan setiap belahan seperti gunung yang besar.” (QS. Asy-Syu’ara: 60-63)
Saat Fir’aun hampir tenggelam, ia baru menyatakan keimanannya, tetapi sudah terlambat.
حَتَّىٰٓ إِذَآ أَدْرَكَهُ ٱلْغَرَقُ قَالَ ءَامَنتُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱلَّذِىٓ ءَامَنَتْ بِهِۦ بَنُوٓا۟ إِسْرَٰٓءِيلَ وَأَنَا۠ مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ ءَآلـَٰٔنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنتَ مِنَ ٱلْمُفْسِدِينَ
“Hingga ketika Fir’aun hampir tenggelam, ia berkata, ‘Aku beriman bahwa tidak ada Tuhan selain Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri.’ (Allah berfirman), ‘Apakah sekarang (baru beriman), padahal sebelumnya engkau selalu dalam kemaksiatan dan termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan?'” (QS. Yunus: 90-91)
Setelah Fir’aun mati, Allah menyelamatkan jasadnya sebagai pelajaran bagi manusia.
فَٱلْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ ءَايَةًۭ ۚ وَإِنَّ كَثِيرًۭا مِّنَ ٱلنَّاسِ عَنْ ءَايَٰتِنَا لَغَٰفِلُون
“Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu. Namun, banyak dari manusia tetap lalai terhadap tanda-tanda (kekuasaan) Kami.” (QS. Yunus:92)
Kesimpulan
Kisah Fir’aun dalam Al-Qur’an adalah pelajaran besar tentang bahaya kesombongan dan penolakan terhadap kebenaran. Fir’aun yang menolak seruan Nabi Musa akhirnya dibinasakan oleh Allah. Kisah ini mengajarkan bahwa kekuasaan dan harta tidak ada artinya jika tidak diiringi dengan keimanan. Allah telah menunjukkan banyak tanda kebesaran-Nya, tetapi Fir’aun tetap membangkang hingga akhirnya menerima azab yang pedih.
Pelajaran dari Kisah Fir’aun:
- Kesombongan membawa kehancuran.
- Allah selalu membela kebenaran dan orang-orang yang beriman.
- Bertaubat harus dilakukan sebelum terlambat.
- Allah memberikan tanda-tanda kekuasaan-Nya sebagai pelajaran bagi umat manusia.