10 Sifat Utama Dalam Al Quran Surat Al Ahzab Untuk Meraih Ampunan dan Pahala Dari Allah SWT

Suasana Kegiatan Rutin Briefing Pagi Asatidzah dan Karyawan eLKISI

Oleh : Indana Zulfa
(Mahasiswa S-2 Elit – eLKISI Institute)

إِنَّ ٱلۡمُسۡلِمِينَ وَٱلۡمُسۡلِمَٰتِ وَٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ وَٱلۡقَٰنِتِينَ وَٱلۡقَٰنِتَٰتِ وَٱلصَّٰدِقِينَ وَٱلصَّٰدِقَٰتِ
وَٱلصَّٰبِرِينَ وَٱلصَّٰبِرَٰتِ وَٱلۡخَٰشِعِينَ وَٱلۡخَٰشِعَٰتِ وَٱلۡمُتَصَدِّقِينَ وَٱلۡمُتَصَدِّقَٰتِ وَٱلصَّٰٓئِمِينَ وَٱلصَّٰٓئِمَٰتِ وَٱلۡحَٰفِظِينَ فُرُوجَهُمۡ وَٱلۡحَٰفِظَٰتِ وَٱلذَّٰكِرِينَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا وَٱلذَّٰكِرَٰتِ أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُم مَّغۡفِرَةٗ وَأَجۡرًا عَظِيمٗا

Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al Ahzab ayat 35)

Surat Al-Ahzab ayat 35 menyoroti sepuluh sifat utama yang harus dimiliki oleh umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan, untuk meraih ampunan dan pahala besar dari Allah SWT. Berikut adalah ringkasan dari sifat-sifat tersebut:
Berikut adalah penjelasan lebih mendalam mengenai sepuluh sifat utama dalam Surat Al-Ahzab ayat 35, dilengkapi dengan ayat Al-Qur’an dan hadits yang relevan:

1, Islam dan Iman (Menjadi seorang Muslim dan Mukmin yang tunduk serta membenarkan ajaran Allah dan Rasul-Nya)

وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ أُوْلَٰٓئِكَ سَيَرۡحَمُهُمُ ٱللَّهُۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٞ

[Surat At-Taubah: 71]
Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

Ayat ini menegaskan bahwa menjadi seorang Muslim (tunduk kepada Allah) dan Mukmin (percaya sepenuhnya kepada Allah dan Rasul-Nya) adalah dasar dalam meraih kebaikan dunia dan akhirat.
Disebutkan dalam Hadits: Rasulullah SAW bersabda, “Islam adalah membenarkan dengan hati, mengucapkannya dengan lisan, dan melaksanakan dengan perbuatan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menjadi seorang Muslim dan Mukmin berarti memenuhi ketiga aspek ini dengan sempurna.

2. Ketaatan (Qanit)

تِلۡكَ حُدُودُ ٱللَّهِۚ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ يُدۡخِلۡهُ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ وَذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ

[Surat An-Nisa’: 13]
Itulah batas-batas (hukum) Allah. Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah kemenangan yang agung.

Disebutkan dalam Hadits: “Barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat petunjuk yang nyata.” (HR. Al-Bukhari)
Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah jalan menuju kebahagiaan dan petunjuk hidup yang benar.

3. Kejujuran (Shadiq)

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدٗا

[Surat Al-Ahzab: 70]
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar,

Kejujuran adalah salah satu ciri utama orang yang beriman. Dalam ayat ini, Allah memerintahkan umat Islam untuk berkata jujur dan benar dalam segala hal.

قَالَ ٱللَّهُ هَٰذَا يَوۡمُ يَنفَعُ ٱلصَّٰدِقِينَ صِدۡقُهُمۡۚ لَهُمۡ جَنَّٰتٞ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۖ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ

[Surat Al-Ma’idah: 119]
Allah berfirman, “Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung.”

Surat Al-Ma’idah ayat 119 menggambarkan keadaan orang-orang beriman pada hari kiamat, di mana keimanan dan kejujuran mereka di dunia akan memberikan manfaat. Pada hari itu, mereka akan menerima balasan berupa surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, tempat mereka kekal selamanya. Allah ridha kepada mereka, dan mereka pun ridha kepada-Nya. Hal ini merupakan kemenangan besar yang tiada tara.

Dalam hadits:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ كَذَّابًا

Rasulullah ﷺ bersabda, “Hendaklah kalian jujur, karena kejujuran menunjukkan kepada kebaikan dan kebaikan dapat menunjukkan ke surga, seseorang senantiasa jujur hingga ditulis di sisi Allah ‘Azza wa Jalla sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah berdusta karena kedustaan dapat menunjukkan kepada perbuatan dosa dan perbuatan dosa dapat memasukan ke dalam neraka, seseorang senantiasa berdusta hingga ditulis di sisi Allah sebagai pendusta.”

Hadits ini menunjukkan betapa besar manfaat dari kejujuran, yang dapat membawa seseorang menuju surga.

4. Kesabaran (Shabr)

وَٱصۡبِرُوۤا۟ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِینَ

“Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)

Ayat ini menjelaskan bahwa kesabaran adalah sifat yang sangat dihargai oleh Allah, dan orang yang sabar akan mendapatkan pertolongan-Nya.

Dalam Hadits disebutkan: “Kesabaran itu adalah cahaya.” (HR. Muslim)
Hadits ini menggambarkan kesabaran sebagai cahaya yang akan memberi petunjuk dalam kehidupan.

5. Kekhusyukan (Khashi’)

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu mereka yang khusyuk dalam shalatnya.” (QS. Al-Mu’minun: 1-2)
Kekhusyukan dalam beribadah, terutama dalam shalat, adalah ciri orang beriman yang mendapatkan keberuntungan.


Dalam Hadits disebutkan: “Shalatlah kamu seakan-akan kamu melihat Allah, jika kamu tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kekhusyukan dalam shalat hanya dapat dicapai dengan menyadari bahwa Allah senantiasa mengawasi kita.

6. Kedermawanan (Tashadduq)

مَّثَلُ ٱلَّذِینَ یُنفِقُونَ أَمۡوَ ٰ⁠لَهُمۡ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِی كُلِّ سُنۢبُلَةࣲ مِّا۟ئَةُ حَبَّةࣲۗ وَٱللَّهُ یُضَـٰعِفُ لِمَن یَشَاۤءُۚ وَٱللَّهُ وَ ٰ⁠سِعٌ عَلِیمٌ

“Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai.” (QS. Al-Baqarah: 261)

Kedermawanan dalam bersedekah akan mendapatkan ganjaran yang sangat besar, bahkan berlipat ganda.
Dalam Hadits disebutkan:

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah tidak mengurangi harta. ” (HR. Muslim)
Sedekah adalah amalan yang mendatangkan keberkahan, tidak hanya bagi penerima, tetapi juga bagi pemberi.

7. Kepatuhan dalam Berpuasa (Shiyam)

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَیۡكُمُ ٱلصِّیَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)


Puasa adalah ibadah yang wajib bagi setiap Muslim, yang mendatangkan takwa dan kedekatan dengan Allah.
Dalam Hadits disebutkan:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Puasa dengan ikhlas dan penuh iman membawa pengampunan dari Allah.

8. Pemeliharaan Kehormatan (Hifz al-Furuj)

Al-Qur’an: “Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka…” (QS. Al-Mu’minun: 5-7)
Menjaga kehormatan dan kemaluan adalah prinsip dasar dalam menjaga kesucian diri dalam Islam.


Hadits: Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah akan menjaga kehormatan dirinya.” (HR. Bukhari)
Menjaga kehormatan adalah cara untuk menjaga martabat di dunia dan di akhirat.

9. Dzikir kepada Allah (Dhikr)

أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَىِٕنُّ ٱلۡقُلُوبُ

“Ingatlah, hanya dengan dzikir kepada Allah hati menjadi tentram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Dzikir adalah cara untuk menenangkan hati dan mendapatkan kedamaian batin.


Dalam Hadits disebutkan: Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada amal yang lebih utama setelah shalat fardhu selain dzikir kepada Allah.” (HR. Bukhari)
Dzikir adalah ibadah yang sangat mulia, yang mendekatkan diri kepada Allah.

10. Kesetaraan Pahala

Al-Qur’an: “Laki-laki dan perempuan yang Muslim, laki-laki dan perempuan yang Mukmin, laki-laki dan perempuan yang taat, laki-laki dan perempuan yang jujur…” (QS. Al-Ahzab: 35)
Ayat ini menegaskan bahwa laki-laki dan perempuan yang memiliki sifat-sifat mulia tersebut akan menerima pahala yang sama di sisi Allah.


Dalam Hadits disebutkan: Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya wanita itu saudara bagi laki-laki.” (HR. Abu Dawud)
Kesetaraan ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam pahala bagi laki-laki dan perempuan yang beramal saleh.

Dengan mengamalkan sepuluh sifat ini, umat Islam diharapkan dapat meraih keridhaan Allah dan memperoleh pahala yang besar di akhirat.

Catatan Briefing pagi bersama Ustadzah Rohmatin