Oleh : Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I
Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto
Dalam satu riwayat kita diingatkan, “Jaga kayamu sebelum fakirmu”. Artinya, tidak sedikit orang yang diberi Allah kaya dan harta melimpah tetapi ia tidak tahu harus berbuat apa dengan hartanya.
Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله ﷺ: “يقول العبد: مالي مالي، وإنما له من ماله ثلاث: ما أكل فأفنى، أو لبس فأبلى، أو تصدق فأمضى، وما سوى ذلك فذاهب وتاركه للناس” (رواه مسلم، رقم 2958).
“Seorang hamba berkata: ‘Hartaku, hartaku!’ Padahal hartanya hanyalah tiga hal: apa yang ia makan lalu habis, apa yang ia pakai lalu usang, atau apa yang ia sedekahkan lalu tersimpan (sebagai pahala). Selain itu, ia akan pergi dan ditinggalkan untuk orang lain.”
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin membahas bahwa kekayaan tanpa manfaat ibarat beban yang akan dipertanggungjawabkan di akhirat, bukan sebuah keuntungan.
Ibn Qayyim menyebutkan bahwa harta yang tidak digunakan dalam kebaikan akan menjadi penyesalan di akhirat.
Nah, untuk apa harta kita, dan akan kita kemanakan harta kita. Semoga hadits dan nasehat para ulama di atas bisa menjadi pedoman kita.
wallohu a’lam.
