Oleh: Ustadz Muhammad Hidayatulloh
(Kepala Pesantren Kader Ulama’ dan Markaz Al Qur’an)
Di tengah dinamika kehidupan santri yang padat, mulai dari talaqqi kitab, kegiatan madrasah, hingga tugas dakwah dan kepengurusan, santri PPIC eLKISI dituntut bukan hanya menjadi pribadi yang tekun belajar, tetapi juga mampu multi-tasking dengan cerdas. Maka di sinilah pentingnya belajar secara efektif dan efisien, sebagaimana pepatah: “sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui”. Artinya, dalam satu usaha belajar, bisa mendapat lebih dari satu manfaat: ilmu yang tertanam, amal yang bertambah, dan waktu yang berkah.
- Ikhlaskan Niat, Fokuskan Tujuan
Belajar bukan sekadar menambah pengetahuan, tetapi bagian dari ibadah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”
(HR. Muslim)
Santri harus membangun niat yang lurus: belajar untuk mencari ridha Allah, bukan hanya nilai, pujian, atau prestasi. Bahkan jika kemudian diikutkan lomba atau menjadi juara, itu adalah bonus dari Allah. Niat awal tetap dijaga: belajar karena Allah, bukan karena ambisi dunia.
Ibnu Jama’ah berkata:
“Tujuan utama penuntut ilmu adalah untuk meraih ridha Allah dan negeri akhirat, bukan untuk mencari kedudukan dan popularitas di dunia.”
(Tadzkirat as-Sami’ wal-Mutakallim) - Gunakan Waktu dengan Strategis
Santri harus pandai membaca waktu-waktu emas (prime time) otak. Belajar di waktu pagi setelah Subuh atau di sepertiga malam sangat efektif, karena kondisi pikiran masih segar.
Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata:
“Barang siapa yang ingin membuka hatinya, maka hendaklah ia mengosongkan hatinya dari urusan dunia, dan tidak makan terlalu banyak, dan ia tidak bergaul dengan orang yang bodoh.”
Artinya, untuk efektif dalam belajar, perlu time management dan mind management. - Gabungkan Ilmu dan Amal
Santri eLKISI bisa menerapkan prinsip integrasi antara ilmu dan amal: belajar sambil mengajar, memahami sambil berdakwah, dan menghafal sambil mengamalkan.
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata:
“Ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah.”
Belajar fiqih, langsung digunakan dalam praktik ibadah dan pengajaran adik kelas. Belajar bahasa Arab, langsung digunakan dalam interaksi harian dan menulis catatan keilmuan. Itulah belajar efisien: ilmu masuk, pahala mengalir. - Tandai, Catat, Diskusikan
Agar tak sia-sia, setiap ilmu yang dipelajari perlu ditandai (highlight), dicatat dalam jurnal, dan didiskusikan dalam halaqah. Menulis ringkasan dan mengajarkan kembali memperkuat ingatan dan memperluas pemahaman. - Evaluasi dan Muhasabah
Santri perlu rutin mengevaluasi proses belajarnya: apakah sudah sesuai target, apakah sudah berdampak pada amal dan akhlak? Sebagaimana kata Umar bin Khattab:
“Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab, dan timbanglah sebelum kamu ditimbang.”
Belajar efektif dan efisien bagi santri PPIC eLKISI bukan hanya soal cara, tetapi juga soal niat, waktu, integrasi amal, dan evaluasi. Dengan satu niat lurus dan satu langkah sungguh-sungguh, dua tiga kebaikan bisa diraih sekaligus—ilmu bertambah, waktu tak terbuang, dan amal terus mengalir. Bahkan jika prestasi diraih, lomba dimenangkan, itu hanyalah bonus dari Allah atas usaha yang tulus.
Karena bagi santri sejati, juara utama adalah menjadi hamba yang berilmu dan beramal karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Inilah makna sejati dari pepatah: sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui—dengan dayung keikhlasan dan strategi, santri bisa melampaui tantangan dan menjadi generasi robbani.