Home Blog Page 14

Dewan Dakwah, Rumah Besar Kader M. Natsir.

0

Oleh : Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I (Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Jawa Timur)

Ketokohan M. Natsir, seorang pahlawan nasional, bapak NKRI penggagas mosi integral yang juga pernah menjadi ketua Masyumi dan Perdana Menteri ini tidak diragukan lagi ketokohannya oleh bangsa Indonesia tak terkecuali kaum muslimin.

Kader-kader beliau bertebaran di mana-mana, baik di pemerintahan, legislatif, di ormas-ormas Islam maupun di kampus.

Hal ini dapat difahami karena M. Natsir selain sebagai seorang politikus yang negarawan, beliau adalah seorang guru yang ulama. Beliau tidak hanya membina masjid saja tetapi beliau juga mendirikan universitas dan rumah sakit yang hingga kini semuanya masih ada dan eksis.

Kondisi seperti ini harus difahami dan dimaklumi oleh seluruh kader M. Natsir dan kader-kader dari kader-kader beliau.

Rumah besar yang beliau bangun untuk Ummat dan kader-kader beliau itu adalah Dewan Dakwah atau Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII).

Dewan Dakwah sebagai rumah besar harus menjadi tempat berkumpul bagi semua kader. Sehingga sangat tidak diharapkan jika (pengurus) Dewan tidak menganggap kader-kadernya yang ada di mana-mana.
Di rumah ini, segala persoalan Ummat dan bangsa bisa didiskusikan untuk dicarikan solusi. Duduk bareng ala M. Natsir dengan posisi berdiri sama tinggi duduk sama rendah.

Masalah kebangsaan bagi kader M. Natsir sudah selesai. Keputusan M. Natsir dengan mosi integralnya adalah mengakhiri polemik tentang kebangsaan. NKRI. Adapun kalau masih ada kekurangan di sana sini bukan alasan untuk dihancurkan tetapi diperlukan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang masih ada.

Dakwah yang menjadi pekerjaan utama Dewan Dakwah adalah upaya untuk menyelamatkan Ummat, bangsa dan negara. Dakwah tidak mencela. Dakwah tidak merusak. Dakwah tidak memusuhi. Dakwah tidak merendahkan orang lain. Dakwah adalah menyeru kepada kebaikan (jalan Alloh) dengan hikmah dan mauidhah hasanah.
Semoga tulisan singkat ini menjadi renungan kita bersama. Yuk, kembali ke rumah besar kita.

KH Farhur Rahman (Ketua Dewan Dakwah Jatim)

Kuatkan Ketahanan Pangan, Ponpes eLKISI Tanam Jagung

0

Mojokerto, 19 Februari 2025 – Menurut UU No. 18/2012 tentang Pangan disebutkan bahwa Ketahanan Pangan adalah “kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan”.

Berdasarkan peraturan tersebut maka pangan merupakan hak asasi manusia yang harus dipenuhi ketersediaannya, baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

Pondok Pesantren Islamic Center eLKISI sebagai lembaga pesantren berbasis edukasi dan sosial keummatan, mempunyai kepedulian terhadap masalah-masalah pendidikan dan keummatan.

Di antara bentuk kepedulian tersebut, dengan lahan yang cukup memadai maka eLKISI memanfaatkan setiap jengkal tanahnya untuk tanaman yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat.

Tanaman buah, sayur, tanaman untuk produk industri cukup menjadi andalan. Tanaman sayur untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga besar pesantren, begitu pula tanaman buah.

Lahan Perkebunan dan Pertanian Ponpes eLKISI Mojokerto

Tanaman buah dan sayur yang tumbuh subur di eLKISI cukup bermanfaat untuk edukasi dan hiburan.

“Saya kira kacang panjang itu buahnya di dalam tanah, Ustadzah”, begitu celetuk seorang santri saat diajak memanen kacang panjang.

Begitu pula saat para santri mengetahui pohon juwet saat berbuah. Baru tahu buah juwet saat mereka mondok di eLKISI.

Selain bermanfaat untuk edukasi tanaman-tanaman tersebut juga sekaligus menjadi hiburan. Banyak sekali buah-buah yang sudah dipanen sebelum matang.

Tidak heran kalau pisang, rambutan, jambu, nangka, kelengkapan, belimbing dan lainnya sudah dipetik sebelum benar-benar ada rasanya.

Di antara sekian banyak tanaman tersebut, saat ini Ponpes Islamic Center eLKISI sedang menanam jagung dan tebu yang sebagian ditanam disekitar asrama putri.

Di samping untuk memenuhi himbauan pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan, tanaman ini akan dimanfaatkan untuk santri, asatidzah maupun jamaah. Mereka bisa bakar-bakar jagung yang tentunya akan membangun kedekatan satu sama yang lain. (tin)

YAQIN DAN OPTIMIS ADALAH MODAL KEBERHASILAN

Oleh : Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I (Pengasuh Ponpes eLKISI)

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam kehidupan ini, setiap manusia memiliki tujuan dan impian yang ingin diwujudkan. Namun, jalan menuju keberhasilan sering kali dipenuhi dengan berbagai rintangan dan ujian. Oleh karena itu, kita perlu memiliki keyakinan (yaqin) dan sikap optimis dalam menjalani setiap langkah kehidupan.

Allah SWT berfirman:

ومَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

“Barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya). Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS. At-Talaq: 3)

Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu yakin kepada Allah, bahwa setiap usaha yang kita lakukan tidak akan sia-sia. Yaqin adalah kepercayaan penuh bahwa Allah telah menentukan yang terbaik bagi kita, sementara optimisme adalah sikap positif yang mendorong kita untuk terus berusaha.

Rasulullah SAW bersabda:

لوْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَيْرَ تَغْدُوْ خِمَاصًا وَتَرُوِحُ بِطَانًا

“Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, maka Dia akan memberi rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung yang pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi)

Dengan memiliki yaqin yang kuat dan sikap optimis, kita tidak akan mudah menyerah dalam menghadapi tantangan. Yaqin akan membuat kita tetap teguh dalam menghadapi kesulitan, sementara optimisme akan memberikan kita semangat untuk terus berusaha.

Marilah kita jadikan yaqin dan optimisme sebagai modal utama dalam meraih impian dan keberhasilan. Percayalah, dengan usaha yang sungguh-sungguh serta keyakinan kepada Allah, setiap impian akan menjadi kenyataan.

Semoga bermanfaat dan dapat menjadi motivasi bagi kita semua.

Raih Keberkahan, Kegiatan Rutin Briefing Pagi Diawali Dengan Membaca Surat Al Waqiah

0

Mojokerto, 19 Februari 2025 — Memulai hari dengan penuh keberkahan, seluruh asatidzah dan karyawan Pondok Pesantren eLKISI melaksanakan kegiatan rutin briefing pagi yang diawali dengan membaca Surat Al Waqiah.

Kegiatan ini bukan hanya sebagai sarana untuk mempererat silaturahmi antar pengajar, tetapi juga menjadi momentum penting untuk memperoleh keberkahan dan kekuatan rohani sebelum memulai aktivitas mengajar di pesantren.

Suasana pagi yang tenang di Ponpes eLKISI terasa semakin khusyuk ketika seluruh asatidzah berkumpul di ruang briefing untuk memulai acara dengan membaca Surat Al Waqiah secara bersama-sama. Surat yang dikenal dengan keberkahannya ini dipercaya dapat membuka pintu rezeki dan memperkuat iman bagi setiap yang membacanya.

Khusyu’ : Salah Satu Asatidzah Ponpes eLKISI Membaca Surat Al Waqiah

Menurut salah satu Asatidzah, Ustadz Dzulkifli, Lc, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan spiritualitas dan mempererat hubungan antar sesama. “Selain bisa mendalami isi Al-Qur’an, kita juga jadi lebih dekat satu sama lain. Dengan membaca Al-Qur’an bersama, suasana menjadi lebih tenang dan penuh berkah,” ujarnya.

Setelah sesi pembacaan Al-Qur’an, acara dilanjutkan dengan briefing yang membahas berbagai kegiatan di pesantren, program belajar-mengajar, serta pembinaan santri.

Dengan adanya kegiatan ini, Ponpes eLKISI semakin meneguhkan prinsip pendidikan yang mengutamakan keseimbangan antara ilmu dunia dan akhirat. Semoga keberkahan terus mengalir dan setiap langkah yang diambil membawa kebaikan bagi ummat. (NS/jo)

KB-TK eLKISI Kenalkan Literasi Sejak Dini

0

Mojokerto, 18 Februari 2025 – Kepala KB-TK eLKISI Ustadzah Rohmatin, M.Pd menerima 30 paket buku cerita bergambar dengan judul “Adab Terhadap Orang Tua” dari Syariah Usman Zaidun salah satu Pengurus Muslimat Dewan Dakwah Wilayah Jawa Timur.

Untuk memanfaatkan buku tersebut tidak dengan mengajari anak membaca, namun membacakan buku tersebut kepada anak-anak disertai beberapa penjelasan.

Antusiasme Santri KB TK eLKISI Mendengarkan Penjelasan Ustadzah Tyas

Ustadzah Tyas dengan gaya khasnya yang atraktif membacakan buku tersebut kepada para santri KB-TK eLKISI. Para santri menyimak dengan antusias dan rasa ingin tahu yang tinggi.

“Alhamdulillah, anak-anak senang sekali dengan kegiatan literasi ini. Mereka happy dan dapat memahami maksud pesan yang ada di dalamnya” begitu komentar Ustadzah Tyas yang membacakan isi buku tersebut kepada para santri kelompok A TK eLKISI.

Santri KB TK eLKISI Ceria membaca buku cerita bergambar

Begitu pula kesan santri. Bilal Hafidz Attailah salah satu santri kelompok A menyampaikan rasa senangnya karena telah dibacakan cerita tentang adab kepada orang tua.

Harapan ke depan, para santri menjadi anak-anak yang sholih dan tumbuh kecintaan membaca pada diri santri, mengingat pentingnya kegiatan membaca untuk menambah ilmu dan wawasannya tentang kehidupan. (tin)

Santri Ponpes eLKISI Intensif Mendalami Ilmu Hadits Bersama Pakarnya

0

Mojokerto, 18 Februari 2025 – Santri Ponpes eLKISI menunjukkan keseriusan luar biasa dalam mengikuti program bimbingan untuk mendalami ilmu Hadits. Kegiatan yang diadakan setiap sepekan sekali ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang Hadits, yang merupakan sumber kedua ajaran Islam setelah Al-Qur’an.

Program ini dipimpin oleh Ustadz Zainudin, Lc., MA pengajar berkompeten dan berpengalaman di bidang Hadits, yang memberikan pengetahuan secara mendalam mengenai sanad, matan, dan ilmu-ilmu pendukung lainnya yang relevan dengan Hadits.

ust zainuddin seorang pakar hadits dan salah satu pembina hadits di ponpes elkisi
ust zainuddin seorang pakar hadits dan salah satu pembina hadits di ponpes elkisi

“Pelajaran Hadits tidak hanya sekadar mempelajari teks-teks hadits, tetapi juga mengerti konteks dan cara menilai kualitas hadits yang ada. Hal ini penting untuk memperkuat fondasi keilmuan kami dalam agama,” kata salah seorang santri yang mengikuti bimbingan.

Selain materi teori, bimbingan ini juga mengadakan sesi diskusi untuk membahas permasalahan yang sering muncul dalam memahami hadits-hadits tertentu. Para santri diberikan ruang untuk bertanya dan saling berbagi pemahaman guna memperdalam wawasan mereka.

Keseriusan Santri eLKISI Ikuti Bimbingan

Melalui program ini, para santri berharap bisa mengaplikasikan ilmu Hadits dalam kehidupan sehari-hari dan menyebarkan kebaikan kepada masyarakat. Ponpes eLKISI terus berkomitmen untuk mencetak generasi yang tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga memiliki integritas dalam mengamalkannya. (NS)

RAHASIA REZEKI BERDASARKAN SURAT ASY-SYURA AYAT 27

Oleh: Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I
– Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto –

وَلَوۡ بَسَطَ ٱللَّهُ ٱلرِّزۡقَ لِعِبَادِهِۦ لَبَغَوۡاْ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن يُنَزِّلُ بِقَدَرٖ مَّا يَشَآءُۚ إِنَّهُۥ بِعِبَادِهِۦ خَبِيرُۢ بَصِيرٞ

Dan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Mahateliti terhadap (keadaan) hamba-hamba-Nya, Maha Melihat.
(QS. As Syura:27)

Banyak orang bertanya-tanya tentang bagaimana rezeki dibagikan dan mengapa setiap orang menerima porsi yang berbeda.

Dalam Islam, rezeki bukan hanya soal materi, tetapi juga meliputi kesehatan, ilmu, ketenangan, dan keberkahan.

Al-Qur’an memberikan banyak petunjuk tentang konsep rezeki, salah satunya dalam Surat Asy-Syura ayat 27.

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah membagi rezeki sesuai dengan hikmah-Nya. Jika rezeki diberikan secara berlimpah tanpa batasan, dikhawatirkan manusia akan bersikap melampaui batas dan berbuat kerusakan. Oleh karena itu, Allah memberikan rezeki dengan ukuran yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan seseorang.

Rahasia Rezeki dalam Ayat Ini

  1. Rezeki adalah Ujian Rezeki yang melimpah atau terbatas sama-sama merupakan ujian dari Allah. Mereka yang diberi kelapangan diuji apakah mereka bersyukur dan menggunakannya dengan benar, sementara yang diberikan keterbatasan diuji dalam kesabaran dan keteguhan iman.
  2. Allah Maha Mengetahui Kebutuhan Hamba-Nya Setiap manusia memiliki kapasitas yang berbeda dalam menerima dan mengelola rezeki. Allah, dengan kebijaksanaan-Nya, memberikan rezeki sesuai dengan kemampuan seseorang agar tidak membawa keburukan bagi dirinya sendiri.
  3. Rezeki Harus Disyukuri dan Dikelola dengan Bijak Semua rezeki pemberian Alloh, banyak atau sedikit harus dikelola dengan baik. Sikap boros atau tamak dapat membawa seseorang kepada kebinasaan, sedangkan sikap qana’ah (merasa cukup) membawa keberkahan dalam hidup.
  4. Ketergantungan kepada Allah

Dalam hal rezeki, manusia harus memiliki sikap tawakal, yaitu berserah diri kepada Allah setelah berusaha dengan sungguh-sungguh. Tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha, tetapi mengandalkan Allah setelah melakukan upaya maksimal.

Jadi, surat Asy-Syura ayat 27 mengajarkan bahwa rezeki tidak hanya sekadar pembagian materi, tetapi juga merupakan bagian dari kebijaksanaan Allah dalam mengatur kehidupan manusia.

Dengan memahami bahwa rezeki diberikan sesuai dengan ukuran yang terbaik bagi kita, seseorang dapat lebih bersyukur, bersabar, dan tetap berusaha dengan penuh tawakal.

Allah mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya dan memberikan rezeki dengan cara yang paling tepat sesuai dengan kehendak-Nya.

Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I
– Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto –
Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I – Pengasuh PPIC eLKISI –

Tingkatkan Wawasan Global, Mahasiswa Institut eLKISI Hadiri Konferensi Internasional di UMSIDA

Sidoarjo, 17 Februari 2025 – Pimpinan Institut eLKISI beserta perwakilan mahasiswa menghadiri International Conference bertajuk “Strategi Dunia Terhadap Bahasa Arab: Tantangan dan Peluang” yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) pada Senin (17/2). Konferensi ini bertujuan membahas peran strategis Bahasa Arab di tingkat global serta tantangan dan peluang dalam pengembangannya.

Keikutsertaan mahasiswa Institut eLKISI dalam konferensi ini merupakan bagian dari program institusi untuk memperluas wawasan internasional mereka. Rektor Institut eLKISI, Ustadz Agung Purwono, menegaskan pentingnya kegiatan semacam ini bagi mahasiswa. “Kegiatan ini kami maksudkan agar mahasiswa Institut eLKISI memiliki wawasan internasional sehingga mereka dapat bersaing dalam era global saat ini,” ujarnya.

Dalam dunia yang semakin terhubung, penguasaan Bahasa Arab tidak hanya bermanfaat dalam bidang keagamaan tetapi juga dalam diplomasi, pendidikan, dan perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, mahasiswa perlu memahami dinamika global agar mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.

Konferensi yang berlangsung di Auditorium Kampus 3 UMSIDA ini menghadirkan para akademisi dan pakar bahasa Arab dari berbagai negara. Acara dimulai pukul 09.00 WIB dengan sambutan dari pihak penyelenggara, diikuti dengan pemaparan materi oleh para narasumber.

Beberapa pakar yang hadir dalam acara ini antara lain: Prof. Dr. Abdus Salam (Universitas Ilmu dan Teknologi Jordan), Dr. Kholid Bani Umar (Ewan Institute for Arabic, Jordan), Prof. Dr. Uril Bahruddin, MA (Ketua Umum IMLA Indonesia), dan Dr. Imam Fauji, Lc., M.Pd. (Dekan Fakultas Agama Islam UMSIDA).

Diskusi berlangsung dinamis dengan pembahasan mendalam mengenai strategi global dalam pengembangan Bahasa Arab serta tantangan yang dihadapi oleh negara-negara non-Arab dalam mengajarkan bahasa ini kepada generasi muda.

Materi yang disampaikan oleh para narasumber sangat menarik, mencakup berbagai aspek seperti pendekatan pembelajaran Bahasa Arab di berbagai negara, peran teknologi dalam pengajaran bahasa, serta tantangan dalam mempertahankan eksistensi Bahasa Arab di tengah dominasi bahasa-bahasa lain.

Salah satu peserta dari Institut eLKISI, Raihan Mufid, mengungkapkan apresiasinya terhadap isi materi. “Materinya sangat menarik, sayang penterjemahan kurang detil sehingga kurang memahami secara keseluruhan,” katanya. Meskipun terdapat kendala dalam penerjemahan, peserta tetap berusaha menyerap wawasan yang diberikan oleh para pembicara.

Keikutsertaan mahasiswa Institut eLKISI dalam konferensi internasional ini diharapkan dapat membuka cakrawala berpikir mereka mengenai pentingnya Bahasa Arab di kancah global. Selain itu, mereka juga diharapkan dapat menerapkan wawasan yang didapat dalam pembelajaran serta praktik di lingkungan akademik dan profesional.

Dengan semakin banyaknya kegiatan internasional seperti ini, mahasiswa Institut eLKISI diharapkan dapat lebih siap menghadapi tantangan global dan berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan berbasis keislaman.(AZ)

Pembelajaran Bermakna di KB-TK eLKISI

Dalam salah satu hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa, “Ummatku akan dibangkitkan di hari Kiamat kelak dalam keadaan berseri-seri bekas air wudhu, maka barangsiapa yang dapat memperbanyak ghurrah-nya, hendaklah ia lakukan”. Hadits tersebut mendidik kita untuk memperhatikan wudhu, agar kelak menjadi penolong kita di hari kiamat.

Menyadari betapa pentingnya wudhu bagi keselamatan umat manusia, kegiatan ini menjadi program wajib untuk semua santri KB-TK eLKISI. Dilaksanakan setelah apel pagi, kegiatan berwudhu diharapkan menjadi pembelajaran yang bermakna bagi anak-anak.

Pembelajaran bermakna merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan pengalaman nyata dan relevan bagi kehidupan anak. Dengan demikian, anak dapat memahami materi, mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari, dan mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam.

Manfaat dari pembelajaran ini adalah informasi yang dipelajari oleh anak secara bermakna lebih lama dapat diingat. Informasi baru yang dibangun anak akan memudahkan proses belajar berikutnya. Di samping itu, pembelajaran ini dapat membantu anak tumbuh dan berkembang secara holistik dan optimal serta membantu agar anak memiliki keterampilan sosial, emosional, dan kreatif yang kuat.

Hadits tersebut mendidik kita untuk memperhatikan wudhu, agar kelak menjadi Penolong kita di hari kiamat.

Menyadari betapa pentingnya wudhu bagi keselamatan umat manusia, maka kegiatan ini menjadi program wajib untuk semua santri KB-TK eLKISI.

Dilaksanakan setelah apel pagi, berharap kegiatan berwudhu menjadi pembelajaran yang bermakna bagi anak-anak.

Pembelajaran bermakna merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan pengalaman nyata dan relevan bagi kehidupan anak. Dengan demikian, anak dapat memahami materi, mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari, dan mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam.

Adapun manfaat dari pembelajaran ini, informasi yang dipelajari oleh anak secara bermakna lebih lama dapat diingat. Informasi baru yang dibangun anak akan memudahkan proses belajar berikutnya.

Di samping itu, pembelajaran ini dapat membantu anak tumbuh dan berkembang secara holistik dan optimal serta membantu agar anak memiliki keterampilan sosial, emosional, dan kreatif yang kuat. (tin)

Bangga! Tim Pantomim SDAI eLKISI Menyabet Emas

Mojokerto, 17 Februari 2025 – Dua santri dari Sekolah Dasar Islam (SDAI) eLKISI sukses menyabet juara 1 dalam lomba FLS2N cabang pantomim tingkat kecamatan yang dilaksanakan di SDN Tunggalpager pada 11 Februari. Prestasi ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga besar Pondok Pesantren Islamic Center eLKISI dan membuktikan bahwa santri tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga dalam seni dan kreativitas.

Dalam ajang tersebut, kedua santri tampil memukau dengan ekspresi dan gerakan yang kuat serta penuh makna. Ustaz Wafiq, selaku penanggung jawab, mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian ini. “Santri kami sudah berlatih dengan sungguh-sungguh. Kemenangan ini adalah hadiah dari Allah atas kerja keras dan semangat mereka dalam menampilkan pantomim terbaik,” ujarnya.

Ustadz Saikhu, Kepala Sekolah SDAI eLKISI, turut memberikan apresiasi dan motivasi kepada para santri. “Kami sangat bersyukur dan bangga dengan pencapaian ini. Semoga kemenangan ini menjadi inspirasi bagi santri lainnya untuk terus berkarya dan mengembangkan bakat mereka,” tuturnya.

Lebih lanjut, beliau menyampaikan bahwa SDAI eLKISI terus berkomitmen untuk membimbing santrinya agar berkembang secara akademik dan non-akademik, sehingga mampu menjadi generasi yang kreatif, berprestasi, dan beradab.(mmf)

Lapangan Sepak Bola eLKISI Siap Digunakan Turnamen Sepak Bola Usia Dini

0

Mojokerto, 17 Februari 2025 – Salah satu fasilitas di Pondok Pesantren Islamic Center eLKISI lapangan sepak bola eLKISI Edupark siap menyelenggarakan turnamen sepak bola untuk usia dini Kelompok Umur 11 Tahun (U-11).

Sebuah lapangan yang terletak di sebelah timur Ponpes eLKISI ini siap digunakan untuk turnamen bergengsi yang akan dilaksanakan pada 22 sampai 23 Februari 2025 mendatang.

Kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan gagasan Ponpes eLKISI yang akan mendirikan Pesantren Bola kepada masyarakat umum.

Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menggali potensi bakat muda di dunia sepak bola serta memberikan wadah bagi anak-anak usia 9 hingga 11 tahun untuk berkompetisi dan mengasah kemampuan mereka. Pihak penyelenggara berharap turnamen ini dapat menciptakan atmosfer yang positif dan menyenangkan bagi semua peserta, serta menarik perhatian masyarakat untuk lebih mendalami dunia sepak bola.

Seorang Pekerja Sedang Memotong Rumput Lapangan Sepak Bola eLKISI Edupark

“Kami ingin memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk belajar lebih banyak tentang sepak bola, bukan hanya dalam hal keterampilan, tetapi juga dalam hal nilai-nilai disiplin, kerja keras, saling menghormati, dan juga pentingnya adab (tata krama) dalam sepak bola,” ujar Fredy, ketua penyelenggara.

Dengan fasilitas lapangan yang memadai dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan turnamen sepak bola usia dini eLKISI ini bisa menjadi ajang yang terus berkembang di masa depan, dan memberi dampak positif bagi perkembangan sepak bola di tanah air. [jo]

Menjaga Keistiqomahan dalam Amal Kebaikan

Oleh: Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I
– Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto –

{ إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَٰمُواْ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ }
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka tetap istiqamah,tidak ada rasa khawatir pada mereka, tidak (pula) bersedih hati.[Surat Al-Ahqaf: 13]

Istiqomah dalam amal kebaikan merupakan kunci utama dalam meraih keberkahan hidup dan ridha Allah. Dalam Islam, istiqomah berarti teguh dan konsisten dalam menjalankan perintah Allah serta menjauhi larangan-Nya.

Istiqomah akan mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupan.

Menjaga keistiqomahan dalam berbuat kebaikan bukanlah hal yang mudah. Berbagai tantangan akan muncul; godaan duniawi, rasa malas, dan pengaruh lingkungan yang kurang mendukung. Karenanya, perlu tekad yang kuat serta dukungan dari lingkungan yang positif. Untuk menjaga keistiqomahan diperlukan niat yang tulus, memahami tujuan amal kebaikan, dan mengingat pahala yang telah Allah janjikan.

Selain itu, membangun kebiasaan baik secara bertahap akan membantu dalam menjaga konsistensi amal kebaikan. Dimulai dari hal-hal kecil seperti membaca Al-Qur’an setiap hari, shalat tepat waktu, dan bersedekah dapat membentuk karakter yang istiqomah. Rasulullah ﷺ bersabda, “Amal yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara terus-menerus meskipun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hal ini menegaskan bahwa yang terpenting bukanlah kuantitas, melainkan kesinambungan dalam beramal.

Dukungan dari keluarga dan teman-teman yang baik juga sangat berperan dalam menjaga keistiqomahan. Berada di lingkungan yang penuh dengan orang-orang yang selalu mengingatkan kepada kebaikan akan semakin memotivasi kita untuk tetap istiqomah. Selain itu, senantiasa berdoa kepada Allah agar diberikan keteguhan hati dan kemudahan dalam menjalankan amal kebaikan adalah langkah penting dalam proses ini.

Dengan menjaga istiqomah dalam amal kebaikan, seseorang akan mendapatkan kehidupan yang lebih tenang dan penuh berkah. Keistiqomahan bukan hanya memberikan manfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bagi lingkungan sekitar. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa berusaha untuk tetap berada di jalan kebaikan dengan penuh keikhlasan dan keteguhan hati. Semoga Allah senantiasa membimbing kita dalam menjalankan amal kebaikan secara istiqomah hingga akhir hayat. Aamiin.