Home Blog Page 5

KALAU BERDO’A YANG SERIUS!

Oleh : Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I
Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيَعْزِمْ الْمَسْأَلَةَ وَلَا يَقُولَنَّ اللَّهُمَّ إِنْ شِئْتَ فَأَعْطِنِي فَإِنَّهُ لَا مُسْتَكْرِهَ لَهُ (صحيح البخاري : ٥٨٦٣)

Dari [Anas] radliallahu ‘anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila salah seorang tengah berdo’a, hendaknya ia bersungguh-sungguh dalam berdo’a, dan janganlah mengatakan; ‘Ya Allah, jika Engkau kehendaki berilah aku…’ sebab Allah sama sekali tidak ada yang bisa memaksa.” (Shahih Bukhari : 5863)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي إِنْ شِئْتَ لِيَعْزِمْ الْمَسْأَلَةَ فَإِنَّهُ لَا مُكْرِهَ لَهُ (صحيح البخاري : ٥٨٦٤)

Dari [Abu Hurairah] radliallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah salah seorang dari kalian mengatakan; ‘Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau kehendaki, dan rahmatilah aku jika Engkau berkehendak.’ Akan tetapi hendaknya ia bersungguh-sungguh dalam meminta, karena Allah sama sekali tidak ada yang memaksa.” (Shahih Bukhari : 5864)

Penjelasan:

Kedua hadits di atas diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab ad-da’awaat (kitab tentang do’a-do’a). Keduanya menekankan akan pentingnya bersungguh-sungguh dalam berdoa dan tidak menggantungkan permohonan dengan ungkapan seperti “jika Engkau kehendaki“. Hal ini menunjukkan keyakinan penuh akan kekuasaan Allah yang tidak terpaksa oleh apapun.

Dalam kitab Fathul Bari, Ibnu Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa penggunaan kata “إن شئت” (jika Engkau kehendaki) dalam doa menunjukkan ketidakseriusan dan kurangnya keyakinan akan dikabulkannya doa tersebut. Beliau menekankan bahwa seorang hamba harus memiliki keyakinan penuh bahwa Allah Maha Kuasa dan tidak ada yang memaksa-Nya dalam memberikan karunia-Nya.

Para ulama lain juga menekankan pentingnya adab dalam berdoa, termasuk bersungguh-sungguh dan yakin akan dikabulkannya doa. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai dan lalai.” Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (No. 3479) dan dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah (No. 594).

Keyakinan dan kesungguhan dalam berdoa adalah kunci agar doa dikabulkan. Selain kesungguhan diperlukan keyakinan penuh dan kesungguhan dalam berdoa, serta menjauhi ungkapan yang menunjukkan keraguan atau ketidakseriusan dalam permohonan kita kepada Allah. Wallahu a’lam

Umroh eLKISI Gelar Manasik Untuk Keberangkatan Bulan Syawal

0

Mojokerto, 9 Maret 2025 – Bertempat di perpustakaan eLKISI, empat belas jama’ah umroh eLKISI mendapatkan materi manasik umroh pertama. Acara manasik ini dikemas menjadi satu dengan acara buka bersama.

Program umroh dua belas hari ini insya Allah akan dibimbing langsung oleh KH. Fathur Rohman. Setelah para jama’ah mendapatkan materi perjalanan, pada sesi dua mereka mendapatkan materi tentang umrah.

Antusiasme Jamaah Mengikuti Manasik Umroh

Diawali dengan menyitir salah satu ayat Allah,”Sempurnakan haji dan umrah karena Allah” (QS. Al Baqarah (2):196), kyai Fathur mengingatkan bahwa umrah adalah beribadah kepada Allah bukan rekreasi. Karenanya para calon tamu Allah (dhuyufurrahman) harus meluruskan niat dan membekali diri dengan ilmu.

“Umrah adalah ibadah yang tata cara pelaksanaannya sudah diatur oleh Allah dan Rasul-Nya, maka para calon jama’ah harus menguasai ilmu tentangnya sebelum menjalankan umrah,” demikian kata yai Fathur.

Semangat Ibu-ibu Belajar Membaca Alquran bersama Santri eLKISI di Klaten Jawa Tengah

0

Klaten, 9 Maret 2025 – Tiada batas usia bagi siapapun yang mau belajar. Meski sudah memasuki usia senja tak mengurangi semangat ibu-ibu di Klaten ini untuk belajar membaca Al Quran.

Mereka pun tidak malu meskipun harus belajar kepada Santri eLKISI yang usianya jauh dibawah mereka.

Santri eLKISI yang bertugas Praktik Dakwah Ramadhan (PDR) di Klaten Jawa Tengah, Salsabila Naura, Zienta dan Mutia Alya terlihat semangat menyimak bacaan Al Quran ibu-ibu di masjid tempat mereka tugas.

Salsabila Naura terlihat antusias menyimak bacaan alquran ibu-ibu di masjid tempat mereka tugas PDR

“Meskipun di usia yang tidak muda lagi, mereka terlihat semangat belajar membaca Alquran. Kami sangat mengapresiasinya,” Ujar Salsabila Naura yang duduk dibangku kelas 10 Sains SMA eLKISI.

Salah seorang yang mengikuti kegiatan ini, Ibu Sumaiyah mengungkapkan rasa terima kasih kepada santri Ponpes eLKISI yang telah mengajar Baca Alquran dengan baik dan benar.

Suasana ibu-ibu di Masjid Klaten Jawa Tengah belajar Baca Alquran bersama Santri eLKISI

“Kami berterima kasih kepada Pondok Pesantren eLKISI Mojokerto yang mengirimkan santrinya untuk tugas Praktik Dakwah Ramadhan di masjid kami. Kami bisa belajar kepada mereka teruma dalam hal membaca Alquran,” ungkap Ibu Sumaiyah dengan haru.

Kegiatan ini tidak hanya meberikan manfaat dalam aspek keagamaan, tetapi juga menjadi wadah untuk mempererat tali silaturahmi antar generasi dan juga menjalin hubungan yang baik antara Pondok Pesantren eLKISI dengan jamaah di berbagai daerah khususnya di Klaten Jawa Tengah ini. [jo]

Inspiratif, Santri eLKISI Berbagi Takjil dari Uang Saku Pribadi Kepada Masyarakat di Waru Sidoarjo

0

Sidoarjo, 9 Maret 2025 – Santri Pondok Pesantren Islamic Center eLKISI yang bertugas Praktik Dakwah Ramadhan (PDR) di Waru Sidoarjo terlihat antusias dan semangat di tempat tugas mereka.

Selain mereka mengajar anak-anak PAUD di pagi hari, mereka juga berinisiatif untuk berbagi takjil kepada masyarakat sekitar. Makanan dan minuman yang dibagikan untuk takjil hasil dari uang saku yang mereka kumpulkan.

Semangat Santri eLKISI Mengajar Anak-anak PAUD

Khaylila Santri Kelas 11 Internasional Azhari eLKISI mengajak dua temannya Naila dan Nufuz untuk menghimpun uang saku untuk dibelikan makanan dan minuman ringan yang dibungkusi buat takjil.

 “Alhamdulillah, meskipun tidak banyak, setidaknya ini sedikit memberi manfaat kepada mereka yang sedang berpuasa”, ujar Khaylila dengan semangat.

Semangat Santri eLKISI yang sedang berbagi takjil kepada pengendara yang lewat di Waru Sidoarjo

Wali asuh tempat mereka bertugas, Ibu Ida menyampaikan apresiasinya kepada anak-anak santri eLKISI yang berinisiatif bagi-bagi takjil melalui uang pribadi mereka.

“Luar biasa anak-anak ini, mereka punya inisiatif untuk berbagi takjil kepada masyarakat. Ini merupakan salah satu bentuk kepedulian anak-anak kepada masyarakat yang sedang menjalankan ibadah puasa” Ungkap Ibu Ida.

Praktik Dakwah Ramadhan (PDR) ini merupakan bagian dari program unggulan Pondok Pesantren eLKISI Mojokerto di setiap bulan ramadhan yang bertujuan untuk memperluas penyebaran dakwah islam melalui keterlibatan aktif santri dalam berbagai misi sosial dan keagamaan. [jo]

Pembukaan Munaqosyah Tahfidh Al Qur’an dan Al Hadits 2025: Ujian Akhir yang Menentukan Kelulusan Santri

0

Mojokerto, Sabtu 08 Februari 2025 – Pembukaan Munaqosyah Tahfidh Al Qur’an dan Al Hadits 2025 dilaksanakan di Masjid Agung Ponpes eLKISI Mojokerto. Acara ini merupakan ujian akhir bagi santri kelas 12 SMA eLKISI dan kelas 9 SMP eLKISI.

Munaqosyah dilaksanakan dengan penuh keseriusan, karena juga termasuk dari ujian akhir bagi kelas 12 dan kelas 9. Ujian ini diawasi oleh tiga penguji berpengalaman: Dr. Arfan Muammar, M. Pd, (Kepala Prodi PAI Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surabaya), Dr. KH. Zainuddin M.Z, Lc, M. A, (Pakar Hadits Lulusan Madinah), dan Syaikh Farid Musthofa Ahmad Kamil, Lc, (Muhaffiz Al Qur’an yang berpengalaman). Munaqosyah ini juga dihadiri oleh seluruh wali santri peserta.

Sambutan oleh Dr. KH. Fathur Rohman, M. Pd. I, Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto

Dr. KH. Fathur Rohman, M. Pd. I, (Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto) menjelaskan bahwa Munaqosyah adalah kegiatan rutin tahunan bagi kelas 9 dan 12 untuk menentukan kelulusan santri. Namun, yang lebih utama adalah penilaian adab yang harus dijaga sepanjang hidup. Hasil ujian mencerminkan pembelajaran selama 3 atau 6 tahun di pondok dan menjadi bekal untuk berkontribusi di masyarakat.

Naila Amira (Kelas 12) menuturkan, “Saya bersyukur, alhamdulillah. Saya tidak menyangka bisa masuk menjadi salah satu peserta Munaqosyah Akbar, karena saya merasa hafalan saya tidak sebagus teman-teman yang lain. Maka dari itu setiap malam saya terus meminta bimbingan para ustadzah supaya saya siap dalam segala hal.”

Naila amira nurraha (Kelas 12) saat menjabaw pertanyaan dari penguji.

Acara ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi para santri untuk terus meningkatkan hafalan dan adab mereka, serta menjadi bekal yang berharga dalam kehidupan mereka di masa depan.

Jajaran penguji. Dari kiri: Dr. Arfan Muammar, Dr. KH. Zainuddin M.Z dan Syaikh Farid Musthofa Al Misri

Dari Blitar Hingga Pontianak Kalbar, Santri eLKISI Aktif Mengisi Kajian Menjelang Buka Puasa

0

Mojokerto, 8 Maret 2025 – Santri Pondok Pesantren eLKISI, Ananda Zidan dan Nabil Zakaria terlihat antusias dan semangat di tempat mereka tugas Praktik Dakwah Ramadhan (PDR).

Ananda Zidan kelas 11 Reguler SMA eLKISI yang bertugas praktik dakwah di Pontianak Kalimantan Barat ini terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan. Salah satunya dengan mengisi kajian menjelang buka puasa.

Suasana kajian yang penuh kekhidmatan membuat para hadirin mendengarkan dengan seksama materi yang disampaikan oleh Santri salah satu Pesantren terbaik di Jawa Timur ini.

“Alhamdulillah, saya masih harus banyak belajar di tempat tugas ini. Tak lupa juga saya juga untuk menyampaikan ilmu yang saya dapat di Pondok eLKISI. Saya merasa bangga bisa mengisi kajian di Masjid ini,” ujar Zidan setelah mengisi kajian.

Tak hanya Zidan, Nabil Zakaria juga terlihat aktif di tempat tugasnya di Wates Kabupaten Blitar. Nabil yang juga kelas 11 SMA eLKISI ini juga diberi kepercayaan oleh jamaah untuk mengisi kajian menjelang buka puasa.

Antusiasme Jamaah di Wates Blitar menyimak kajian menjelang buka yang disampaikan oleh Nabil Zakaria

Sekadar untuk diketahui, bahwa Praktik Dakwah Ramadhan (PDR) ini merupakan bagian dari program unggulan Pondok Pesantren eLKISI Mojokerto yang bertujuan untuk memperluas penyebaran dakwah islam melalui keterlibatan aktif santri dalam berbagai misi sosial dan keagamaan.

Tak hanya itu program PDR ini juga melatih mental santri untuk langsung terjun ke masyarakat dengan berbagai macam latar belakang. Dan juga untuk mengamalkan ilmunya yang telah didapat pesantren sebagai bekal dan pengalaman di masa yang akan datang. [jo]

Santri Kader Ulama Ponpes eLKISI Mendalami Tafaqquh Fiddin dan Ikuti Daurah di UIM Madinah & Masjid Nabawi

0

Mojokerto, 6 Maret 2025 – Pondok Pesantren Islamic Center (PPIC) eLKISI terus berkomitmen mencetak generasi ulama berkualitas melalui program Kader Ulama. Program ini membekali santri dengan pemahaman mendalam tentang ulumuddin (tafaqquh fiddin), yaitu penguasaan ilmu agama berdasarkan manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Santri kelas 11 Kader Ulama memiliki kesempatan istimewa mengikuti daurah selama satu bulan di Universitas Islam Madinah (UIM) dan Masjid Nabawi. Program ini dirancang untuk memperdalam ilmu agama langsung dari ulama dan akademisi ternama di tanah suci. Bahkan, durasi daurah ini direncanakan diperpanjang menjadi tiga bulan di masa mendatang agar santri mendapatkan pengalaman belajar yang lebih intensif.

Dalam program ini, santri mendalami bahasa Arab secara intensif, baik fusha (bahasa Arab resmi) maupun ‘ammiyah (bahasa Arab percakapan sehari-hari). Penguasaan bahasa ini menjadi kunci utama dalam memahami kitab-kitab klasik para ulama dan berdiskusi langsung dengan para masyaikh.

Santri juga mengkaji kitab-kitab klasik yang menjadi rujukan utama dalam keilmuan Islam, seperti Al-Ājurrūmiyyah (nahwu dasar), Imrithi (nahwu tingkat lanjut), Kitab Shorof (ilmu tashrif), Balaghah (ilmu keindahan bahasa), Fathul Qarib (fiqih dasar) dan berbagai kitab turats lainnya yang menjadi fondasi ilmu Islam.

Pondok Pesantren Islamic Center eLKISI mengajak orang tua untuk mendaftarkan putra-putrinya dalam program Kader Ulama. Ini adalah kesempatan emas bagi generasi muda untuk mendalami ilmu agama dengan bimbingan asatidzah yang kompeten serta mendapatkan pengalaman belajar langsung di pusat keilmuan Islam dunia, termasuk di Masjid Nabawi yang penuh berkah.

Bersama Pondok Pesantren Islamic Center eLKISI, wujudkan impian menjadi ulama masa depan yang faqih, fasih, dan berakhlak karimah! (HD)

Semangat Lansia Belajar Baca Al Quran bersama Santri eLKISI di Tuban

0

Tuban, 6 Maret 2025 – Praktik Dakwah Ramadhan (PDR) merupakan bagian dari program unggulan Pondok Pesantren eLKISI Mojokerto yang bertujuan untuk memperluas penyebaran dakwah islam melalui keterlibatan aktif santri dalam berbagai misi sosial dan keagamaan.

Seperti yang dilakukan oleh santri eLKISI, Ananda Miqdad kelas 10 Sains SMA eLKISI yang bertugas praktik dakwah di Semanding Tuban Jawa Timur ini. Mereka terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan di tempat tugasnya. Salah satunya dengan mengajar ibu-ibu lansia untuk belajar membaca Al Qur’an.

Kegiatan ini dilaksanakan di salah satu masjid setempat, dengan tujuan memberikan kesempatan kepada para lansia untuk belajar membaca Al-Qur’an meskipun di usia yang tidak lagi muda.

Antusiasme Ibu-ibu Lansia Belajar Membaca Al Quran

Banyak di antara mereka yang sebelumnya belum bisa membaca Al-Qur’an, namun dengan semangat tinggi mereka berusaha mengikuti pelajaran yang diberikan oleh para santri eLKISI.

Salah seorang peserta, Ibu Wati (70), mengungkapkan kebahagiaannya karena kini bisa mulai membaca Al-Qur’an meski di usia lanjut.

“Dulu saya merasa malu untuk belajar, tapi dengan bantuan santri Ponpes eLKISI ini, saya jadi lebih percaya diri. Al-Qur’an adalah pedoman hidup, dan saya ingin bisa membacanya dengan lancar,” tuturnya dengan senyuman.

Program ini tidak hanya memberikan manfaat dalam aspek pendidikan agama, tetapi juga menjadi wadah untuk mempererat hubungan antar generasi. Para santri eLKISI merasa bangga bisa berbagi ilmu dengan para ibu-ibu lansia dan melihat semangat mereka dalam belajar. [jo]

Menjaga Persaudaraan dan Menghindari Perbuatan Negatif Dalam Islam

Oleh : Indana Zulfa
Bag. Pelayanan Ponpes eLKISI

Penyakit yang berbahaya bagi umat Islam, telah disebutkan dalam hadits Musnad Ahmad (10283)

حَدَّثَنَا رَوْحٌ حَدَّثَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنِ الْأَعْرَجِ عَنِ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَنَافَسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا

Telah menceritakan kepada kami Rauh, dia berkata, telah menceritakan kepada kami Malik dari Abu Az Zinad dari Al A’raj dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Jauhilah oleh kalian berprasangka buruk, karena sesungguhnya berprasangka buruk adalah seburuk-buruk pembicaraan, jangan saling menaikkan harga untuk menipu pembeli, jangan saling mencari-cari aib, jangan saling bersaing, jangan saling dengki, jangan saling benci dan jangan saling membelakangi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara.”

Hadits ini mengandung beberapa pesan moral yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungan antar sesama umat Islam maupun dalam kehidupan sosial secara umum. Berikut penjelasan poin-poin dari hadits tersebut:

  1. Jauhilah berprasangka buruk: Rasulullah ﷺ mengingatkan umat Islam untuk tidak mudah berprasangka buruk terhadap sesama. Berprasangka buruk dapat menimbulkan konflik dan kebencian tanpa alasan yang jelas, serta bisa merusak hubungan antar individu. Sebaiknya kita selalu berusaha untuk melihat sisi baik orang lain.
  2. Berprasangka buruk adalah seburuk-buruk pembicaraan: Hal ini menunjukkan bahwa berprasangka buruk bisa lebih merusak daripada perkataan atau gosip yang buruk. Berprasangka buruk bisa menumbuhkan kebencian dan permusuhan tanpa alasan yang jelas, dan ini lebih berbahaya daripada hanya sekedar berbicara buruk.
  3. Jangan saling menaikkan harga untuk menipu pembeli: Ini adalah larangan terhadap praktik menipu dalam perdagangan. Menaikkan harga secara tidak wajar untuk menipu pembeli termasuk dalam perbuatan yang dilarang dalam Islam. Seharusnya, dalam transaksi jual beli, kita selalu berbuat jujur dan adil.
  4. Jangan saling mencari-cari aib: Rasulullah ﷺ mengingatkan agar kita tidak saling mencari kesalahan atau aib orang lain. Ini bisa menyebabkan seseorang merasa terhina dan merusak hubungan. Sebaiknya kita fokus pada memperbaiki diri sendiri dan memberikan nasihat yang baik kepada sesama, bukan mencari kekurangan orang lain.
  5. Jangan saling bersaing: Di sini, yang dimaksudkan adalah persaingan yang tidak sehat, yaitu persaingan yang bisa menimbulkan kebencian atau permusuhan. Sebaliknya, kita diajarkan untuk saling membantu dan mendukung dalam kebaikan, bukan berkompetisi untuk merugikan orang lain.
  6. Jangan saling dengki: Dengki atau iri hati dapat merusak hubungan antar sesama. Rasulullah ﷺ mengingatkan kita agar tidak merasa cemburu dengan keberhasilan orang lain. Sebaliknya, kita seharusnya merasa bahagia untuk kesuksesan orang lain dan berusaha untuk saling mendoakan kebaikan.
  7. Jangan saling benci dan membelakangi: Kebencian yang tidak berdasarkan alasan yang jelas bisa menyebabkan keretakan dalam hubungan. Rasulullah ﷺ mengajarkan agar kita selalu berusaha untuk menjaga persaudaraan dan menghindari perasaan benci yang tidak berdasar. Membelakangi berarti memutuskan hubungan tanpa alasan yang jelas, yang bisa merusak keharmonisan dalam masyarakat.
  8. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara: Ini adalah ajakan untuk selalu menjaga tali persaudaraan sesama umat Islam. Kita semua adalah hamba-hamba Allah yang sama, dan seharusnya saling mendukung, menolong, dan menjaga hubungan baik satu sama lain.

Secara keseluruhan, hadits ini mengajarkan kita untuk menjaga sikap baik terhadap sesama, berbuat adil, jujur, dan saling menghargai, serta menjauhkan diri dari sifat-sifat negatif seperti iri, dengki, dan kebencian yang dapat merusak hubungan sosial.

Sebagaimana Akhlak Islam yg telah ditanamkan:

{ وَلَا تَسۡتَوِی ٱلۡحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّیِّئَةُۚ ٱدۡفَعۡ بِٱلَّتِی هِیَ أَحۡسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِی بَیۡنَكَ وَبَیۡنَهُۥ عَدَ ٰ⁠وَةࣱ كَأَنَّهُۥ وَلِیٌّ حَمِیمࣱ }

Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti teman yang setia. (QS. Fushilat : 34)

Surat Fushilat ayat 34 mengajarkan kita untuk membalas keburukan dengan kebaikan. Allah SWT menyatakan bahwa kebaikan dan kejahatan tidak dapat disamakan, dan kita dianjurkan untuk menanggapi keburukan dengan cara yang lebih baik. Dengan sikap sabar dan penuh kasih sayang, kita dapat meredakan permusuhan dan bahkan mengubah musuh menjadi teman yang setia. Ayat ini menekankan pentingnya mengutamakan akhlak yang baik dalam menghadapi konflik dan menciptakan perdamaian.

Keutamaan Menjaga Iman dan Bahaya Menghalangi Jalan Allah

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَكَفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِندَ اللَّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا وَمَن يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَـٰلِدُونَ

Terjemahan: “Dan mereka bertanya kepadamu tentang bulan Haram, berperang padanya. Katakanlah: ‘Perang pada bulan itu adalah dosa besar, tetapi menghalangi jalan Allah, kafir kepada-Nya, dan menghalangi orang-orang dari Masjidil Haram serta mengusir penduduknya darinya, adalah lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Fitnah itu lebih besar (dosanya) daripada pembunuhan.’ Mereka tidak akan berhenti memerangi kalian sampai mereka dapat memalingkan kalian dari agama kalian, jika mereka mampu. Dan barang siapa yang murtad dari agamanya, kemudian ia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Baqarah : 217)

Penjelasan:
Ayat ini turun dalam konteks mempertanyakan hukum berperang dalam bulan haram. Dalam Islam, bulan-bulan haram adalah bulan yang disucikan, di mana perang biasanya dilarang. Namun, orang-orang musyrik pada masa itu menganggap bahwa perang pada bulan haram hanya dilarang dalam kondisi tertentu, dan mereka bertanya kepada Nabi Muhammad ﷺ mengenai hal tersebut.

Allah SWT menjelaskan bahwa meskipun berperang di bulan haram itu adalah dosa besar, tindakan yang lebih besar adalah menghalangi orang dari jalan Allah, kafir kepada-Nya, menghalangi ibadah di Masjidil Haram, dan mengusir penduduknya dari sana. Ini menunjukkan bahwa fitnah (perbuatan yang menghalangi orang dari agama Allah) lebih besar dosanya daripada pembunuhan.

Selain itu, ayat ini juga memperingatkan bahwa musuh akan terus berusaha memerangi umat Islam dan mencoba menggoyahkan keimanan mereka, bahkan hingga mereka murtad dari agama Islam, jika mereka mampu. Mereka yang murtad dan mati dalam keadaan kafir akan kehilangan amalannya di dunia dan akhirat dan akan menjadi penghuni neraka.

Secara keseluruhan, ayat ini menekankan pentingnya menjaga iman dan kesetiaan terhadap agama Islam serta menunjukkan bahwa dosa besar bukan hanya berperang, tetapi juga tindakan-tindakan yang menghalangi orang dari beribadah dan mengikuti jalan Allah.

Merubah Tatanan Masyarakat dengan Al-Qur’an

Tatanan masyarakat dapat berubah melalui penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an, yang mencakup prinsip-prinsip keadilan, persaudaraan, kesetaraan, serta larangan terhadap perbuatan buruk seperti korupsi, penindasan, dan kekerasan. Al-Qur’an memberikan pedoman hidup yang dapat membentuk karakter individu serta menciptakan masyarakat yang adil dan harmonis. Dengan mengamalkan ajaran-ajaran Al-Qur’an, kita dapat memperbaiki tatanan sosial, menciptakan kesejahteraan bersama, dan menjaga hubungan yang baik antara sesama umat manusia.

Ciri Orang yang Bertakwa

Dalam Surat Adh-Dhariyat ayat 17-18, Allah SWT menyebutkan sifat orang yang bertakwa sebagai berikut:
Teks Ayat: 17. “Mereka sedikit sekali tidur di malam hari.” 18. “Dan pada akhir-akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah.”

Penjelasan: Pada ayat ini, Allah SWT menggambarkan ciri orang-orang yang bertakwa, salah satunya adalah sedikit tidur di malam hari. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk tidur berlebihan, tetapi memanfaatkan malam untuk beribadah kepada Allah, seperti shalat malam (qiyamul lail) dan berdoa.

  1. Ibadah Malam: Orang yang bertakwa memanfaatkan waktu malam untuk mendekatkan diri kepada Allah. Mereka tidak hanya tidur, tetapi lebih banyak menghabiskan waktu untuk ibadah, merenung, dan memohon ampunan kepada Allah.
  2. Kesungguhan dalam Beribadah: Dengan tidur yang sedikit, mereka menunjukkan kesungguhan dan komitmen dalam meningkatkan kualitas ibadah mereka. Ini menunjukkan keutamaan ibadah malam, yang memiliki nilai tinggi di hadapan Allah.
  3. Memohon Ampunan: Selain beribadah, mereka juga memohon ampunan Allah pada akhir malam. Ini menggambarkan bahwa orang yang bertakwa selalu menyadari kelemahan dan kekurangan diri, serta senantiasa berusaha untuk memperbaiki diri melalui doa dan taubat.

Secara keseluruhan, ciri orang yang bertakwa menurut ayat ini adalah menggunakan malam untuk beribadah, sedikit tidur, serta memohon ampunan kepada Allah. Hal ini menunjukkan kedalaman ketakwaan mereka dalam menjalani kehidupan, dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah di setiap kesempatan.

Membangun peradaban yang baik

Dimulai dengan proses tazkiyatun nafs atau penyucian jiwa, yang melibatkan usaha untuk membersihkan hati dan pikiran dari sifat-sifat buruk. Individu yang menjalani proses ini akan lebih mampu mengendalikan nafsu dan hawa perasaan negatif seperti iri, sombong, dan dendam. Dengan hati yang bersih, seseorang akan lebih mudah berperilaku baik terhadap sesama, menciptakan lingkungan yang penuh kedamaian dan keadilan, yang merupakan dasar penting dalam peradaban yang maju.

Selain itu, konsep dzikir yang kuat memainkan peran penting dalam membangun ketakwaan individu. Dzikir bukan hanya sekedar lisan, tetapi juga melibatkan kesadaran hati yang terus-menerus mengingat Allah dalam setiap tindakan dan keputusan. Dengan berdzikir, seseorang akan merasa lebih dekat dengan Allah, memperkuat hubungan spiritual, dan selalu mengingat tujuan hidup yang mulia. Dzikir ini memberi ketenangan hati dan bimbingan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sekaligus menjauhkan dari godaan dan perbuatan yang merusak peradaban.

Terakhir, sholat yang berkualitas adalah tiang utama dalam membangun peradaban yang sejahtera. Sholat yang dilakukan dengan khusyuk dan penuh kesadaran akan membentuk pribadi yang disiplin, sabar, dan bertanggung jawab. Selain itu, sholat berjamaah mengajarkan nilai persaudaraan dan kesetaraan, yang menjadi landasan bagi masyarakat yang harmonis. Dengan meningkatkan kualitas sholat, baik secara individu maupun berjamaah, umat Islam dapat menciptakan lingkungan yang saling mendukung, adil, dan penuh kasih sayang, yang sangat dibutuhkan dalam membangun peradaban yang lebih baik.

* Catatan Briefing Pagi bersama Kiai Fathur Rohman – Renungan Ramadhan Hari ke-6 *

Menjaga Keistiqomahan Dalam Kebaikan

Oleh : Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I
Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ [٤١:٣٠]

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fushshilat (41):30)

Problem mendasar yang dialami oleh seseorang atau suatu kumpulan adalah ketidak istiqomahan di dalam menjaga amal-amal yang baik. Istiqomah adalah salah satu sifat yang harus dimiliki oleh setiap muslim dalam menjalani kehidupan. Istiqomah berarti teguh pendirian dalam berbuat kebaikan serta terus berada di jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Berbuat baik secara konsisten bukan hanya menjadi kebiasaan, tetapi juga bagian dari perintah Allah SWT.

Makna Istiqomah dalam Kebaikan

Istiqomah dalam kebaikan berarti melakukan kebaikan secara terus-menerus, meskipun dalam keadaan sulit atau penuh godaan, atau dalam keadaan ringan atau berat.

انفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ [٩:٤١]

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.(QS. At Taubah (9):41)

Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa amal yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara terus-menerus meskipun sedikit:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata: Rasulullah shollallohu’alaihi wasallam bersabda, ‘Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang dilakukan dengan terus-menerus meskipun sedikit.’ (HR. Bukhari & Muslim)

Dalil tentang Keistiqomahan

Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk beristiqomah dalam menjalankan agama dan berbuat baik.

إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَـٰمُوا۟ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian mereka istiqomah, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (QS. Al-Ahqaf (46): 13)

Di surat Hud ayat 11, Allah berfirman:

فَٱسْتَقِمْ كَمَآ أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا۟ ۚ إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Maka istiqomahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah bertaubat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Hud (11): 112)

Menjaga Keistiqomahan dalam Kebaikan

1. Niat yang ikhlas – Semua amal harus dilakukan hanya karena Allah SWT, bukan untuk pujian manusia.

2. Memperbanyak ibadah dan doa – Berdoa agar selalu diberikan keteguhan hati dalam beribadah dan berbuat baik. Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam adalah:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi)

3. Bergaul dengan orang-orang saleh – Lingkungan yang baik akan membantu kita tetap istiqomah.

عَنْ أَبِي مُوسَى، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: “إِنَّمَا مَثَلُ الجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالجَلِيسِ السُّوءِ، كَحَامِلِ المِسْكِ وَنَافِخِ الكِيرِ، فَحَامِلُ المِسْكِ، إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الكِيرِ، إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً

Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:“Sesungguhnya perumpamaan teman yang shalih dan teman yang buruk itu seperti pembawa minyak wangi dan pandai besi. Pembawa minyak wangi, bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau kamu bisa membeli darinya, atau setidaknya kamu mendapatkan bau yang harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi ia akan membakar pakaianmu, atau kamu akan mencium bau yang tidak sedap darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits di atas menjelaskan akan pentingnya memilih teman yang baik, karena teman yang shalih akan memberikan pengaruh positif, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan dampak negatif dari teman yang buruk adalah mereka dapat menyeret kita ke dalam keburukan tanpa kita sadari. Demikian juga, lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap kepribadian seseorang, sehingga kita harus berhati-hati dalam memilih pergaulan.

4. Menghindari maksiat dan godaan dunia – Mengontrol hawa nafsu dan menjauhi segala sesuatu yang bisa melemahkan iman.

5. Berusaha meskipun sedikit – Seperti dalam hadits sebelumnya, lebih baik melakukan kebaikan secara kecil tapi rutin daripada banyak tapi terputus.

Menjaga keistiqomahan dalam berbuat baik adalah kunci kesuksesan dunia dan akhirat. Dengan berpegang teguh pada ajaran Islam, beramal dengan niat yang ikhlas, dan tetap konsisten dalam kebaikan, seorang Muslim akan mendapatkan ketenangan serta keberkahan hidup. Allah telah menjanjikan kebahagiaan bagi mereka yang istiqomah, tanpa rasa takut dan sedih di dunia maupun akhirat.

Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk tetap istiqomah dalam kebaikan. Aamiin.

Semangat Anak-anak TPQ Saat Diajar Ngaji oleh Santri PDR Ponpes eLKISI

0

Gresik, 4 Maret 2025 – Kegiatan mengaji di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Al Ihsan yang terletak di Desa Lebanisuko Kecamatan Wringinanom Gresik, kembali ramai dengan semangat belajar yang luar biasa.

Adik-adik TPQ datang ke masjid dengan penuh semangat. Kini mereka merasakan pengalaman baru dalam belajar Al-Qur’an.

Mereka mendapatkan kesempatan langka untuk diajar langsung oleh para santriwati dari Pondok Pesantren eLKISI yang sedang melaksanakan tugas PDR (Praktik Dakwah Ramadhan).

Kegiatan ini merupakan bagian dari program unggulan Pondok Pesantren eLKISI yang bertujuan untuk memperluas penyebaran dakwah islam melalui keterlibatan aktif santri dalam berbagai misi sosial dan keagamaan.

Antusiasme anak-anak TPQ belajar ngaji

Para santri yang telah menjalani pendidikan di Ponpes eLKISI, mengajarkan cara mengaji kepada anak-anak yang tidak hanya mengutamakan hafalan, tetapi juga ejaan dan bacaan yang baik dan benar.

Menurut Ustadzah Amilatus Solikhah, salah satu pengajar TPQ, “Kami sangat senang dengan kedatangan santri Ponpes eLKISI. Mereka membawa suasana baru yang lebih hidup dan menyenangkan bagi anak-anak. Selain mengajar, mereka juga memberikan motivasi tentang pentingnya mencintai ilmu dan agama.”

Semangat belajar yang ditunjukkan oleh para adik-adik TPQ begitu menular. Mereka terlihat antusias mengikuti setiap materi yang diajarkan.

Kegiatan Belajar Ngaji yang interaktif

Salah seorang santri Ponpes eLKISI, Rahmah, yang terlibat dalam kegiatan tersebut mengatakan, “Kami merasa bangga bisa menjadi bagian dari kegiatan ini. Melihat adik-adik TPQ yang semangat belajar membuat kami semakin termotivasi untuk terus belajar dan mengajarkan yang terbaik.”

Kegiatan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan semangat belajar Al-Qur’an di kalangan anak-anak, tetapi juga mempererat hubungan antara pesantren dengan masyarakat. [jo]

Baitul Maal eLKISI (BMe) Salurkan 10 Kg Kurma, Jamaah Mushalla Baitullah Buduran Sangat Bersyukur

0

Sidoarjo, 4 Februari 2025 – Mushalla Baitullah Buduran mendapat manfaat dari program ifthar Baitul Mal eLKISI (BMe). Sebanyak 10 kg kurma diserahkan oleh Ustadz Hairul Warizin kepada takmir mushalla, yang diterima oleh Bapak Yoni.

Dalam penerimaannya, Bapak Yoni mengucapkan terima kasih kepada Baitul Mal eLKISI (BMe) dan para donatur serta mendoakan agar mereka mendapatkan keberkahan. “Terima kasih kami sampaikan kepada Baitul Mal eLKISI (BMe) dan seluruh donatur. Semoga rizkinya barokah dan dilipatgandakan oleh Allah,” ucapnya.

Program ifthar ramadhan 1446 hijriyah ini merupakan bagian dari upaya Baitul Mal eLKISI (BMe) untuk mendukung kegiatan ibadah dan mempererat tali silaturahmi di masyarakat. Dengan adanya bantuan ini, diharapkan jamaah Mushalla Baitullah Buduran dapat menjalankan ibadah dengan lebih khusyuk dan nyaman. (KW)