Home Blog Page 5

Semangat Lansia Belajar Baca Al Quran bersama Santri eLKISI di Tuban

0

Tuban, 6 Maret 2025 – Praktik Dakwah Ramadhan (PDR) merupakan bagian dari program unggulan Pondok Pesantren eLKISI Mojokerto yang bertujuan untuk memperluas penyebaran dakwah islam melalui keterlibatan aktif santri dalam berbagai misi sosial dan keagamaan.

Seperti yang dilakukan oleh santri eLKISI, Ananda Miqdad kelas 10 Sains SMA eLKISI yang bertugas praktik dakwah di Semanding Tuban Jawa Timur ini. Mereka terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan di tempat tugasnya. Salah satunya dengan mengajar ibu-ibu lansia untuk belajar membaca Al Qur’an.

Kegiatan ini dilaksanakan di salah satu masjid setempat, dengan tujuan memberikan kesempatan kepada para lansia untuk belajar membaca Al-Qur’an meskipun di usia yang tidak lagi muda.

Antusiasme Ibu-ibu Lansia Belajar Membaca Al Quran

Banyak di antara mereka yang sebelumnya belum bisa membaca Al-Qur’an, namun dengan semangat tinggi mereka berusaha mengikuti pelajaran yang diberikan oleh para santri eLKISI.

Salah seorang peserta, Ibu Wati (70), mengungkapkan kebahagiaannya karena kini bisa mulai membaca Al-Qur’an meski di usia lanjut.

“Dulu saya merasa malu untuk belajar, tapi dengan bantuan santri Ponpes eLKISI ini, saya jadi lebih percaya diri. Al-Qur’an adalah pedoman hidup, dan saya ingin bisa membacanya dengan lancar,” tuturnya dengan senyuman.

Program ini tidak hanya memberikan manfaat dalam aspek pendidikan agama, tetapi juga menjadi wadah untuk mempererat hubungan antar generasi. Para santri eLKISI merasa bangga bisa berbagi ilmu dengan para ibu-ibu lansia dan melihat semangat mereka dalam belajar. [jo]

Menjaga Persaudaraan dan Menghindari Perbuatan Negatif Dalam Islam

Oleh : Indana Zulfa
Bag. Pelayanan Ponpes eLKISI

Penyakit yang berbahaya bagi umat Islam, telah disebutkan dalam hadits Musnad Ahmad (10283)

حَدَّثَنَا رَوْحٌ حَدَّثَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنِ الْأَعْرَجِ عَنِ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَنَافَسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا

Telah menceritakan kepada kami Rauh, dia berkata, telah menceritakan kepada kami Malik dari Abu Az Zinad dari Al A’raj dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Jauhilah oleh kalian berprasangka buruk, karena sesungguhnya berprasangka buruk adalah seburuk-buruk pembicaraan, jangan saling menaikkan harga untuk menipu pembeli, jangan saling mencari-cari aib, jangan saling bersaing, jangan saling dengki, jangan saling benci dan jangan saling membelakangi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara.”

Hadits ini mengandung beberapa pesan moral yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungan antar sesama umat Islam maupun dalam kehidupan sosial secara umum. Berikut penjelasan poin-poin dari hadits tersebut:

  1. Jauhilah berprasangka buruk: Rasulullah ﷺ mengingatkan umat Islam untuk tidak mudah berprasangka buruk terhadap sesama. Berprasangka buruk dapat menimbulkan konflik dan kebencian tanpa alasan yang jelas, serta bisa merusak hubungan antar individu. Sebaiknya kita selalu berusaha untuk melihat sisi baik orang lain.
  2. Berprasangka buruk adalah seburuk-buruk pembicaraan: Hal ini menunjukkan bahwa berprasangka buruk bisa lebih merusak daripada perkataan atau gosip yang buruk. Berprasangka buruk bisa menumbuhkan kebencian dan permusuhan tanpa alasan yang jelas, dan ini lebih berbahaya daripada hanya sekedar berbicara buruk.
  3. Jangan saling menaikkan harga untuk menipu pembeli: Ini adalah larangan terhadap praktik menipu dalam perdagangan. Menaikkan harga secara tidak wajar untuk menipu pembeli termasuk dalam perbuatan yang dilarang dalam Islam. Seharusnya, dalam transaksi jual beli, kita selalu berbuat jujur dan adil.
  4. Jangan saling mencari-cari aib: Rasulullah ﷺ mengingatkan agar kita tidak saling mencari kesalahan atau aib orang lain. Ini bisa menyebabkan seseorang merasa terhina dan merusak hubungan. Sebaiknya kita fokus pada memperbaiki diri sendiri dan memberikan nasihat yang baik kepada sesama, bukan mencari kekurangan orang lain.
  5. Jangan saling bersaing: Di sini, yang dimaksudkan adalah persaingan yang tidak sehat, yaitu persaingan yang bisa menimbulkan kebencian atau permusuhan. Sebaliknya, kita diajarkan untuk saling membantu dan mendukung dalam kebaikan, bukan berkompetisi untuk merugikan orang lain.
  6. Jangan saling dengki: Dengki atau iri hati dapat merusak hubungan antar sesama. Rasulullah ﷺ mengingatkan kita agar tidak merasa cemburu dengan keberhasilan orang lain. Sebaliknya, kita seharusnya merasa bahagia untuk kesuksesan orang lain dan berusaha untuk saling mendoakan kebaikan.
  7. Jangan saling benci dan membelakangi: Kebencian yang tidak berdasarkan alasan yang jelas bisa menyebabkan keretakan dalam hubungan. Rasulullah ﷺ mengajarkan agar kita selalu berusaha untuk menjaga persaudaraan dan menghindari perasaan benci yang tidak berdasar. Membelakangi berarti memutuskan hubungan tanpa alasan yang jelas, yang bisa merusak keharmonisan dalam masyarakat.
  8. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara: Ini adalah ajakan untuk selalu menjaga tali persaudaraan sesama umat Islam. Kita semua adalah hamba-hamba Allah yang sama, dan seharusnya saling mendukung, menolong, dan menjaga hubungan baik satu sama lain.

Secara keseluruhan, hadits ini mengajarkan kita untuk menjaga sikap baik terhadap sesama, berbuat adil, jujur, dan saling menghargai, serta menjauhkan diri dari sifat-sifat negatif seperti iri, dengki, dan kebencian yang dapat merusak hubungan sosial.

Sebagaimana Akhlak Islam yg telah ditanamkan:

{ وَلَا تَسۡتَوِی ٱلۡحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّیِّئَةُۚ ٱدۡفَعۡ بِٱلَّتِی هِیَ أَحۡسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِی بَیۡنَكَ وَبَیۡنَهُۥ عَدَ ٰ⁠وَةࣱ كَأَنَّهُۥ وَلِیٌّ حَمِیمࣱ }

Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti teman yang setia. (QS. Fushilat : 34)

Surat Fushilat ayat 34 mengajarkan kita untuk membalas keburukan dengan kebaikan. Allah SWT menyatakan bahwa kebaikan dan kejahatan tidak dapat disamakan, dan kita dianjurkan untuk menanggapi keburukan dengan cara yang lebih baik. Dengan sikap sabar dan penuh kasih sayang, kita dapat meredakan permusuhan dan bahkan mengubah musuh menjadi teman yang setia. Ayat ini menekankan pentingnya mengutamakan akhlak yang baik dalam menghadapi konflik dan menciptakan perdamaian.

Keutamaan Menjaga Iman dan Bahaya Menghalangi Jalan Allah

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَكَفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِندَ اللَّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا وَمَن يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَـٰلِدُونَ

Terjemahan: “Dan mereka bertanya kepadamu tentang bulan Haram, berperang padanya. Katakanlah: ‘Perang pada bulan itu adalah dosa besar, tetapi menghalangi jalan Allah, kafir kepada-Nya, dan menghalangi orang-orang dari Masjidil Haram serta mengusir penduduknya darinya, adalah lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Fitnah itu lebih besar (dosanya) daripada pembunuhan.’ Mereka tidak akan berhenti memerangi kalian sampai mereka dapat memalingkan kalian dari agama kalian, jika mereka mampu. Dan barang siapa yang murtad dari agamanya, kemudian ia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Baqarah : 217)

Penjelasan:
Ayat ini turun dalam konteks mempertanyakan hukum berperang dalam bulan haram. Dalam Islam, bulan-bulan haram adalah bulan yang disucikan, di mana perang biasanya dilarang. Namun, orang-orang musyrik pada masa itu menganggap bahwa perang pada bulan haram hanya dilarang dalam kondisi tertentu, dan mereka bertanya kepada Nabi Muhammad ﷺ mengenai hal tersebut.

Allah SWT menjelaskan bahwa meskipun berperang di bulan haram itu adalah dosa besar, tindakan yang lebih besar adalah menghalangi orang dari jalan Allah, kafir kepada-Nya, menghalangi ibadah di Masjidil Haram, dan mengusir penduduknya dari sana. Ini menunjukkan bahwa fitnah (perbuatan yang menghalangi orang dari agama Allah) lebih besar dosanya daripada pembunuhan.

Selain itu, ayat ini juga memperingatkan bahwa musuh akan terus berusaha memerangi umat Islam dan mencoba menggoyahkan keimanan mereka, bahkan hingga mereka murtad dari agama Islam, jika mereka mampu. Mereka yang murtad dan mati dalam keadaan kafir akan kehilangan amalannya di dunia dan akhirat dan akan menjadi penghuni neraka.

Secara keseluruhan, ayat ini menekankan pentingnya menjaga iman dan kesetiaan terhadap agama Islam serta menunjukkan bahwa dosa besar bukan hanya berperang, tetapi juga tindakan-tindakan yang menghalangi orang dari beribadah dan mengikuti jalan Allah.

Merubah Tatanan Masyarakat dengan Al-Qur’an

Tatanan masyarakat dapat berubah melalui penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an, yang mencakup prinsip-prinsip keadilan, persaudaraan, kesetaraan, serta larangan terhadap perbuatan buruk seperti korupsi, penindasan, dan kekerasan. Al-Qur’an memberikan pedoman hidup yang dapat membentuk karakter individu serta menciptakan masyarakat yang adil dan harmonis. Dengan mengamalkan ajaran-ajaran Al-Qur’an, kita dapat memperbaiki tatanan sosial, menciptakan kesejahteraan bersama, dan menjaga hubungan yang baik antara sesama umat manusia.

Ciri Orang yang Bertakwa

Dalam Surat Adh-Dhariyat ayat 17-18, Allah SWT menyebutkan sifat orang yang bertakwa sebagai berikut:
Teks Ayat: 17. “Mereka sedikit sekali tidur di malam hari.” 18. “Dan pada akhir-akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah.”

Penjelasan: Pada ayat ini, Allah SWT menggambarkan ciri orang-orang yang bertakwa, salah satunya adalah sedikit tidur di malam hari. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk tidur berlebihan, tetapi memanfaatkan malam untuk beribadah kepada Allah, seperti shalat malam (qiyamul lail) dan berdoa.

  1. Ibadah Malam: Orang yang bertakwa memanfaatkan waktu malam untuk mendekatkan diri kepada Allah. Mereka tidak hanya tidur, tetapi lebih banyak menghabiskan waktu untuk ibadah, merenung, dan memohon ampunan kepada Allah.
  2. Kesungguhan dalam Beribadah: Dengan tidur yang sedikit, mereka menunjukkan kesungguhan dan komitmen dalam meningkatkan kualitas ibadah mereka. Ini menunjukkan keutamaan ibadah malam, yang memiliki nilai tinggi di hadapan Allah.
  3. Memohon Ampunan: Selain beribadah, mereka juga memohon ampunan Allah pada akhir malam. Ini menggambarkan bahwa orang yang bertakwa selalu menyadari kelemahan dan kekurangan diri, serta senantiasa berusaha untuk memperbaiki diri melalui doa dan taubat.

Secara keseluruhan, ciri orang yang bertakwa menurut ayat ini adalah menggunakan malam untuk beribadah, sedikit tidur, serta memohon ampunan kepada Allah. Hal ini menunjukkan kedalaman ketakwaan mereka dalam menjalani kehidupan, dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah di setiap kesempatan.

Membangun peradaban yang baik

Dimulai dengan proses tazkiyatun nafs atau penyucian jiwa, yang melibatkan usaha untuk membersihkan hati dan pikiran dari sifat-sifat buruk. Individu yang menjalani proses ini akan lebih mampu mengendalikan nafsu dan hawa perasaan negatif seperti iri, sombong, dan dendam. Dengan hati yang bersih, seseorang akan lebih mudah berperilaku baik terhadap sesama, menciptakan lingkungan yang penuh kedamaian dan keadilan, yang merupakan dasar penting dalam peradaban yang maju.

Selain itu, konsep dzikir yang kuat memainkan peran penting dalam membangun ketakwaan individu. Dzikir bukan hanya sekedar lisan, tetapi juga melibatkan kesadaran hati yang terus-menerus mengingat Allah dalam setiap tindakan dan keputusan. Dengan berdzikir, seseorang akan merasa lebih dekat dengan Allah, memperkuat hubungan spiritual, dan selalu mengingat tujuan hidup yang mulia. Dzikir ini memberi ketenangan hati dan bimbingan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sekaligus menjauhkan dari godaan dan perbuatan yang merusak peradaban.

Terakhir, sholat yang berkualitas adalah tiang utama dalam membangun peradaban yang sejahtera. Sholat yang dilakukan dengan khusyuk dan penuh kesadaran akan membentuk pribadi yang disiplin, sabar, dan bertanggung jawab. Selain itu, sholat berjamaah mengajarkan nilai persaudaraan dan kesetaraan, yang menjadi landasan bagi masyarakat yang harmonis. Dengan meningkatkan kualitas sholat, baik secara individu maupun berjamaah, umat Islam dapat menciptakan lingkungan yang saling mendukung, adil, dan penuh kasih sayang, yang sangat dibutuhkan dalam membangun peradaban yang lebih baik.

* Catatan Briefing Pagi bersama Kiai Fathur Rohman – Renungan Ramadhan Hari ke-6 *

Menjaga Keistiqomahan Dalam Kebaikan

Oleh : Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I
Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ [٤١:٣٠]

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fushshilat (41):30)

Problem mendasar yang dialami oleh seseorang atau suatu kumpulan adalah ketidak istiqomahan di dalam menjaga amal-amal yang baik. Istiqomah adalah salah satu sifat yang harus dimiliki oleh setiap muslim dalam menjalani kehidupan. Istiqomah berarti teguh pendirian dalam berbuat kebaikan serta terus berada di jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Berbuat baik secara konsisten bukan hanya menjadi kebiasaan, tetapi juga bagian dari perintah Allah SWT.

Makna Istiqomah dalam Kebaikan

Istiqomah dalam kebaikan berarti melakukan kebaikan secara terus-menerus, meskipun dalam keadaan sulit atau penuh godaan, atau dalam keadaan ringan atau berat.

انفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ [٩:٤١]

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.(QS. At Taubah (9):41)

Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa amal yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara terus-menerus meskipun sedikit:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata: Rasulullah shollallohu’alaihi wasallam bersabda, ‘Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang dilakukan dengan terus-menerus meskipun sedikit.’ (HR. Bukhari & Muslim)

Dalil tentang Keistiqomahan

Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk beristiqomah dalam menjalankan agama dan berbuat baik.

إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَـٰمُوا۟ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian mereka istiqomah, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (QS. Al-Ahqaf (46): 13)

Di surat Hud ayat 11, Allah berfirman:

فَٱسْتَقِمْ كَمَآ أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا۟ ۚ إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Maka istiqomahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah bertaubat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Hud (11): 112)

Menjaga Keistiqomahan dalam Kebaikan

1. Niat yang ikhlas – Semua amal harus dilakukan hanya karena Allah SWT, bukan untuk pujian manusia.

2. Memperbanyak ibadah dan doa – Berdoa agar selalu diberikan keteguhan hati dalam beribadah dan berbuat baik. Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam adalah:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi)

3. Bergaul dengan orang-orang saleh – Lingkungan yang baik akan membantu kita tetap istiqomah.

عَنْ أَبِي مُوسَى، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: “إِنَّمَا مَثَلُ الجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالجَلِيسِ السُّوءِ، كَحَامِلِ المِسْكِ وَنَافِخِ الكِيرِ، فَحَامِلُ المِسْكِ، إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الكِيرِ، إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً

Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:“Sesungguhnya perumpamaan teman yang shalih dan teman yang buruk itu seperti pembawa minyak wangi dan pandai besi. Pembawa minyak wangi, bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau kamu bisa membeli darinya, atau setidaknya kamu mendapatkan bau yang harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi ia akan membakar pakaianmu, atau kamu akan mencium bau yang tidak sedap darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits di atas menjelaskan akan pentingnya memilih teman yang baik, karena teman yang shalih akan memberikan pengaruh positif, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan dampak negatif dari teman yang buruk adalah mereka dapat menyeret kita ke dalam keburukan tanpa kita sadari. Demikian juga, lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap kepribadian seseorang, sehingga kita harus berhati-hati dalam memilih pergaulan.

4. Menghindari maksiat dan godaan dunia – Mengontrol hawa nafsu dan menjauhi segala sesuatu yang bisa melemahkan iman.

5. Berusaha meskipun sedikit – Seperti dalam hadits sebelumnya, lebih baik melakukan kebaikan secara kecil tapi rutin daripada banyak tapi terputus.

Menjaga keistiqomahan dalam berbuat baik adalah kunci kesuksesan dunia dan akhirat. Dengan berpegang teguh pada ajaran Islam, beramal dengan niat yang ikhlas, dan tetap konsisten dalam kebaikan, seorang Muslim akan mendapatkan ketenangan serta keberkahan hidup. Allah telah menjanjikan kebahagiaan bagi mereka yang istiqomah, tanpa rasa takut dan sedih di dunia maupun akhirat.

Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk tetap istiqomah dalam kebaikan. Aamiin.

Semangat Anak-anak TPQ Saat Diajar Ngaji oleh Santri PDR Ponpes eLKISI

0

Gresik, 4 Maret 2025 – Kegiatan mengaji di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Al Ihsan yang terletak di Desa Lebanisuko Kecamatan Wringinanom Gresik, kembali ramai dengan semangat belajar yang luar biasa.

Adik-adik TPQ datang ke masjid dengan penuh semangat. Kini mereka merasakan pengalaman baru dalam belajar Al-Qur’an.

Mereka mendapatkan kesempatan langka untuk diajar langsung oleh para santriwati dari Pondok Pesantren eLKISI yang sedang melaksanakan tugas PDR (Praktik Dakwah Ramadhan).

Kegiatan ini merupakan bagian dari program unggulan Pondok Pesantren eLKISI yang bertujuan untuk memperluas penyebaran dakwah islam melalui keterlibatan aktif santri dalam berbagai misi sosial dan keagamaan.

Antusiasme anak-anak TPQ belajar ngaji

Para santri yang telah menjalani pendidikan di Ponpes eLKISI, mengajarkan cara mengaji kepada anak-anak yang tidak hanya mengutamakan hafalan, tetapi juga ejaan dan bacaan yang baik dan benar.

Menurut Ustadzah Amilatus Solikhah, salah satu pengajar TPQ, “Kami sangat senang dengan kedatangan santri Ponpes eLKISI. Mereka membawa suasana baru yang lebih hidup dan menyenangkan bagi anak-anak. Selain mengajar, mereka juga memberikan motivasi tentang pentingnya mencintai ilmu dan agama.”

Semangat belajar yang ditunjukkan oleh para adik-adik TPQ begitu menular. Mereka terlihat antusias mengikuti setiap materi yang diajarkan.

Kegiatan Belajar Ngaji yang interaktif

Salah seorang santri Ponpes eLKISI, Rahmah, yang terlibat dalam kegiatan tersebut mengatakan, “Kami merasa bangga bisa menjadi bagian dari kegiatan ini. Melihat adik-adik TPQ yang semangat belajar membuat kami semakin termotivasi untuk terus belajar dan mengajarkan yang terbaik.”

Kegiatan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan semangat belajar Al-Qur’an di kalangan anak-anak, tetapi juga mempererat hubungan antara pesantren dengan masyarakat. [jo]

Baitul Maal eLKISI (BMe) Salurkan 10 Kg Kurma, Jamaah Mushalla Baitullah Buduran Sangat Bersyukur

0

Sidoarjo, 4 Februari 2025 – Mushalla Baitullah Buduran mendapat manfaat dari program ifthar Baitul Mal eLKISI (BMe). Sebanyak 10 kg kurma diserahkan oleh Ustadz Hairul Warizin kepada takmir mushalla, yang diterima oleh Bapak Yoni.

Dalam penerimaannya, Bapak Yoni mengucapkan terima kasih kepada Baitul Mal eLKISI (BMe) dan para donatur serta mendoakan agar mereka mendapatkan keberkahan. “Terima kasih kami sampaikan kepada Baitul Mal eLKISI (BMe) dan seluruh donatur. Semoga rizkinya barokah dan dilipatgandakan oleh Allah,” ucapnya.

Program ifthar ramadhan 1446 hijriyah ini merupakan bagian dari upaya Baitul Mal eLKISI (BMe) untuk mendukung kegiatan ibadah dan mempererat tali silaturahmi di masyarakat. Dengan adanya bantuan ini, diharapkan jamaah Mushalla Baitullah Buduran dapat menjalankan ibadah dengan lebih khusyuk dan nyaman. (KW)

Prestasi Gemilang! SD Alam Islami eLKISI Dominasi Kompetisi Anak Berprestasi Se-Kecamatan Pungging

Mojokerto, Februari 2025 – SD Alam Islami eLKISI berhasil memborong juara pada Kompetisi Anak Berprestasi Vol.2 tingkat SD se-Kecamatan Pungging yang diselenggarakan oleh Cendekia Event Organizer pada Ahad, 23 Februari 2025 di Balai Kecamatan Pungging. Dalam ajang bergengsi ini, santri SD Alam Islami eLKISI menunjukkan kemampuan terbaik mereka dalam bidang Matematika, IPAS, Bahasa Inggris, Mewarnai, dan Tahfidz.

Berikut adalah daftar perolehan juara dari berbagai kategori lomba:

Kategori Lomba Matematika

  • Juara 1: Nafisah Shakira
  • Juara 2: Fatimah Jihan Raisyah
  • Juara 3: Rahmanisa Irfati
  • Juara Harapan 1: Naura Khairina S.
  • Juara Harapan 2: Hafsha Sidqy

Kategori Lomba Olimpiade IPAS

  • Juara 2: Lissya A. Yolanda
  • Juara 3: Khalisa Ilmy Kaafah
  • Juara Harapan 1: Niken Putri R.

Kategori Lomba Olimpiade Bahasa Inggris

  • Juara 1: Indirarifva Kurnia
  • Juara 3: Shafia Firdausi
  • Juara Harapan 1: Dafina Salwa P.

Kategori Lomba Mewarnai

  • Juara 1: Rahmanisa Irfati

Kategori Lomba Tahfidz

  • Juara Harapan 1: Naswa Salsabila
  • Juara Harapan 2: Rahmanisa Irfati
  • Juara Harapan 2: Nathania Dinda

Keberhasilan para santri SD Alam Islami eLKISI ini tidak lepas dari usaha, dedikasi, serta dukungan penuh dari Asatidzah dan wali santri. Ustadz Saikhu, selaku Kepala SD Alam Islami eLKISI, mengungkapkan rasa syukur dan bangganya terhadap pencapaian para santri. “Kami sangat bersyukur dan mengapresiasi usaha dan kerja keras anak-anak dalam kompetisi ini. Semoga keberhasilan ini menjadi pemicu semangat untuk terus belajar dan berkembang di masa depan.”

Salah satu pemenang, Indirarifva Kurnia, yang meraih Juara 1 Olimpiade Bahasa Inggris, juga berbagi kebahagiaannya. “Saya sangat bersyukur dan senang bisa menang. Terima kasih kepada guru dan orang tua yang selalu mendukung saya. Saya ingin terus belajar, meraih prestasi lebih tinggi lagi, dan menjadi bermanfaat ke depannya.” (mmf)

Prestasi SDAI eLKISI Tingkat Kecamatan

Ingin Selamat, Jaga Lisanmu

Oleh : Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I
Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto

أَلَمْ نَجْعَل لَّهُ عَيْنَيْنِ۝٨ وَلِسَانًا وَشَفَتَيْنِ۝٩

Bukankah Kami telah menjadikan untuknya dua mata, lidah, dan dua bibir? (QS. Al-Balad: 8-9)

Organ tubuh yang langsung disebut oleh Allah pada ayat di atas adalah dua mata, lisan, dan dua bibir. Lima organ tubuh itulah yang bisa menjadi sebab seseorang terjerumus dalam dosa dan Nista.

Lisan adalah anugerah besar dari Allah SWT yang dapat menjadi sumber kebaikan atau keburukan. Sebagai seorang Muslim, menjaga lisan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Perkataan yang baik dapat mendatangkan pahala, sementara ucapan yang buruk dapat menjerumuskan seseorang ke dalam dosa. Oleh karena itu, Islam memberikan perhatian besar terhadap bagaimana seorang Muslim seharusnya berbicara dan menjaga ucapannya.

Pentingnya menjaga lisan

1. Ucapan bisa menjadi penyebab seseorang selamat atau celaka.

Di dalam satu riwayat yang panjang, Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Lisan bisa menjadi penyebab seseorang terjerumus ke dalam neraka.

Terkait dengan bahaya lisan, Rasulullah ﷺ mengingatkan:

وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ

“Bukankah manusia akan diseret ke neraka di atas wajah mereka kecuali karena hasil ucapan lisan mereka?”) (HR. Tirmidzi)

3. Tutur kata yang baik akan mendatangkan kebaikan dan keberkahan.

Perintah untuk bertutur kata yang baik tidak hanya ditujukan kepada ummat Al Qur’an saja, akan tetapi kepada segenap ummat sejak sebelum ummat Rasulullah SAW.

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَٰقَ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا ٱللَّهَ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا وَذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَقُولُوا۟ لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًۭا مِّنكُمْ وَأَنتُم مُّعْرِضُونَ

Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) orang-orang yang berpaling. (QS. Al-Baqarah: 83)

Cara Menjaga Lisan

1. Berbicara yang baik dan benar.

Ucapan harus mengandung kebaikan dan tidak menyakiti orang lain. Jika tidak bisa berkata baik, lebih baik diam.

وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ [١٠٤:١]

Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela. (QS. Al Humazah (104):1)

2. Menjauhi ghibah, namimah, dan dusta.

o Allah ‘Azza wajalla melarang kepada orang-orang yang beriman untuk berlaku ghibah (menggunjing).

وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًۭا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ

“Dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kalian membencinya.” (QS. Al-Hujurat: 12)

o Orang yang suka berlaku namimah (mengadu domba) ia tidak bisa masuk surga.

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ

Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.” (HR. Muslim)

o Perkataan dusta akan menjerumuskan seseorang ke dalam neraka.

إِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ

“Sesungguhnya dusta membawa kepada keburukan, dan keburukan membawa kepada neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Memperbanyak dzikrullah dan istighfar.

Memperbanyak dzikir dan istighfar adalah lebih baik daripada mengucapkan hal yang sia-sia. Hal ini harus dilakukan dalam rangka menjaga agar lisan senantiasa dalam kebaikan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا [٣٣:٤١] وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا [٣٣:٤٢]

Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.(QS. Al Akhzab (33):41-42)

Jika ingin selamat, jaga lisan! Lisan memiliki peran besar dalam menentukan keselamatan seseorang di dunia dan akhirat. Karenanya jaga ucapan agar tidak terjerumus ke dalam dosa.Berkata baik, menjauhi ghibah, namimah, dan dusta, serta memperbanyak dzikir, bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan selamat di sisi Allah ‘Azza wajalla.
Semoga kita semua diberi kemudahan dalam menjaga lisan dan selalu mengucapkan kata-kata yang baik. Aamiin.

Wallahu a’lam bishshowab.


Islam Yang Bercahaya

Oleh : Indana Zulfa
Bag. Pelayanan Ponpes eLKISI

Cahaya Allah di Rumah-Rumah yang Dimuliakan

فِي بُيُوتٍ أَذِنَ ٱللَّهُ أَن تُرۡفَعَ وَيُذۡكَرَ فِيهَا ٱسۡمُهُۥ يُسَبِّحُ لَهُۥ فِيهَا بِٱلۡغُدُوِّ وَٱلۡأٓصَالِ

(Cahaya itu) di rumah-rumah yang di sana telah diperintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana bertasbih (menyucikan) nama-Nya pada waktu pagi dan petang. (QS. An Nur: 36)

Ayat tersebut menggambarkan tentang rumah-rumah yang diberkahi dan dihormati oleh Allah, yaitu rumah-rumah yang menjadi tempat ibadah dan pengagungan kepada-Nya. Ayat ini merujuk pada masjid-masjid atau tempat-tempat yang dipergunakan untuk beribadah, di mana umat Islam diperintahkan untuk memuliakan Allah dan menyebut nama-Nya dengan penuh rasa taqwa.

Rumah-rumah tersebut menjadi tempat yang diberkahi, tempat untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan merupakan simbol kesucian dan ketaatan dalam kehidupan seorang hamba. Ayat ini juga menekankan bahwa keberkahan datang dari ketulusan hati dalam mengingat Allah dan berserah diri kepada-Nya.

Selain itu, ayat ini menunjukkan pentingnya amalan tasbih, yaitu menyucikan nama Allah, yang dilakukan pada waktu pagi dan petang. Tasbih adalah bentuk dzikir yang mengingatkan umat Islam akan kebesaran Allah dan memurnikan hati dari hal-hal yang dapat mengotori iman.

Dengan berzikir pada waktu-waktu tertentu, umat Islam diingatkan untuk selalu bersyukur, menjaga hubungan dengan Allah, serta menghindari kelalaian dari mengingat-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Ayat ini juga mengajarkan kepada umat Islam untuk menjadikan rumah mereka sebagai tempat yang penuh dengan keberkahan dan ketaatan kepada Allah, sehingga dapat meraih kebahagiaan dan kedamaian baik di dunia maupun di akhirat.

Kalimat Dzikir bil Lisan dan bil Hal

Mengamalkan kebaikan adalah salah satu cara untuk terus berdzikir mengingat Allah. Orang yang urusannya tidak melalaikannya dari berdzikir akan selalu mengingat Allah.

Dalam kitab I’anatut Thalibin, Imam Syafii bercerita:

شَكَوتُ إِلى وَكيعٍ سوءَ حِفظي فَأَرشَدَني إِلى تَركِ المَعاصي وَأَخبَرَني بِأَنَّ العِلمَ نورٌ وَنورُ اللَهِ لا يُهدى لِعاصي

Artinya: “Aku (Imam Syafii) pernah mengadukan kepada Imam Waki’i (guru beliau) tentang jelek (sulitnya) hafalanku. Lalu beliau mengatakan kepadaku untuk meninggalkan maksiat. Imam Waki’i berkata, sebab ilmu adalah caaya, dan cahaya Allah tidaklah diberikan kepada para ahli maksiat.”

Sifat Orang yang beriman

وَهُدُوٓاْ إِلَى ٱلطَّيِّبِ مِنَ ٱلۡقَوۡلِ وَهُدُوٓاْ إِلَىٰ صِرَٰطِ ٱلۡحَمِيدِ

Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan diberi petunjuk (pula) kepada jalan (Allah) yang terpuji. (QS. Al Hajj: 24)

Surat Al-Hajj ayat 24 menggambarkan sifat orang-orang yang beriman, yaitu mereka yang senantiasa diberi petunjuk oleh Allah untuk berkata dengan kata-kata yang baik dan benar. Mereka selalu memilih ucapan yang bermanfaat, menyejukkan hati, serta membawa kebaikan dalam interaksi mereka dengan sesama.

Lisan mereka tidak digunakan untuk perkataan yang sia-sia atau menyakitkan hati orang lain, tetapi selalu dipenuhi dengan kebaikan, kejujuran, dan hikmah. Selain itu, mereka juga diberi petunjuk menuju jalan yang terpuji, yaitu jalan yang selalu membawa kepada keridhaan Allah, jalan yang penuh dengan kebajikan dan pahala, yang akan mengantarkan mereka pada kehidupan yang mulia baik di dunia maupun di akhirat.

Sifat ini menunjukkan bahwa iman yang sejati tidak hanya tercermin dalam perbuatan, tetapi juga dalam tutur kata yang mencerminkan ketakwaan dan kebaikan.

Orang yang penuh dengan cahaya tidak tertarik dengan lisan atau omongan yang tidak bermanfaat.

Setelah itu Rasulullah ﷺ pergi ke tempat tidur dan tertidur, kemudian bangun lagi. Lalu beliau mengambil qirbahnya lagi dan melepaskan tali penutupnya, lantas berwudu dengan wudu yang sederhana, kemudian berdiri untuk salat. Ketika sujud beliau berdoa:

اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا وَفِي سَمْعِي نُورًا وَفِي بَصَرِي نُورًا وَعَنْ يَمِينِي نُورًا وَعَنْ يَسَارِي نُورًا وَأَمَامِي نُورًا وَخَلْفِي نُورًا وَفَوْقِي نُورًا وَتَحْتِي نُورًا وَاجْعَلْنِي نُورًا

‘Ya Allah, berikanlah cahaya dalam hati dan lisanku, pendengaranku dan penglihatanku. Berilah cahaya dari arah bawahku, atasku, sebelah kananku, sebelah kiriku, sebelah depanku, sebelah belakangku, serta pada jiwaku, dan agungkanlah cahaya itu padaku, kemudian beliau tidur hingga terdengar napas tidur beliau, lalu Bilal mendatanginya dan membangunkannya untuk salat.'”

Kemudian beliau tidur hingga terdengar napas tidur beliau, lalu Bilal mendatanginya dan membangunkannya untuk salat.

Inti dari doa ini adalah untuk memohon kepada Allah agar diberikan penerangan dalam setiap langkah hidup, sehingga kita dapat berjalan dengan penuh petunjuk, baik dalam urusan dunia maupun agama. Ini adalah doa untuk mendapatkan bimbingan yang terang dan jelas dalam menjalani kehidupan.

Baitul Maal eLKISI Berbagi Takjil ke Masjid-Masjid Sekitar Pesantren

0

Mojokerto, 3 Maret 2025 – Seperti biasanya di bulan ramadhan Baitul Maal eLKISI (BMe) kembali mengadakan kegiatan sosial dengan membagikan takjil ke Masjid-masjid di desa sekitar pesantren.

Kegiatan ini selaras dengan moto Pondok Pesantren eLKISI yaitu Pesantren Berbasis Edukasi dan Sosial Keummatan.

Para relawan Baitul Maal eLKISI dengan penuh semangat membagikan paket takjil yang berisi 1 dus kurma dan 5 dus air mineral yang dibutuhkan untuk berbuka puasa. Paket ini dihimpun dari para jamaah dan donatur BMe.

Baitul Maal eLKISI berbagi ke Masjid di Dusun Purworejo Desa Purworejo

Salah satu pengurus BMe, Abdul Rokim, mengatakan, “Kami ingin memberikan sedikit kebahagiaan kepada saudara-saudara kita yang sedang menjalankan ibadah puasa. Dengan berbagi takjil, semoga setiap orang bisa menikmati momen berbuka puasa dengan lebih lancar dan penuh berkah.”

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat. Beberapa penerima takjil mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh Baitul Maal eLKISI.

Baitul Maal eLKISI berbagi ke Masjid di Dusun Saradan Desa Purworejo

“Sangat membantu sekali. Terima kasih kepada Baitul Maal eLKISI yang telah memberikan kurma dan air mineral ke masjid kami untuk untuk berbuka puasa,” ujar Ali Fikri, salah seorang pengurus masjid.

Selain membagikan takjil, BMe juga mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan amal ibadah di bulan Ramadhan, serta mempererat hubungan sosial antar umat.

Baitul Maal eLKISI berbagi ke Musholla di Dusun Beringin Desa Mojorejo

Di bulan ramadhan ini banyak program sosial lainnya yang diadakan oleh BMe, diantaranya: Ifthar Jama’i (Buka Bersama), Bagi-bagi Sembako, Bingkisan untuk Guru Ngaji dan Pra Da’i, Menghimpun Zakat Maal dan Zakat Fitrah dan sebagainya.

Abdul Rokim juga mengajak kepada para jamaah dan masyarakat lainnya untuk berinfaq dan sodaqoh melalui Baitul Maal eLKISI.

Baitul Maal eLKISI berbagi ke Masjid di Dusun Ngepung Desa Curahmojo

Dengan semakin banyaknya kegiatan sosial semacam ini, diharapkan akan terbentuk lingkungan yang lebih peduli dan saling membantu, terutama di bulan Ramadhan yang penuh ampunan. [jo]

Santri eLKISI Jalani Program Dakwah Ramadan di Singapura

0

Singapura, 28 Februari 2025 – Empat santri dari Ponpes eLKISI Mojokerto mengikuti Program Dakwah Ramadan (PDR) 2025 di Singapura. Kegiatan ini berlangsung dari 28 Februari hingga 11 Maret, didampingi Ustadz Ardhian Zahroni. Program ini bertujuan memberi pengalaman dakwah di luar negeri, khususnya di negara dengan Muslim sebagai minoritas.

Keempat santri yang berpartisipasi adalah santri Kelas 11 Ponpes eLKISI: M. Abiyyu Dias Nabil, Rois Suryo, M. Shadan Saffard, dan Kevin Damar M. Mereka bertugas membantu kegiatan sosial di Masjid Al Istighfar, seperti menyiapkan hidangan berbuka, mengikuti kajian, dan tadarus Al-Qur’an. Setiap Ahad, mereka juga menyampaikan kultum berbahasa Inggris di Madrasah Huda yang dikelola Ustadz Abdul Hakeem.

Santri eLKISI bersama Ustadz Hakeem Mohd Ismail DIrektur Madrasah HUDA Singapura

Sebelum berangkat, mereka menjalani persiapan matang, termasuk latihan kultum, pembekalan bahasa Inggris, dan pembuatan video perkenalan.

Ustadz Ardhian Zahroni menilai pengalaman ini sangat penting. “Santri belajar bahwa dakwah memiliki tantangan berbeda di tiap tempat, apalagi di negara dengan Muslim minoritas seperti Singapura,” ujarnya.

Salah satu peserta, M. Abiyyu Dias Nabil, mengaku bersyukur bisa ikut serta. “Ini pengalaman pertama saya berdakwah di luar negeri. Tantangannya adalah menyampaikan Islam dengan bahasa asing, tetapi kami telah berlatih sebaik mungkin,” katanya.

Kehadiran mereka disambut hangat komunitas Muslim Singapura. Selama di sana, mereka tinggal di basement Madrasah Huda dan menjalani jadwal padat dari subuh hingga malam. Salah satu tugas utama mereka adalah membantu menyiapkan 3.000 mangkuk bubur setiap hari untuk berbuka puasa.

Kegiatan Tadarus Al Quran santri eLKISI di Masjid Istighfar Singapura

Sebagai tuan rumah, Ustadz Abdul Hakeem mengapresiasi kontribusi santri eLKISI. “Kami senang menerima santri dari Indonesia. Mereka sangat membantu kegiatan Ramadan dan ini menjadi pengalaman berharga bagi mereka,” tuturnya.

Jamaah setempat juga terkesan dengan disiplin, keramahan, dan semangat para santri.

Melalui PDR 2025, diharapkan santri semakin memahami tantangan dakwah di berbagai kondisi dan menjadi dai yang tangguh serta berwawasan luas. Dengan semangat dakwah yang terus menyala, mereka siap melanjutkan misi dakwah ke seluruh dunia. (AZ)

Ragam Kegiatan Santri PDR eLKISI, Mulai Ngajar Ngaji hingga Cari Rumput Pakan Ternak

0

Mojokerto, 1 Maret 2025 – Setiap bulan ramadhan Pondok Pesantren Islamic Center eLKISI selalu mengirimkan santri-santrinya ke berbagai daerah di Indonesia bahkan ke luar negeri (Singapura) dalam kegiatan Praktik Dakwah Ramadhan (PDR).

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung dalam berdakwah, berbagi ilmu, serta meningkatkan keterampilan sosial dan kemandirian para santri selama bulan suci Ramadan.

Santriwati eLKISI mengajar ngaji anak-anak TPQ di tempat tugas PDR

Ramadhan hari pertama, Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh para santri PDR adalah menjadi imam sholat, khotib sholat jum’at dan mengajar ngaji kepada anak-anak di tempat tugas mereka.

Selain kegiatan tersebut, para santri juga berperan dalam kegiatan sosial lainnya, seperti mencari rumput untuk pakan ternak.

Kegiatan ini tidak hanya membantu warga sekitar dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak mereka, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang kepedulian terhadap lingkungan dan tanggung jawab sosial.

Santri eLKISI membantu menyiapkan pakan ternak warga

Penanggung jawab PDR 2025 Ponpes eLKISI, Ustadz Agung Purwono, M.pd menyatakan bahwa Praktik Dakwah Ramadan ini dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada para santri tentang bagaimana mengaplikasikan ilmu yang telah mereka pelajari.

“Ramadan adalah waktu yang sangat tepat untuk mengajarkan santri mengenai arti berbagi dan berdakwah melalui tindakan nyata. Kami berharap kegiatan ini tidak hanya mendekatkan mereka dengan masyarakat, tetapi juga memperkuat karakter mereka sebagai calon da’i yang bermanfaat bagi ummat,” ujar Agung.

Santri eLKISI bertindak sebagai Khotib Sholat Jumat di Masjid tempat mereka tugas PDR

Melalui berbagai kegiatan ini, Pondok Pesantren eLKISI berharap dapat melatih para santri untuk tidak hanya memahami ilmu agama secara teori, tetapi juga mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Praktik Dakwah Ramadhan Pondok Pesantren eLKISI ini menjadi contoh bagaimana pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam pembelajaran para santri. [jo]

Sahur Pertama di Dubai Menu Nasi Goreng Seharga 250 Ribu

0

Waktu boarding (perjalananan menuju Jakarta) baru pukul 3.15. Masih ada waktu untuk sahur puasa Ramadhan.

Alhamdulillah tepat pukul 02.51 bisa lakukan sahur pertama di Dubai dengan menu nasi goreng. Dua porsi nasi goreng seharga 114 dirham senilai hampir Rp 250.000,-

Perjalanan jauh Dubai-Jakarta membutuhkan waktu tempuh 8 jam 15 menit. Lumayan lama. Kita shalat subuh dan dhuhur insya Alloh di dalam pesawat. Karena diperkirakan pukul 15.30 baru sampai Jakarta. Semoga menjadi perjalanan yang diberkahi Alloh.

Cerita singkat sahur pertama di Ramadhan 1446 Hijriyah Kiai Fathur Rohman pengasuh Pondok Pesantren eLKISI yang sedang perjalanan dari Dubai ke Jakarta.

Setelah sepekan beliau berada di Palestina dan Mesir untuk melaksanakan misi kemanusiaan bersama Laziz Nasional Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia dan menyambangi alumni ponpes eLKISI yang studi di Al Azhar Mesir.