Home Blog Page 6

Alumni eLKISI di Al Azhar Baca Alfiyah di Hotel

0

Sebanyak delapan mahasiswa Azhar dari alumni eLKISI, Jum’at (28/2/2025) ngumpul di hotel tempat Kyai Fathur Rohman tinggal selama di Mesir.

Hisyam dan kawan-kawan datang ke hotel bersama Rafa karena abinya hari ini (Jum’at, 28/2/2025) agendanya balik ke tanah air setelah urusan bantuan kemanusiaan untuk saudara-saudara di Palestina kelar.

Kiai Fathur bersama rombongan LAZNAS Dewan Dakwah dan beberapa laznas yang tergabung dalam POROZ sejak sepekan yang lalu berada di Cairo untuk menyerahkan bantuan berupa tenda, sayur mayur, paket ifthar, dll.

Dari beberapa mahasiswa yang berada di hotel ada yang membaca dan menghafal kitab Alfiyah ada juga yang membaca kitab yang lain.

Kiai Fathur bersama Alumni Ponpes eLKISI yang studi di Al Azhar Mesir

“Antum harus semangat belajar, saling mengingatkan, latihan menulis sampai terampil. Kalau perlu jadi kontributor berita Temur Tengah ( Al Azhar) untuk beberapa media; media dakwah, media eLKISI, dan lain-lain. ” Tutur Kiai Fathur kepada seluruh mahasiswa alumni eLKISI. {fat}

Ramadhan: Bulan Tarbiyyah

Oleh : Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I
Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah (2):183)

Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan keistimewaan bagi umat Islam.

Selain sebagai bulan ibadah, Ramadhan juga dikenal sebagai bulan tarbiyyah atau pendidikan.

Di bulan ini, umat Islam mendapatkan beragam pelatihan; spiritual, moral, dan sosial yang dapat meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan mereka la’allakum tattaquun.

Makna Tarbiyyah dalam Ramadhan

Tarbiyyah berasal dari bahasa Arab yang berarti pendidikan atau pembinaan . Dalam konteks Ramadhan, tarbiyyah mencakup berbagai aspek, antara lain:

1. Tarbiyyah Ruhiyyah (Pendidikan Spiritual)

      • Ramadhan melatih umat Islam untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah seperti puasa, shalat tarawih, membaca Al-Qur’an, dan berdoa.
      • Meningkatkan kesabaran dan keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah.

      2. Tarbiyyah Akhlakiyyah (Pendidikan Akhlak)

        • Puasa (ash-shiam) mendidik manusia untuk mengendalikan hawa nafsu, menjauhi kebohongan, ghibah , dan perilaku buruk lainnya.
        • Membentuk karakter yang jujur, sabar, dan rendah hati.

        3. Tarbiyyah Ijtima’iyyah (Pendidikan Sosial)

          • Ash-shiam mengajarkan nilai kepedulian sosial dengan memperbanyak sedekah dan membantu sesama.
          • Membangun jiwa solidaritas (simpati dan empati) dengan berbagi kebahagiaan, terutama kepada fakir miskin.

          4. Tarbiyyah Jasadiyyah (Pendidikan Fisik)

            • Puasa (ash-shiam) memberikan manfaat kesehatan dengan mendetoksifikasi tubuh dan mengatur pola makan yang lebih sehat.
            • Meningkatkan disiplin dalam mengatur waktu istirahat dan aktivitas.

            Pandangan Para Ulama’

            Berbagai pandangan ulama’ terkait dengan ramadhan dan pendidikan, antara lain;

            Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menjelaskan bahwa puasa dalam Ramadhan merupakan latihan untuk tazkiyatun nafs (penyucian jiwa).
            Dengan menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu, seorang Muslim diajarkan untuk mengendalikan diri dan meningkatkan keikhlasan dalam ibadah.

            Ibnu Qayyim dalam Madarij As-Salikin menekankan bahwa Ramadhan bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga waktu untuk memperbaiki akhlak dan perilaku. Menurutnya, puasa yang benar akan membentuk karakter seseorang menjadi lebih sabar, penyayang, dan disiplin.

            Ibnu Rajab dalam Latha’if Al-Ma’arif menekankan akan pentingnya tholabul ilmi di bulan Ramadhan. Beliau menyebutkan bahwa Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an, sehingga umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca, memahami, dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an sebagai bagian dari pendidikan spiritual.

            Jadi , para ulama sepakat bahwa Ramadhan bukan hanya bulan ibadah, tetapi juga bulan pendidikan yang membentuk pribadi Muslim dalam aspek spiritual, akhlak, sosial, dan ilmu. Oleh karena itu, umat Islam harus memanfaatkan Ramadhan sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri dan memperdalam pemahaman agama.

            Jangan Melupakan Sejarah

            Oleh: Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I (Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto)

            Pentingnya mengerti sejarah telah diingatkan Alloh Di dalam Al Qur’an. Sehingga tidak sedikit ayat-ayat Al Qur’an yang menganjurkan untuk tidak melupakan sejarah.

            1. QS. Yusuf (12:111)

            لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ ۗ مَا كَانَ حَدِيثًۭا يُفْتَرَىٰ وَلَٰكِن تَصْدِيقَ ٱلَّذِى بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَىْءٍۢ وَهُدًۭى وَرَحْمَةًۭ لِّقَوْمٍۢ يُؤْمِنُونَ

            “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. (Al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk serta rahmat bagi kaum yang beriman.”

            2. QS. Al-Hasyr (59:18)

            يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْتَنظُرْ نَفْسٌۭ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۢ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

            “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

            3. QS. Al-A’raf (7:176)

            وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ٱلَّذِىٓ ءَاتَيْنَٰهُ ءَايَٰتِنَا فَٱنسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ ٱلشَّيْطَٰنُ فَكَانَ مِنَ ٱلْغَاوِينَ

            “Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan ayat-ayat Kami kepadanya, lalu dia melepaskan diri darinya, lalu setan mengikutinya, maka dia termasuk orang-orang yang sesat.”

            Ayat-ayat di atas menegaskan bahwa sejarah adalah sumber pelajaran penting agar manusia tidak mengulangi kesalahan yang sama dan selalu mengambil hikmah dari perjalanan umat terdahulu.

            Terkadang orang malas belajar sejarah karena dianggap tidak penting. Bahkan di sekolah pun terkadang pelajaran sejarah diajarkan asal-asalan oleh guru yang juga tidak memahami sejarah.

            Bung Karno pernah bilang “Jas Merah” ( Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah,) istilah ini disampaikan oleh Presiden Soekarno dalam pidato terakhirnya pada tahun 1966.

            Seorang filosof kelahiran Sepanyol yang juga ahli sejarah, George Santayana (1863-1952) berkata, “Those who do not learn history are doomed to repeat it.” yang berarti “Mereka yang tidak belajar dari sejarah ditakdirkan untuk mengulanginya.”
            “Those who cannot remember the past are condemned to repeat it.”
            (“Mereka yang tidak dapat mengingat masa lalu dikutuk untuk mengulanginya.”)

            Dalam pepatah Latin disebutkan “Historia magistra vitae” yang berarti “Sejarah adalah guru kehidupan.”

            Kejadian di masa lalu sering kali memiliki pola yang terulang di masa depan jika manusia tidak belajar darinya.

            Inilah pentingnya memahami sejarah agar tidak mengulangi kesalahan masa lalu dan bisa mengambil pelajaran untuk masa depan.
            Wallohu a’lam.

            Alexandria dan Islam: Perjalanan Sebuah Kota Bersejarah

            0

            Oleh : Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I (Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto)

            Di balik keindahan tepi laut Alexandria ternyata menyimpan sejarah penting peradaban Islam.

            Di tepi Laut Mediterania, Alexandria berdiri sebagai kota yang kaya akan sejarah dan peradaban. Didirikan oleh Aleksander Agung pada tahun 331 SM, kota ini menjadi pusat ilmu pengetahuan dan budaya dunia kuno, terutama dengan Perpustakaan Alexandria yang legendaris. Namun, perjalanan Alexandria tidak berhenti di era Yunani dan Romawi—Islam pun menjadi bagian penting dari kisahnya.

            Pada tahun 641 M, pasukan Muslim yang dipimpin oleh Amr bin Ash menaklukkan Mesir dari Kekaisaran Romawi Timur (Byzantium).

            Alexandria, sebagai ibu kota Mesir saat itu, menjadi saksi perubahan besar. Kota ini tidak hanya menjadi bagian dari dunia Islam, tetapi juga mengalami perkembangan dalam bidang ilmu, perdagangan, dan budaya.

            Islam membawa pengaruh besar dalam kehidupan Alexandria. Masjid-masjid mulai berdiri, termasuk Masjid Attarin yang dahulu merupakan gereja.

            Perdagangan di pelabuhan Alexandria semakin maju karena kota ini menjadi pintu gerbang antara dunia Islam dan Eropa.

            Kiai Fathur Rohman eLKISI sedang berada di Pantai Alexandria

            Hingga kini, Alexandria tetap menjadi kota yang kaya dengan jejak sejarah, di mana peninggalan peradaban kuno berdampingan dengan budaya Islam yang berkembang selama berabad-abad.

            Kota ini adalah bukti bagaimana Islam menyatu dengan peradaban besar, membawa perubahan tanpa menghapus identitas masa lalunya.

            Mulai Hari Ini, Santri Ponpes eLKISI Diberangkatkan ke Lokasi Praktik Dakwah Ramadhan

            0

            Mojokerto, 27 Februari 2025 – Pondok Pesantren Islamic Cetner eLKISI mengumumkan dimulainya pemberangkatan santri ke berbagai lokasi untuk melaksanakan tugas Praktik Dakwah Ramadhan (PDR) 1446 Hijriyah tahun ini.

            Kegiatan ini merupakan salah satu ciri khas Ponpes eLKISI dan bagian dari program penguatan ilmu agama dan pengalaman langsung dalam berdakwah selama bulan suci Ramadhan.

            Santri eLKISI yang bertugas Praktik Dakwah di Madiun

            Kegiatan ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada para santri untuk mengaplikasikan ilmu yang telah mereka pelajari di pesantren dalam konteks masyarakat.

            Selama sebulan penuh, para santri akan terlibat dalam berbagai kegiatan dakwah seperti mengaji, mengadakan pengajian, serta membantu kegiatan sosial di daerah yang telah ditunjuk.

            Santri eLKISI yang bertugas Praktik Dakwah di Gresik

            Kepala penanggung jawab PDR 2025 Ponpes eLKISI, Ustadz Agung Purwono, M.pd menyatakan, “Praktik dakwah ini adalah bagian dari upaya kami dalam menumbuhkan semangat pelayanan dan tanggung jawab sosial di kalangan santri.”

            “Selain itu, kami berharap mereka dapat belajar lebih banyak tentang kehidupan umat Islam di lapangan dan mempererat ukhuwah dengan masyarakat” imbuhnya.

            Santri eLKISI yang bertugas Praktik Dakwah di Jember

            Para santri yang terlibat dalam program ini akan tersebar di berbagai wilayah, baik di dalam negeri maupun di luar negeri (Singapura). Mereka dibekali dengan pelatihan dan persiapan sebelumnya agar dapat menjalankan tugas dakwah dengan baik dan sesuai dengan prinsip ajaran Islam.

            Di samping itu, Ponpes eLKISI juga mengajak masyarakat untuk mendukung dan memberikan perhatian kepada para santri selama masa praktik dakwah ini.

            Santri eLKISI yang bertugas Praktik Dakwah di Pacitan

            Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, pesantren eLKISI dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas dakwah dan memperluas jaringan kerjasama antar umat Islam.

            Dengan semangat Ramadhan yang penuh berkah, pemberangkatan santri ini diharapkan dapat memberi dampak positif bagi penguatan dakwah Islam dan membentuk karakter santri yang lebih matang dalam ilmu agama dan sosial. [jo]

            Bahagia dengan Ramadhan

            0

            Oleh : Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I
            Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto

            Ramadhan sebentar lagi hadir. Orang-orang yang beriman menantinya dengan penuh harap dosa-dosanya diampuni dan mendapatkan pahala kebaikan yang melimpah.

            Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, di mana umat Islam menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh. Bulan ini bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang meningkatkan ketakwaan, berbagi dengan sesama, serta memperbanyak ibadah dan kebaikan.

            Ramadhan membawa kebahagiaan bagi umat Muslim, baik dari segi spiritual, sosial, maupun kesehatan.

            Kebahagiaan Spiritual

            Ramadhan menjadi momen untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqarrub ilallah) .
            Ibadah seperti shalat tarawih, membaca Al-Qur’an, dan berdoa memberikan ketenangan batin dan kebahagiaan. Dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan, hati menjadi lebih tenang dan damai.

            Kebahagiaan Sosial

            Ramadhan membangkitkan jiwa simpati dan empati bagi pelakunya. Bulan Ramadhan juga mempererat tali silaturahim. Buka puasa (ifthar) bersama, berbagi takjil, dan memberi sedekah kepada fakir miskin adalah kegiatan yang meningkatkan rasa kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama. Kebahagiaan sejati tidak hanya dirasakan sendiri, tetapi juga ketika melihat orang lain tersenyum karena kebaikan kita.

            Kebahagiaan dari Segi Kesehatan

            Secara medis, puasa di bulan Ramadhan memiliki manfaat kesehatan, seperti detoksifikasi tubuh, mengontrol pola makan, dan meningkatkan metabolisme. Dengan tubuh yang lebih sehat, seseorang bisa lebih produktif dan merasa lebih bahagia.

            Kesimpulan
            Bahagia di bulan Ramadhan tidak hanya berasal dari makanan berbuka atau hadiah lebaran, tetapi juga dari peningkatan ibadah, kebersamaan dengan keluarga dan teman, serta manfaat kesehatan yang didapatkan. Dengan menjalani Ramadhan dengan penuh keikhlasan dan kesadaran, kita dapat merasakan kebahagiaan yang sejati, baik di dunia maupun di akhirat.

            Visitasi Pengawas Dinas Pendidikan Tingkatkan Kualitas Pembelajaran di SMP eLKISI

            0

            Mojokerto, 26 Februari 2025 – SMP eLKISI menerima kunjungan visitasi dari Pengawas SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto, Drs. Sunartono, MM, pada Rabu (26/2) di Ruang Briefing Pondok Pesantren eLKISI. Kegiatan ini bertujuan untuk mendampingi dan menilai administrasi pembelajaran para guru sesuai dengan standar Kurikulum Merdeka.

            Dalam sambutannya, Drs. Sunartono, MM menyampaikan pentingnya standar instrumen pendampingan akademik administrasi pembelajaran yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan. “Kegiatan ini bukan sekadar penilaian, tetapi upaya bersama untuk meningkatkan mutu pendidikan di SMP eLKISI,” ujarnya.

            Para guru mengikuti kegiatan visitasi dengan serius

            Setelah pemaparan materi, pengawas melakukan pemeriksaan terhadap berkas administrasi pembelajaran para guru. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan beberapa hal yang perlu diperbaiki terkait kelengkapan dokumen.

            Drs. Sunartono memberikan arahan serta solusi praktis agar administrasi pembelajaran dapat memenuhi standar yang ditetapkan. “Kami mengapresiasi SMP eLKISI karena sering melibatkan pihak Dinas dalam berbagai kegiatan. Hal ini membuat kami semakin mengenal eLKISI,” tambahnya.

            Kepala SMP eLKISI, Suciati, M.Pd, dalam kesempatan yang sama, menyambut baik visitasi ini. “Pendampingan dari pengawas sangat penting untuk meng-upgrade kompetensi para guru dalam mendidik santri. Kami berharap para guru dapat menjadi pendidik yang handal dan berkarakter,” tuturnya.

            Foto bersama Guru SMP eLKIIS bersama Pengawas dari Dinas Pendidikan

            Kegiatan visitasi berlangsung hangat dan interaktif, diakhiri dengan sesi tanya jawab antara pengawas dan para guru untuk membahas permasalahan yang dihadapi di lapangan. Acara ditutup dengan sesi foto bersama sebagai bentuk kebersamaan dan komitmen dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

            Dengan adanya pendampingan ini, diharapkan para guru SMP eLKISI dapat terus memperbaiki dan menyempurnakan administrasi pembelajaran sesuai dengan standar Kurikulum Merdeka. Harapannya, peningkatan ini dapat berdampak positif pada proses belajar mengajar, sehingga menghasilkan lulusan yang berkompeten dan berakhlak mulia. (AZ)

            Al Azhar Layani Paket Belajar Bahasa Arab Singkat

            0

            Ketika menyebut Al Azhar, pikiran kita adalah kuliah. Apakah kuliah S1, S2, atau S3. Ternyata tidak demikian. Tidak semua anak Indonesia yang datang di Al-Azhar Kairo langsung kuliah di Al-Azhar, tetapi mereka ada yang belajar di ma’had bu’uts, ada yang di SMA Al-Azhar, bahkan di Ma’had Al-Azhar atau Al-Azhar Institute for Teaching Arabic to Non Native Speaker.

            Bagi para orang tua harus berhati-hati jika mau mengirimkan anak belajar di Al-Azhar. Ada mediator yang hanya sekedar membawa calon mahasiswa ke Mesir. Sampai di Mesir dikemanakan terkadang tidak jelas. Harusnya mereka didaftarkan di Universitas Al-Azhar tetapi masuk di Ma’had Bu’uts. Akhirnya sampai bertahun-tahun belum masuk kuliah.

            Foto : Dr. KH. Fathur Rohman, M. PdI, Dr. Abdulloh (Kepala Al-Azhar Institute) dan Syekh Ahmad Abdul Adhim (Mudier Azhari eLKISI),

            Tetapi ada juga yang datang di Al-Azhar untuk kepentingan belajar bahasa Arab. Mereka biasanya langsung di Ma’had Al-Azhar atau Al-Azhar Institute dengan jangka waktu dua pekan, sebulan, dua bulan dan seterusnya tergantung programnya.

            Lembaga yang dipimpin oleh Dr. Abdullah ini melayani pelajar dari mana saja, termasuk dari Indonesia.

            Pelajar Indonesia dari Purwokerto (Jateng) yang sedang belajar di Al-Azhar Institute

            Saat berkunjung ke Al-Azhar Institute kami menjumpai ada empat kelas (rombel) yang terdiri dua kelas putra dan dua kelas putri. Mereka langsung dibimbing oleh ustadz yang berasal dari Mesir. Ini program yang menarik.(fat)

            Amr bin Ash Seorang Sahabat yang Negarawan

            Amr bin Ash (ʿAmr ibn al-ʿĀṣ) adalah salah satu sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang terkenal sebagai panglima perang dan negarawan ulung.

            Beliau lahir sekitar tahun 573 M di Makkah dari suku Quraisy. Sebelum masuk Islam, ia adalah salah satu penentang utama Nabi Muhammad dan pernah berusaha menghalangi penyebaran Islam, termasuk dengan mencari perlindungan di Abisinia (Ethiopia). Namun, pada tahun 629 M, ia masuk Islam bersama Khalid bin Walid dan Utsman bin Talhah.

            Sebagai panglima, Amr bin Ash dikenal karena strategi militernya yang cerdik. Ia memimpin pasukan Muslim dalam beberapa ekspedisi penting, termasuk Perang Yarmuk (636 M) yang membuka jalan bagi penaklukan Syam.

            Keberhasilannya yang paling menonjol adalah penaklukan Mesir pada tahun 640 M di bawah kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab. Setelah menaklukkan Mesir, ia diangkat sebagai gubernur dan mendirikan kota Fustat, cikal bakal Kairo.

            Di masa Khalifah Utsman bin Affan, ia sempat dicopot dari jabatan gubernur Mesir tetapi kembali berperan penting dalam politik saat terjadi konflik antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abi Sufyan.

            Ia menjadi salah satu tokoh dalam Peristiwa Tahkim (arbitrase) setelah Perang Shiffin (657 M), yang berujung pada pengukuhan kekuasaan Muawiyah.

            Amr bin Ash wafat sekitar tahun 664 M di Mesir. Ia dikenang sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam, baik sebagai penakluk, diplomat, maupun gubernur yang membangun fondasi awal pemerintahan Islam di Mesir. (fr)

            Sekilas tentang Imam Syafi’i & Pesan Beliau kepada Penuntut Ilmu

            Oleh : Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I
            Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto

            Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i. Beliau lahir pada
            150 H / 767 M di Gaza, Palestina dan wafat pada 204 H / 820 M di Kairo, Mesir. Beliau adalah pendiri Mazhab Syafi’i.

            Imam Syafi’i adalah salah satu dari empat imam besar dalam fiqih Islam. Beliau dikenal sebagai seorang ulama yang memiliki kecerdasan luar biasa, menguasai bahasa Arab, hadis, fiqih, serta ushul fiqih.

            Beliau adalah murid Imam Malik dan juga sempat berguru kepada murid-murid Imam Abu Hanifah.

            Imam Syafi’i berjasa dalam mengembangkan metode istinbat hukum yang sistematis dan menjadi dasar bagi mazhab Syafi’i.

            Pesan-Pesan Imam Syafi’i kepada Penuntut Ilmu

            1. Keikhlasan dalam Menuntut Ilmu

            اَلْعِلْمُ نُوْرٌ، وَنُوْرُ اللَّهِ لَا يُهْدَى لِعَاصٍ.

            “Ilmu itu cahaya, dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada pelaku maksiat.”

            2. Sabar dalam Menuntut Ilmu

            مَنْ لَمْ يَذُقْ مُرَّ التَّعَلُّمِ سَاعَةً، تَجَرَّعَ ذُلَّ الْجَهْلِ طُوْلَ حَيَاتِهِ.

            “Barang siapa yang tidak mau merasakan pahitnya belajar walau sesaat, ia akan menanggung kebodohan seumur hidup.”

            3. Menghormati Guru

            مَنْ أَرَادَ أَنْ يَفْتَحَ اللَّهُ قَلْبَهُ، فَعَلَيْهِ بِالْإِكْثَارِ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ، وَتَرْكِ الْمَعَاصِي، وَمَحَبَّةِ الصَّالِحِيْنَ.

            “Barang siapa yang ingin dibukakan hatinya oleh Allah, maka hendaklah ia banyak berdzikir, meninggalkan dosa, dan mencintai orang saleh (termasuk guru).”

            4. Mengamalkan Ilmu

            لَيْسَ الْعِلْمُ مَا حُفِظَ، إِنَّمَا الْعِلْمُ مَا نَفَعَ.

            “Ilmu itu bukan yang hanya dihafal, tetapi ilmu adalah yang memberi manfaat.”

            5. Menjauhi Sifat Sombong

            لَا تَدَّعِ الْعِلْمَ، فَإِنَّ الْعِلْمَ بَحْرٌ لَا سَاحِلَ لَهُ.

            “Jangan engkau merasa telah memiliki ilmu, karena ilmu itu tak berbatas seperti lautan.”

            6. Berteman dengan Orang Shalih

            إِذَا صَاحَبْتَ فَصَاحِبْ حَلِيْمًا ذَا عَقْلٍ، لَا صَاحِبًا جَاهِلًا تُؤْذَى مِنْهُ، فَإِنَّ اللَّبِيْبَ بِاللَّبِيْبِ سَعِيْدٌ، وَالْجَاهِلُ بِالْجَاهِلِ يُشْقَى.

            “Jika engkau berteman dengan orang berakal, maka ia akan membimbingmu. Tetapi jika engkau berteman dengan orang bodoh, maka ia akan menyakitimu. Orang cerdas akan bahagia dengan sesamanya, sementara orang bodoh akan saling menyusahkan.”

            7. Doa untuk Menuntut Ilmu

            شَكَوْتُ إِلَى وَكِيْعٍ سُوءَ حِفْظِي، فَأَرْشَدَنِي إِلَى تَرْكِ الْمَعَاصِي، وَأَخْبَرَنِي بِأَنَّ الْعِلْمَ نُوْرٌ، وَنُوْرُ اللَّهِ لَا يُهْدَى لِعَاصٍ.”

            “Aku mengadu kepada guruku, Waki’, tentang buruknya hafalanku. Maka ia menasihatiku agar meninggalkan maksiat, dan memberitahuku bahwa ilmu itu cahaya, dan cahaya Allah tidak diberikan kepada pelaku maksiat.”

            Semoga pesan-pesan ini menjadi motivasi bagi kita dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya dengan ikhlas.

            Makam Imam Syafi’i

            Jasad Fir’aun Diselamatkan

            Oleh : Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I
            Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto

            Kisah Fir’aun dalam Al-Qur’an

            Fir’aun adalah salah satu tokoh yang paling sering disebut dalam Al-Qur’an, dikenal sebagai raja zalim yang menentang Allah dan menindas Bani Israil. Kisahnya terutama berkaitan dengan Nabi Musa AS, yang diutus untuk mengajak Fir’aun dan kaumnya beriman kepada Allah. Namun, Fir’aun menolak dan akhirnya dibinasakan oleh Allah SWT di Laut Merah.

            1. Fir’aun: Penguasa yang Zalim

            Fir’aun dalam Al-Qur’an digambarkan sebagai penguasa yang sangat sombong dan kejam. Ia menindas Bani Israil dengan memperbudak mereka dan membunuh anak laki-laki yang baru lahir.

            إِنَّ فِرْعَوْنَ عَلَا فِي ٱلْأَرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ طَآئِفَةًۭ مِّنْهُمْ يُذَبِّحُ أَبْنَآءَهُمْ وَيَسْتَحْيِۦ نِسَآءَهُمْ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلْمُفْسِدِينَ

            “Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah-belah. Ia menindas segolongan dari mereka dengan menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya ia termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qasas : 4)

            Fir’aun merasa dirinya sebagai Tuhan dan memaksa rakyatnya untuk menyembahnya. Ia berkata:

            فَقَالَ أَنَا۠ رَبُّكُمُ ٱلْأَعْلَىٰ

            “Lalu ia (Fir’aun) berkata, ‘Akulah tuhanmu yang paling tinggi.'” (QS. An-Nazi’at: 24)

            1. Nabi Musa AS Diutus untuk Menyeru Fir’aun

            Allah mengutus Nabi Musa AS untuk mengajak Fir’aun dan kaumnya kepada tauhid. Allah berfirman kepada Musa dan saudaranya, Harun AS:

            ٱذْهَبَآ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ ۝ فَقُولَا لَهُۥ قَوْلًۭا لَّيِّنًۭا لَّعَلَّهُۥ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ

            “Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia sadar atau takut.” (QS. Thaha: 43-44)

            Namun, Fir’aun menolak dakwah Nabi Musa dan justru menuduhnya sebagai tukang sihir. Ia juga mengadakan pertandingan sihir untuk melawan mukjizat Nabi Musa. Dengan izin Allah, tongkat Nabi Musa berubah menjadi ular besar yang menelan semua sihir para penyihir Fir’aun.

            1. Keangkuhan Fir’aun dan Azab Allah

            Meskipun melihat berbagai mukjizat Nabi Musa, Fir’aun tetap sombong dan enggan beriman. Ketika Nabi Musa dan Bani Israil hendak meninggalkan Mesir, Fir’aun mengejar mereka dengan bala tentaranya. Allah kemudian membelah Laut Merah untuk menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya. Namun, ketika Fir’aun dan pasukannya masuk ke dalam laut, air laut kembali menutup dan menenggelamkan mereka.

            فَأَتْبَعُوهُم مُّشْرِقِينَ ۝ فَلَمَّا تَرَآءَا ٱلْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَٰبُ مُوسَىٰٓ إِنَّا لَمُدْرَكُونَ ۝ قَالَ كَلَّآ إِنَّ مَعِىَ رَبِّى سَيَهْدِينِ ۝ فَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنِ ٱضْرِب بِّعَصَاكَ ٱلْبَحْرَ فَٱنفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍۢ كَٱلطَّوْدِ ٱلْعَظِيمِ

            “Lalu mereka (Fir’aun dan tentaranya) mengejar mereka di waktu matahari terbit. Ketika kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, ‘Kita pasti akan tersusul.’ Musa menjawab, ‘Sekali-kali tidak! Sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.’ Lalu Kami wahyukan kepada Musa, ‘Pukullah laut itu dengan tongkatmu!’ Maka terbelahlah laut itu dan setiap belahan seperti gunung yang besar.” (QS. Asy-Syu’ara: 60-63)

            Saat Fir’aun hampir tenggelam, ia baru menyatakan keimanannya, tetapi sudah terlambat.

            حَتَّىٰٓ إِذَآ أَدْرَكَهُ ٱلْغَرَقُ قَالَ ءَامَنتُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱلَّذِىٓ ءَامَنَتْ بِهِۦ بَنُوٓا۟ إِسْرَٰٓءِيلَ وَأَنَا۠ مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ ۝ ءَآلـَٰٔنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنتَ مِنَ ٱلْمُفْسِدِينَ

            “Hingga ketika Fir’aun hampir tenggelam, ia berkata, ‘Aku beriman bahwa tidak ada Tuhan selain Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri.’ (Allah berfirman), ‘Apakah sekarang (baru beriman), padahal sebelumnya engkau selalu dalam kemaksiatan dan termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan?'” (QS. Yunus: 90-91)

            Setelah Fir’aun mati, Allah menyelamatkan jasadnya sebagai pelajaran bagi manusia.

            فَٱلْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ ءَايَةًۭ ۚ وَإِنَّ كَثِيرًۭا مِّنَ ٱلنَّاسِ عَنْ ءَايَٰتِنَا لَغَٰفِلُون

            “Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu. Namun, banyak dari manusia tetap lalai terhadap tanda-tanda (kekuasaan) Kami.” (QS. Yunus:92)

            Kesimpulan

            Kisah Fir’aun dalam Al-Qur’an adalah pelajaran besar tentang bahaya kesombongan dan penolakan terhadap kebenaran. Fir’aun yang menolak seruan Nabi Musa akhirnya dibinasakan oleh Allah. Kisah ini mengajarkan bahwa kekuasaan dan harta tidak ada artinya jika tidak diiringi dengan keimanan. Allah telah menunjukkan banyak tanda kebesaran-Nya, tetapi Fir’aun tetap membangkang hingga akhirnya menerima azab yang pedih.

            Pelajaran dari Kisah Fir’aun:

            1. Kesombongan membawa kehancuran.
            2. Allah selalu membela kebenaran dan orang-orang yang beriman.
            3. Bertaubat harus dilakukan sebelum terlambat.
            4. Allah memberikan tanda-tanda kekuasaan-Nya sebagai pelajaran bagi umat manusia.

            Sejarah Kedekatan Rasulullah SAW dengan Mesir

            Oleh : Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I
            Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto

            Berbicara Mesir tidak terlupakan dengan Al Azhar Asy Syarif.
            Akan tetapi satu hal yang harus kita ketahui bahwa Mesir memiliki hubungan historis yang cukup erat dengan Rasulullah ﷺ, meskipun beliau tidak pernah berkunjung langsung ke negeri tersebut.

            Kedekatan ini terlihat dalam beberapa aspek, seperti hubungan keluarga, peristiwa dakwah, dan peran Mesir dalam perkembangan Islam.

            1. Hubungan Rasulullah ﷺ dengan Mesir melalui Istri Beliau

            Salah satu bukti kedekatan Rasulullah ﷺ dengan Mesir adalah pernikahan beliau dengan Maria al-Qibthiyyah (مارية القبطية), seorang wanita dari Mesir yang dihadiahkan kepada Rasulullah oleh Muqawqis, penguasa Mesir saat itu.

            Maria al-Qibthiyyah dan Hadiah dari Mesir
            Pada tahun ke-6 Hijriyah, Rasulullah ﷺ mengirim surat dakwah kepada berbagai pemimpin dunia, termasuk Muqawqis, pemimpin Romawi di Mesir. Muqawqis tidak masuk Islam, tetapi ia tetap menghormati Rasulullah dan mengirimkan beberapa hadiah, yaitu:

            1. Maria al-Qibthiyyah – yang kemudian menjadi istri Rasulullah ﷺ.
            2. Sirin – saudari Maria yang dinikahkan dengan Hassan bin Tsabit.
            3. Seekor bagal putih bernama Duldul – yang digunakan Rasulullah ﷺ dalam perjalanan.
            4. Pakaian dan berbagai hadiah lainnya.

            Dari pernikahan dengan Maria al-Qibthiyyah, Rasulullah ﷺ dikaruniai seorang putra bernama Ibrahim, meskipun ia meninggal saat masih bayi.

            1. Kedekatan Rasulullah ﷺ dengan Mesir dalam Al-Qur’an dan Sejarah Islam

            Mesir dalam Al-Qur’an
            Allah SWT menyebut Mesir dalam beberapa ayat Al-Qur’an, terutama dalam kisah Nabi Yusuf, Nabi Musa, dan Bani Israil. Salah satu ayat yang menunjukkan keistimewaan Mesir adalah firman Allah SWT:

            ادْخُلُوْا مِصْرَ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ اٰمِنِيْنَۗ

            “Masuklah ke negeri Mesir. Insyaallah dalam keadaan aman.” (QS. Yusuf : 99)

            Ayat ini menunjukkan bahwa Mesir adalah negeri yang diberkahi dan menjadi tempat perlindungan bagi para nabi terdahulu.

            Doa Rasulullah ﷺ untuk Mesir
            Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:

            إِذَا فَتَحْتُمْ مِصْرَ فَاسْتَوْصُوا بِالْقِبْطِ خَيْرًا، فَإِنَّ لَهُمْ ذِمَّةً وَرَحِمًا

            “Jika kalian menaklukkan Mesir, maka perlakukanlah penduduknya dengan baik, karena mereka memiliki hak perlindungan dan hubungan kekerabatan dengan kita.” (HR. Muslim)

            Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ memiliki perhatian khusus terhadap rakyat Mesir, terutama karena hubungan melalui Maria al-Qibthiyyah.

            1. Peran Mesir dalam Perkembangan Islam setelah Rasulullah ﷺ

            Setelah wafatnya Rasulullah ﷺ, Mesir menjadi salah satu pusat peradaban Islam yang penting. Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, Mesir ditaklukkan oleh pasukan Islam di bawah pimpinan Amr bin Ash pada tahun 20 Hijriyah (640 M). Sejak saat itu, Mesir menjadi bagian dari dunia Islam dan memainkan peran besar dalam penyebaran ilmu pengetahuan dan peradaban Islam.

            Bangunan Benteng Amr bin Ash di Mesir

            Kesimpulan

            Meskipun Rasulullah ﷺ tidak pernah mengunjungi Mesir secara langsung, beliau memiliki hubungan erat dengan negeri tersebut melalui pernikahan dengan Maria al-Qibthiyyah, doa untuk penduduk Mesir, serta pengakuan akan peran penting Mesir dalam sejarah Islam. Hingga kini, Mesir tetap menjadi salah satu pusat keilmuan Islam, dengan institusi seperti Al-Azhar yang berperan besar dalam penyebaran ajaran Islam.