Home Blog Page 6

Prestasi Gemilang! SD Alam Islami eLKISI Dominasi Kompetisi Anak Berprestasi Se-Kecamatan Pungging

Mojokerto, Februari 2025 – SD Alam Islami eLKISI berhasil memborong juara pada Kompetisi Anak Berprestasi Vol.2 tingkat SD se-Kecamatan Pungging yang diselenggarakan oleh Cendekia Event Organizer pada Ahad, 23 Februari 2025 di Balai Kecamatan Pungging. Dalam ajang bergengsi ini, santri SD Alam Islami eLKISI menunjukkan kemampuan terbaik mereka dalam bidang Matematika, IPAS, Bahasa Inggris, Mewarnai, dan Tahfidz.

Berikut adalah daftar perolehan juara dari berbagai kategori lomba:

Kategori Lomba Matematika

  • Juara 1: Nafisah Shakira
  • Juara 2: Fatimah Jihan Raisyah
  • Juara 3: Rahmanisa Irfati
  • Juara Harapan 1: Naura Khairina S.
  • Juara Harapan 2: Hafsha Sidqy

Kategori Lomba Olimpiade IPAS

  • Juara 2: Lissya A. Yolanda
  • Juara 3: Khalisa Ilmy Kaafah
  • Juara Harapan 1: Niken Putri R.

Kategori Lomba Olimpiade Bahasa Inggris

  • Juara 1: Indirarifva Kurnia
  • Juara 3: Shafia Firdausi
  • Juara Harapan 1: Dafina Salwa P.

Kategori Lomba Mewarnai

  • Juara 1: Rahmanisa Irfati

Kategori Lomba Tahfidz

  • Juara Harapan 1: Naswa Salsabila
  • Juara Harapan 2: Rahmanisa Irfati
  • Juara Harapan 2: Nathania Dinda

Keberhasilan para santri SD Alam Islami eLKISI ini tidak lepas dari usaha, dedikasi, serta dukungan penuh dari Asatidzah dan wali santri. Ustadz Saikhu, selaku Kepala SD Alam Islami eLKISI, mengungkapkan rasa syukur dan bangganya terhadap pencapaian para santri. “Kami sangat bersyukur dan mengapresiasi usaha dan kerja keras anak-anak dalam kompetisi ini. Semoga keberhasilan ini menjadi pemicu semangat untuk terus belajar dan berkembang di masa depan.”

Salah satu pemenang, Indirarifva Kurnia, yang meraih Juara 1 Olimpiade Bahasa Inggris, juga berbagi kebahagiaannya. “Saya sangat bersyukur dan senang bisa menang. Terima kasih kepada guru dan orang tua yang selalu mendukung saya. Saya ingin terus belajar, meraih prestasi lebih tinggi lagi, dan menjadi bermanfaat ke depannya.” (mmf)

Prestasi SDAI eLKISI Tingkat Kecamatan

Ingin Selamat, Jaga Lisanmu

Oleh : Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I
Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto

أَلَمْ نَجْعَل لَّهُ عَيْنَيْنِ۝٨ وَلِسَانًا وَشَفَتَيْنِ۝٩

Bukankah Kami telah menjadikan untuknya dua mata, lidah, dan dua bibir? (QS. Al-Balad: 8-9)

Organ tubuh yang langsung disebut oleh Allah pada ayat di atas adalah dua mata, lisan, dan dua bibir. Lima organ tubuh itulah yang bisa menjadi sebab seseorang terjerumus dalam dosa dan Nista.

Lisan adalah anugerah besar dari Allah SWT yang dapat menjadi sumber kebaikan atau keburukan. Sebagai seorang Muslim, menjaga lisan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Perkataan yang baik dapat mendatangkan pahala, sementara ucapan yang buruk dapat menjerumuskan seseorang ke dalam dosa. Oleh karena itu, Islam memberikan perhatian besar terhadap bagaimana seorang Muslim seharusnya berbicara dan menjaga ucapannya.

Pentingnya menjaga lisan

1. Ucapan bisa menjadi penyebab seseorang selamat atau celaka.

Di dalam satu riwayat yang panjang, Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Lisan bisa menjadi penyebab seseorang terjerumus ke dalam neraka.

Terkait dengan bahaya lisan, Rasulullah ﷺ mengingatkan:

وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ

“Bukankah manusia akan diseret ke neraka di atas wajah mereka kecuali karena hasil ucapan lisan mereka?”) (HR. Tirmidzi)

3. Tutur kata yang baik akan mendatangkan kebaikan dan keberkahan.

Perintah untuk bertutur kata yang baik tidak hanya ditujukan kepada ummat Al Qur’an saja, akan tetapi kepada segenap ummat sejak sebelum ummat Rasulullah SAW.

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَٰقَ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا ٱللَّهَ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا وَذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَقُولُوا۟ لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًۭا مِّنكُمْ وَأَنتُم مُّعْرِضُونَ

Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) orang-orang yang berpaling. (QS. Al-Baqarah: 83)

Cara Menjaga Lisan

1. Berbicara yang baik dan benar.

Ucapan harus mengandung kebaikan dan tidak menyakiti orang lain. Jika tidak bisa berkata baik, lebih baik diam.

وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ [١٠٤:١]

Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela. (QS. Al Humazah (104):1)

2. Menjauhi ghibah, namimah, dan dusta.

o Allah ‘Azza wajalla melarang kepada orang-orang yang beriman untuk berlaku ghibah (menggunjing).

وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًۭا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ

“Dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kalian membencinya.” (QS. Al-Hujurat: 12)

o Orang yang suka berlaku namimah (mengadu domba) ia tidak bisa masuk surga.

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ

Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.” (HR. Muslim)

o Perkataan dusta akan menjerumuskan seseorang ke dalam neraka.

إِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ

“Sesungguhnya dusta membawa kepada keburukan, dan keburukan membawa kepada neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Memperbanyak dzikrullah dan istighfar.

Memperbanyak dzikir dan istighfar adalah lebih baik daripada mengucapkan hal yang sia-sia. Hal ini harus dilakukan dalam rangka menjaga agar lisan senantiasa dalam kebaikan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا [٣٣:٤١] وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا [٣٣:٤٢]

Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.(QS. Al Akhzab (33):41-42)

Jika ingin selamat, jaga lisan! Lisan memiliki peran besar dalam menentukan keselamatan seseorang di dunia dan akhirat. Karenanya jaga ucapan agar tidak terjerumus ke dalam dosa.Berkata baik, menjauhi ghibah, namimah, dan dusta, serta memperbanyak dzikir, bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan selamat di sisi Allah ‘Azza wajalla.
Semoga kita semua diberi kemudahan dalam menjaga lisan dan selalu mengucapkan kata-kata yang baik. Aamiin.

Wallahu a’lam bishshowab.


Islam Yang Bercahaya

Oleh : Indana Zulfa
Bag. Pelayanan Ponpes eLKISI

Cahaya Allah di Rumah-Rumah yang Dimuliakan

فِي بُيُوتٍ أَذِنَ ٱللَّهُ أَن تُرۡفَعَ وَيُذۡكَرَ فِيهَا ٱسۡمُهُۥ يُسَبِّحُ لَهُۥ فِيهَا بِٱلۡغُدُوِّ وَٱلۡأٓصَالِ

(Cahaya itu) di rumah-rumah yang di sana telah diperintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana bertasbih (menyucikan) nama-Nya pada waktu pagi dan petang. (QS. An Nur: 36)

Ayat tersebut menggambarkan tentang rumah-rumah yang diberkahi dan dihormati oleh Allah, yaitu rumah-rumah yang menjadi tempat ibadah dan pengagungan kepada-Nya. Ayat ini merujuk pada masjid-masjid atau tempat-tempat yang dipergunakan untuk beribadah, di mana umat Islam diperintahkan untuk memuliakan Allah dan menyebut nama-Nya dengan penuh rasa taqwa.

Rumah-rumah tersebut menjadi tempat yang diberkahi, tempat untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan merupakan simbol kesucian dan ketaatan dalam kehidupan seorang hamba. Ayat ini juga menekankan bahwa keberkahan datang dari ketulusan hati dalam mengingat Allah dan berserah diri kepada-Nya.

Selain itu, ayat ini menunjukkan pentingnya amalan tasbih, yaitu menyucikan nama Allah, yang dilakukan pada waktu pagi dan petang. Tasbih adalah bentuk dzikir yang mengingatkan umat Islam akan kebesaran Allah dan memurnikan hati dari hal-hal yang dapat mengotori iman.

Dengan berzikir pada waktu-waktu tertentu, umat Islam diingatkan untuk selalu bersyukur, menjaga hubungan dengan Allah, serta menghindari kelalaian dari mengingat-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Ayat ini juga mengajarkan kepada umat Islam untuk menjadikan rumah mereka sebagai tempat yang penuh dengan keberkahan dan ketaatan kepada Allah, sehingga dapat meraih kebahagiaan dan kedamaian baik di dunia maupun di akhirat.

Kalimat Dzikir bil Lisan dan bil Hal

Mengamalkan kebaikan adalah salah satu cara untuk terus berdzikir mengingat Allah. Orang yang urusannya tidak melalaikannya dari berdzikir akan selalu mengingat Allah.

Dalam kitab I’anatut Thalibin, Imam Syafii bercerita:

شَكَوتُ إِلى وَكيعٍ سوءَ حِفظي فَأَرشَدَني إِلى تَركِ المَعاصي وَأَخبَرَني بِأَنَّ العِلمَ نورٌ وَنورُ اللَهِ لا يُهدى لِعاصي

Artinya: “Aku (Imam Syafii) pernah mengadukan kepada Imam Waki’i (guru beliau) tentang jelek (sulitnya) hafalanku. Lalu beliau mengatakan kepadaku untuk meninggalkan maksiat. Imam Waki’i berkata, sebab ilmu adalah caaya, dan cahaya Allah tidaklah diberikan kepada para ahli maksiat.”

Sifat Orang yang beriman

وَهُدُوٓاْ إِلَى ٱلطَّيِّبِ مِنَ ٱلۡقَوۡلِ وَهُدُوٓاْ إِلَىٰ صِرَٰطِ ٱلۡحَمِيدِ

Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan diberi petunjuk (pula) kepada jalan (Allah) yang terpuji. (QS. Al Hajj: 24)

Surat Al-Hajj ayat 24 menggambarkan sifat orang-orang yang beriman, yaitu mereka yang senantiasa diberi petunjuk oleh Allah untuk berkata dengan kata-kata yang baik dan benar. Mereka selalu memilih ucapan yang bermanfaat, menyejukkan hati, serta membawa kebaikan dalam interaksi mereka dengan sesama.

Lisan mereka tidak digunakan untuk perkataan yang sia-sia atau menyakitkan hati orang lain, tetapi selalu dipenuhi dengan kebaikan, kejujuran, dan hikmah. Selain itu, mereka juga diberi petunjuk menuju jalan yang terpuji, yaitu jalan yang selalu membawa kepada keridhaan Allah, jalan yang penuh dengan kebajikan dan pahala, yang akan mengantarkan mereka pada kehidupan yang mulia baik di dunia maupun di akhirat.

Sifat ini menunjukkan bahwa iman yang sejati tidak hanya tercermin dalam perbuatan, tetapi juga dalam tutur kata yang mencerminkan ketakwaan dan kebaikan.

Orang yang penuh dengan cahaya tidak tertarik dengan lisan atau omongan yang tidak bermanfaat.

Setelah itu Rasulullah ﷺ pergi ke tempat tidur dan tertidur, kemudian bangun lagi. Lalu beliau mengambil qirbahnya lagi dan melepaskan tali penutupnya, lantas berwudu dengan wudu yang sederhana, kemudian berdiri untuk salat. Ketika sujud beliau berdoa:

اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا وَفِي سَمْعِي نُورًا وَفِي بَصَرِي نُورًا وَعَنْ يَمِينِي نُورًا وَعَنْ يَسَارِي نُورًا وَأَمَامِي نُورًا وَخَلْفِي نُورًا وَفَوْقِي نُورًا وَتَحْتِي نُورًا وَاجْعَلْنِي نُورًا

‘Ya Allah, berikanlah cahaya dalam hati dan lisanku, pendengaranku dan penglihatanku. Berilah cahaya dari arah bawahku, atasku, sebelah kananku, sebelah kiriku, sebelah depanku, sebelah belakangku, serta pada jiwaku, dan agungkanlah cahaya itu padaku, kemudian beliau tidur hingga terdengar napas tidur beliau, lalu Bilal mendatanginya dan membangunkannya untuk salat.'”

Kemudian beliau tidur hingga terdengar napas tidur beliau, lalu Bilal mendatanginya dan membangunkannya untuk salat.

Inti dari doa ini adalah untuk memohon kepada Allah agar diberikan penerangan dalam setiap langkah hidup, sehingga kita dapat berjalan dengan penuh petunjuk, baik dalam urusan dunia maupun agama. Ini adalah doa untuk mendapatkan bimbingan yang terang dan jelas dalam menjalani kehidupan.

Baitul Maal eLKISI Berbagi Takjil ke Masjid-Masjid Sekitar Pesantren

0

Mojokerto, 3 Maret 2025 – Seperti biasanya di bulan ramadhan Baitul Maal eLKISI (BMe) kembali mengadakan kegiatan sosial dengan membagikan takjil ke Masjid-masjid di desa sekitar pesantren.

Kegiatan ini selaras dengan moto Pondok Pesantren eLKISI yaitu Pesantren Berbasis Edukasi dan Sosial Keummatan.

Para relawan Baitul Maal eLKISI dengan penuh semangat membagikan paket takjil yang berisi 1 dus kurma dan 5 dus air mineral yang dibutuhkan untuk berbuka puasa. Paket ini dihimpun dari para jamaah dan donatur BMe.

Baitul Maal eLKISI berbagi ke Masjid di Dusun Purworejo Desa Purworejo

Salah satu pengurus BMe, Abdul Rokim, mengatakan, “Kami ingin memberikan sedikit kebahagiaan kepada saudara-saudara kita yang sedang menjalankan ibadah puasa. Dengan berbagi takjil, semoga setiap orang bisa menikmati momen berbuka puasa dengan lebih lancar dan penuh berkah.”

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat. Beberapa penerima takjil mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh Baitul Maal eLKISI.

Baitul Maal eLKISI berbagi ke Masjid di Dusun Saradan Desa Purworejo

“Sangat membantu sekali. Terima kasih kepada Baitul Maal eLKISI yang telah memberikan kurma dan air mineral ke masjid kami untuk untuk berbuka puasa,” ujar Ali Fikri, salah seorang pengurus masjid.

Selain membagikan takjil, BMe juga mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan amal ibadah di bulan Ramadhan, serta mempererat hubungan sosial antar umat.

Baitul Maal eLKISI berbagi ke Musholla di Dusun Beringin Desa Mojorejo

Di bulan ramadhan ini banyak program sosial lainnya yang diadakan oleh BMe, diantaranya: Ifthar Jama’i (Buka Bersama), Bagi-bagi Sembako, Bingkisan untuk Guru Ngaji dan Pra Da’i, Menghimpun Zakat Maal dan Zakat Fitrah dan sebagainya.

Abdul Rokim juga mengajak kepada para jamaah dan masyarakat lainnya untuk berinfaq dan sodaqoh melalui Baitul Maal eLKISI.

Baitul Maal eLKISI berbagi ke Masjid di Dusun Ngepung Desa Curahmojo

Dengan semakin banyaknya kegiatan sosial semacam ini, diharapkan akan terbentuk lingkungan yang lebih peduli dan saling membantu, terutama di bulan Ramadhan yang penuh ampunan. [jo]

Santri eLKISI Jalani Program Dakwah Ramadan di Singapura

0

Singapura, 28 Februari 2025 – Empat santri dari Ponpes eLKISI Mojokerto mengikuti Program Dakwah Ramadan (PDR) 2025 di Singapura. Kegiatan ini berlangsung dari 28 Februari hingga 11 Maret, didampingi Ustadz Ardhian Zahroni. Program ini bertujuan memberi pengalaman dakwah di luar negeri, khususnya di negara dengan Muslim sebagai minoritas.

Keempat santri yang berpartisipasi adalah santri Kelas 11 Ponpes eLKISI: M. Abiyyu Dias Nabil, Rois Suryo, M. Shadan Saffard, dan Kevin Damar M. Mereka bertugas membantu kegiatan sosial di Masjid Al Istighfar, seperti menyiapkan hidangan berbuka, mengikuti kajian, dan tadarus Al-Qur’an. Setiap Ahad, mereka juga menyampaikan kultum berbahasa Inggris di Madrasah Huda yang dikelola Ustadz Abdul Hakeem.

Santri eLKISI bersama Ustadz Hakeem Mohd Ismail DIrektur Madrasah HUDA Singapura

Sebelum berangkat, mereka menjalani persiapan matang, termasuk latihan kultum, pembekalan bahasa Inggris, dan pembuatan video perkenalan.

Ustadz Ardhian Zahroni menilai pengalaman ini sangat penting. “Santri belajar bahwa dakwah memiliki tantangan berbeda di tiap tempat, apalagi di negara dengan Muslim minoritas seperti Singapura,” ujarnya.

Salah satu peserta, M. Abiyyu Dias Nabil, mengaku bersyukur bisa ikut serta. “Ini pengalaman pertama saya berdakwah di luar negeri. Tantangannya adalah menyampaikan Islam dengan bahasa asing, tetapi kami telah berlatih sebaik mungkin,” katanya.

Kehadiran mereka disambut hangat komunitas Muslim Singapura. Selama di sana, mereka tinggal di basement Madrasah Huda dan menjalani jadwal padat dari subuh hingga malam. Salah satu tugas utama mereka adalah membantu menyiapkan 3.000 mangkuk bubur setiap hari untuk berbuka puasa.

Kegiatan Tadarus Al Quran santri eLKISI di Masjid Istighfar Singapura

Sebagai tuan rumah, Ustadz Abdul Hakeem mengapresiasi kontribusi santri eLKISI. “Kami senang menerima santri dari Indonesia. Mereka sangat membantu kegiatan Ramadan dan ini menjadi pengalaman berharga bagi mereka,” tuturnya.

Jamaah setempat juga terkesan dengan disiplin, keramahan, dan semangat para santri.

Melalui PDR 2025, diharapkan santri semakin memahami tantangan dakwah di berbagai kondisi dan menjadi dai yang tangguh serta berwawasan luas. Dengan semangat dakwah yang terus menyala, mereka siap melanjutkan misi dakwah ke seluruh dunia. (AZ)

Ragam Kegiatan Santri PDR eLKISI, Mulai Ngajar Ngaji hingga Cari Rumput Pakan Ternak

0

Mojokerto, 1 Maret 2025 – Setiap bulan ramadhan Pondok Pesantren Islamic Center eLKISI selalu mengirimkan santri-santrinya ke berbagai daerah di Indonesia bahkan ke luar negeri (Singapura) dalam kegiatan Praktik Dakwah Ramadhan (PDR).

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung dalam berdakwah, berbagi ilmu, serta meningkatkan keterampilan sosial dan kemandirian para santri selama bulan suci Ramadan.

Santriwati eLKISI mengajar ngaji anak-anak TPQ di tempat tugas PDR

Ramadhan hari pertama, Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh para santri PDR adalah menjadi imam sholat, khotib sholat jum’at dan mengajar ngaji kepada anak-anak di tempat tugas mereka.

Selain kegiatan tersebut, para santri juga berperan dalam kegiatan sosial lainnya, seperti mencari rumput untuk pakan ternak.

Kegiatan ini tidak hanya membantu warga sekitar dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak mereka, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang kepedulian terhadap lingkungan dan tanggung jawab sosial.

Santri eLKISI membantu menyiapkan pakan ternak warga

Penanggung jawab PDR 2025 Ponpes eLKISI, Ustadz Agung Purwono, M.pd menyatakan bahwa Praktik Dakwah Ramadan ini dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada para santri tentang bagaimana mengaplikasikan ilmu yang telah mereka pelajari.

“Ramadan adalah waktu yang sangat tepat untuk mengajarkan santri mengenai arti berbagi dan berdakwah melalui tindakan nyata. Kami berharap kegiatan ini tidak hanya mendekatkan mereka dengan masyarakat, tetapi juga memperkuat karakter mereka sebagai calon da’i yang bermanfaat bagi ummat,” ujar Agung.

Santri eLKISI bertindak sebagai Khotib Sholat Jumat di Masjid tempat mereka tugas PDR

Melalui berbagai kegiatan ini, Pondok Pesantren eLKISI berharap dapat melatih para santri untuk tidak hanya memahami ilmu agama secara teori, tetapi juga mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Praktik Dakwah Ramadhan Pondok Pesantren eLKISI ini menjadi contoh bagaimana pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam pembelajaran para santri. [jo]

Sahur Pertama di Dubai Menu Nasi Goreng Seharga 250 Ribu

0

Waktu boarding (perjalananan menuju Jakarta) baru pukul 3.15. Masih ada waktu untuk sahur puasa Ramadhan.

Alhamdulillah tepat pukul 02.51 bisa lakukan sahur pertama di Dubai dengan menu nasi goreng. Dua porsi nasi goreng seharga 114 dirham senilai hampir Rp 250.000,-

Perjalanan jauh Dubai-Jakarta membutuhkan waktu tempuh 8 jam 15 menit. Lumayan lama. Kita shalat subuh dan dhuhur insya Alloh di dalam pesawat. Karena diperkirakan pukul 15.30 baru sampai Jakarta. Semoga menjadi perjalanan yang diberkahi Alloh.

Cerita singkat sahur pertama di Ramadhan 1446 Hijriyah Kiai Fathur Rohman pengasuh Pondok Pesantren eLKISI yang sedang perjalanan dari Dubai ke Jakarta.

Setelah sepekan beliau berada di Palestina dan Mesir untuk melaksanakan misi kemanusiaan bersama Laziz Nasional Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia dan menyambangi alumni ponpes eLKISI yang studi di Al Azhar Mesir.

Alumni eLKISI di Al Azhar Baca Alfiyah di Hotel

0

Sebanyak delapan mahasiswa Azhar dari alumni eLKISI, Jum’at (28/2/2025) ngumpul di hotel tempat Kyai Fathur Rohman tinggal selama di Mesir.

Hisyam dan kawan-kawan datang ke hotel bersama Rafa karena abinya hari ini (Jum’at, 28/2/2025) agendanya balik ke tanah air setelah urusan bantuan kemanusiaan untuk saudara-saudara di Palestina kelar.

Kiai Fathur bersama rombongan LAZNAS Dewan Dakwah dan beberapa laznas yang tergabung dalam POROZ sejak sepekan yang lalu berada di Cairo untuk menyerahkan bantuan berupa tenda, sayur mayur, paket ifthar, dll.

Dari beberapa mahasiswa yang berada di hotel ada yang membaca dan menghafal kitab Alfiyah ada juga yang membaca kitab yang lain.

Kiai Fathur bersama Alumni Ponpes eLKISI yang studi di Al Azhar Mesir

“Antum harus semangat belajar, saling mengingatkan, latihan menulis sampai terampil. Kalau perlu jadi kontributor berita Temur Tengah ( Al Azhar) untuk beberapa media; media dakwah, media eLKISI, dan lain-lain. ” Tutur Kiai Fathur kepada seluruh mahasiswa alumni eLKISI. {fat}

Ramadhan: Bulan Tarbiyyah

Oleh : Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I
Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah (2):183)

Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan keistimewaan bagi umat Islam.

Selain sebagai bulan ibadah, Ramadhan juga dikenal sebagai bulan tarbiyyah atau pendidikan.

Di bulan ini, umat Islam mendapatkan beragam pelatihan; spiritual, moral, dan sosial yang dapat meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan mereka la’allakum tattaquun.

Makna Tarbiyyah dalam Ramadhan

Tarbiyyah berasal dari bahasa Arab yang berarti pendidikan atau pembinaan . Dalam konteks Ramadhan, tarbiyyah mencakup berbagai aspek, antara lain:

1. Tarbiyyah Ruhiyyah (Pendidikan Spiritual)

      • Ramadhan melatih umat Islam untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah seperti puasa, shalat tarawih, membaca Al-Qur’an, dan berdoa.
      • Meningkatkan kesabaran dan keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah.

      2. Tarbiyyah Akhlakiyyah (Pendidikan Akhlak)

        • Puasa (ash-shiam) mendidik manusia untuk mengendalikan hawa nafsu, menjauhi kebohongan, ghibah , dan perilaku buruk lainnya.
        • Membentuk karakter yang jujur, sabar, dan rendah hati.

        3. Tarbiyyah Ijtima’iyyah (Pendidikan Sosial)

          • Ash-shiam mengajarkan nilai kepedulian sosial dengan memperbanyak sedekah dan membantu sesama.
          • Membangun jiwa solidaritas (simpati dan empati) dengan berbagi kebahagiaan, terutama kepada fakir miskin.

          4. Tarbiyyah Jasadiyyah (Pendidikan Fisik)

            • Puasa (ash-shiam) memberikan manfaat kesehatan dengan mendetoksifikasi tubuh dan mengatur pola makan yang lebih sehat.
            • Meningkatkan disiplin dalam mengatur waktu istirahat dan aktivitas.

            Pandangan Para Ulama’

            Berbagai pandangan ulama’ terkait dengan ramadhan dan pendidikan, antara lain;

            Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menjelaskan bahwa puasa dalam Ramadhan merupakan latihan untuk tazkiyatun nafs (penyucian jiwa).
            Dengan menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu, seorang Muslim diajarkan untuk mengendalikan diri dan meningkatkan keikhlasan dalam ibadah.

            Ibnu Qayyim dalam Madarij As-Salikin menekankan bahwa Ramadhan bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga waktu untuk memperbaiki akhlak dan perilaku. Menurutnya, puasa yang benar akan membentuk karakter seseorang menjadi lebih sabar, penyayang, dan disiplin.

            Ibnu Rajab dalam Latha’if Al-Ma’arif menekankan akan pentingnya tholabul ilmi di bulan Ramadhan. Beliau menyebutkan bahwa Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an, sehingga umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca, memahami, dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an sebagai bagian dari pendidikan spiritual.

            Jadi , para ulama sepakat bahwa Ramadhan bukan hanya bulan ibadah, tetapi juga bulan pendidikan yang membentuk pribadi Muslim dalam aspek spiritual, akhlak, sosial, dan ilmu. Oleh karena itu, umat Islam harus memanfaatkan Ramadhan sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri dan memperdalam pemahaman agama.

            Jangan Melupakan Sejarah

            Oleh: Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I (Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto)

            Pentingnya mengerti sejarah telah diingatkan Alloh Di dalam Al Qur’an. Sehingga tidak sedikit ayat-ayat Al Qur’an yang menganjurkan untuk tidak melupakan sejarah.

            1. QS. Yusuf (12:111)

            لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ ۗ مَا كَانَ حَدِيثًۭا يُفْتَرَىٰ وَلَٰكِن تَصْدِيقَ ٱلَّذِى بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَىْءٍۢ وَهُدًۭى وَرَحْمَةًۭ لِّقَوْمٍۢ يُؤْمِنُونَ

            “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. (Al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk serta rahmat bagi kaum yang beriman.”

            2. QS. Al-Hasyr (59:18)

            يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْتَنظُرْ نَفْسٌۭ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۢ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

            “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

            3. QS. Al-A’raf (7:176)

            وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ٱلَّذِىٓ ءَاتَيْنَٰهُ ءَايَٰتِنَا فَٱنسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ ٱلشَّيْطَٰنُ فَكَانَ مِنَ ٱلْغَاوِينَ

            “Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan ayat-ayat Kami kepadanya, lalu dia melepaskan diri darinya, lalu setan mengikutinya, maka dia termasuk orang-orang yang sesat.”

            Ayat-ayat di atas menegaskan bahwa sejarah adalah sumber pelajaran penting agar manusia tidak mengulangi kesalahan yang sama dan selalu mengambil hikmah dari perjalanan umat terdahulu.

            Terkadang orang malas belajar sejarah karena dianggap tidak penting. Bahkan di sekolah pun terkadang pelajaran sejarah diajarkan asal-asalan oleh guru yang juga tidak memahami sejarah.

            Bung Karno pernah bilang “Jas Merah” ( Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah,) istilah ini disampaikan oleh Presiden Soekarno dalam pidato terakhirnya pada tahun 1966.

            Seorang filosof kelahiran Sepanyol yang juga ahli sejarah, George Santayana (1863-1952) berkata, “Those who do not learn history are doomed to repeat it.” yang berarti “Mereka yang tidak belajar dari sejarah ditakdirkan untuk mengulanginya.”
            “Those who cannot remember the past are condemned to repeat it.”
            (“Mereka yang tidak dapat mengingat masa lalu dikutuk untuk mengulanginya.”)

            Dalam pepatah Latin disebutkan “Historia magistra vitae” yang berarti “Sejarah adalah guru kehidupan.”

            Kejadian di masa lalu sering kali memiliki pola yang terulang di masa depan jika manusia tidak belajar darinya.

            Inilah pentingnya memahami sejarah agar tidak mengulangi kesalahan masa lalu dan bisa mengambil pelajaran untuk masa depan.
            Wallohu a’lam.

            Alexandria dan Islam: Perjalanan Sebuah Kota Bersejarah

            0

            Oleh : Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I (Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto)

            Di balik keindahan tepi laut Alexandria ternyata menyimpan sejarah penting peradaban Islam.

            Di tepi Laut Mediterania, Alexandria berdiri sebagai kota yang kaya akan sejarah dan peradaban. Didirikan oleh Aleksander Agung pada tahun 331 SM, kota ini menjadi pusat ilmu pengetahuan dan budaya dunia kuno, terutama dengan Perpustakaan Alexandria yang legendaris. Namun, perjalanan Alexandria tidak berhenti di era Yunani dan Romawi—Islam pun menjadi bagian penting dari kisahnya.

            Pada tahun 641 M, pasukan Muslim yang dipimpin oleh Amr bin Ash menaklukkan Mesir dari Kekaisaran Romawi Timur (Byzantium).

            Alexandria, sebagai ibu kota Mesir saat itu, menjadi saksi perubahan besar. Kota ini tidak hanya menjadi bagian dari dunia Islam, tetapi juga mengalami perkembangan dalam bidang ilmu, perdagangan, dan budaya.

            Islam membawa pengaruh besar dalam kehidupan Alexandria. Masjid-masjid mulai berdiri, termasuk Masjid Attarin yang dahulu merupakan gereja.

            Perdagangan di pelabuhan Alexandria semakin maju karena kota ini menjadi pintu gerbang antara dunia Islam dan Eropa.

            Kiai Fathur Rohman eLKISI sedang berada di Pantai Alexandria

            Hingga kini, Alexandria tetap menjadi kota yang kaya dengan jejak sejarah, di mana peninggalan peradaban kuno berdampingan dengan budaya Islam yang berkembang selama berabad-abad.

            Kota ini adalah bukti bagaimana Islam menyatu dengan peradaban besar, membawa perubahan tanpa menghapus identitas masa lalunya.

            Mulai Hari Ini, Santri Ponpes eLKISI Diberangkatkan ke Lokasi Praktik Dakwah Ramadhan

            0

            Mojokerto, 27 Februari 2025 – Pondok Pesantren Islamic Cetner eLKISI mengumumkan dimulainya pemberangkatan santri ke berbagai lokasi untuk melaksanakan tugas Praktik Dakwah Ramadhan (PDR) 1446 Hijriyah tahun ini.

            Kegiatan ini merupakan salah satu ciri khas Ponpes eLKISI dan bagian dari program penguatan ilmu agama dan pengalaman langsung dalam berdakwah selama bulan suci Ramadhan.

            Santri eLKISI yang bertugas Praktik Dakwah di Madiun

            Kegiatan ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada para santri untuk mengaplikasikan ilmu yang telah mereka pelajari di pesantren dalam konteks masyarakat.

            Selama sebulan penuh, para santri akan terlibat dalam berbagai kegiatan dakwah seperti mengaji, mengadakan pengajian, serta membantu kegiatan sosial di daerah yang telah ditunjuk.

            Santri eLKISI yang bertugas Praktik Dakwah di Gresik

            Kepala penanggung jawab PDR 2025 Ponpes eLKISI, Ustadz Agung Purwono, M.pd menyatakan, “Praktik dakwah ini adalah bagian dari upaya kami dalam menumbuhkan semangat pelayanan dan tanggung jawab sosial di kalangan santri.”

            “Selain itu, kami berharap mereka dapat belajar lebih banyak tentang kehidupan umat Islam di lapangan dan mempererat ukhuwah dengan masyarakat” imbuhnya.

            Santri eLKISI yang bertugas Praktik Dakwah di Jember

            Para santri yang terlibat dalam program ini akan tersebar di berbagai wilayah, baik di dalam negeri maupun di luar negeri (Singapura). Mereka dibekali dengan pelatihan dan persiapan sebelumnya agar dapat menjalankan tugas dakwah dengan baik dan sesuai dengan prinsip ajaran Islam.

            Di samping itu, Ponpes eLKISI juga mengajak masyarakat untuk mendukung dan memberikan perhatian kepada para santri selama masa praktik dakwah ini.

            Santri eLKISI yang bertugas Praktik Dakwah di Pacitan

            Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, pesantren eLKISI dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas dakwah dan memperluas jaringan kerjasama antar umat Islam.

            Dengan semangat Ramadhan yang penuh berkah, pemberangkatan santri ini diharapkan dapat memberi dampak positif bagi penguatan dakwah Islam dan membentuk karakter santri yang lebih matang dalam ilmu agama dan sosial. [jo]