Home Blog Page 7

Salah satu sikap Tawadhu Santri, Potong Rambut sesuai dengan peraturan pesantren

(Mojokerto, 25 Februari 2025) – Ponpes eLKISI Mojokerto menerapkan aturan wajib potong rambut bagi para santri. Kebijakan ini diterapkan untuk menjaga kedisiplinan, ketawadhuan, kerapihan, serta menanamkan nilai kebersihan yang menjadi bagian dari ajaran agama islam.

Aturan ini sudah menjadi tradisi yang harus dipatuhi oleh seluruh santri. Potong rambut bukan hanya soal penampilan, tapi juga mencerminkan ketawadhuan, kedisiplinan, dan rasa tanggung jawab santri terhadap diri mereka sendiri.

Kewajibkan seluruh santri laki-laki untuk menjaga rambut tetap pendek dan rapi, sementara santri perempuan diharuskan menjaga kebersihan rambut dengan tatanan yang sopan sesuai dengan syariat Islam.

Kegiatan potong rambut biasanya dilakukan secara berkala. Santri yang melanggar aturan ini akan mendapatkan teguran atau sanksi ringan sesuai dengan peraturan yang berlaku di pesantren.

Potong Rambut Santri
Potong Rambut Santri

Beberapa santri mengungkapkan bahwa mereka memahami maksud dari aturan tersebut. “Awalnya kurang nyaman, tapi lama-lama mengerti bahwa ini untuk melatih kedisiplinan dan sikap tawadhu sebagai santri.”

Orang tua santri pun mendukung kebijakan ini. “Sebagai orang tua, mendukung penuh aturan ini. Selain menjaga penampilan, ini juga melatih anak-anak untuk hidup teratur.”

Pihak pesantren berharap, dengan adanya aturan wajib potong rambut ini, para santri tidak hanya tampil rapi, tetapi juga memiliki sikap disiplin yang akan berguna dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan pesantren maupun di masyarakat.

Orang yang Merugi dan Bangkrut Menurut Islam

Oleh : Dr. KH. Fathur Rohman, M.Pd.I
Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto

Untung dan rugi di dalam Islam, tidak hanya diukur dari segi materi, tetapi juga dari sisi spiritual dan amal perbuatan.

Al-Qur’an dan hadis banyak menjelaskan tentang siapa yang tergolong sebagai orang yang merugi dan bangkrut.

Orang yang Merugi dalam Islam

Orang yang merugi adalah mereka yang hidup di dunia namun kehilangan nilai keberkahan dan kebahagiaan sejati di akhirat. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْاَخْسَرِيْنَ اَعْمَالًاۗ ۝١٠٣اَلَّذِيْنَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ يُحْسِنُوْنَ صُنْعًا ۝١٠٤

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah perlu kami beri tahukan orang-orang yang paling rugi perbuatannya kepadamu?” (Yaitu) orang-orang yang sia-sia usahanya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. (QS. Al Kahfi : 103-104)

Orang yang merugi adalah mereka yang merasa telah melakukan kebaikan, tetapi ternyata amalnya tidak bernilai di sisi Allah karena tidak sesuai dengan tuntunan-Nya.

Orang yang Bangkrut Menurut Islam

Ketika ngomong bangkrut, banyak orang cenderung terarah pada perniagaan. Dalam Islam, orang yang bangkrut bukanlah mereka yang kehilangan harta benda, tetapi mereka yang kehilangan amal kebaikan karena perbuatan buruknya terhadap sesama.

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوا: الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ، فَقَالَ: إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا، وَسَفَكَ دَمَ هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ، قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ، أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

“Tahukah kalian siapa yang disebut sebagai orang yang bangkrut?” Para sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham maupun harta benda.” Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat, tetapi dia juga membawa dosa karena pernah mencaci maki, menuduh tanpa bukti, memakan harta orang lain, menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Maka, kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang-orang yang dizaliminya. Jika kebaikannya habis sebelum dosa-dosanya terbayar, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa kebangkrutan yang sesungguhnya adalah ketika seseorang kehilangan semua pahala amalnya karena perbuatan buruk terhadap orang lain.

Jadi, di dalam Islam, orang yang merugi bukan hanya mereka yang kehilangan harta duniawi, tetapi mereka yang kehilangan nilai amal di sisi Allah SWT.

Sementara itu, orang yang bangkrut adalah mereka yang awalnya memiliki banyak pahala, tetapi akhirnya kehilangan semuanya karena perbuatan buruk kepada sesama manusia. Oleh karena itu, setiap Muslim harus berhati-hati dalam bertindak agar tidak termasuk dalam golongan orang yang merugi dan bangkrut di akhirat.

Wallohu a’lam bishshiwab.

Santri SD Alam Islami eLKISI Borong Piala di Event Kompetisi Anak Berprestasi

Mojokerto, 24 Februari 2025 – Santri Sekolah Dasar (SD) Alam Islami eLKISI kembali mencatatkan prestasi gemilang di ajang Kompetisi Anak Berprestasi yang digelar pada hari Sabtu, 23 Februari 2025 di Balai Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto.

Kompetisi yang diselenggarakan oleh Cendekia Event Organizer ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai sekolah di wilayah Mojokerto ini menjadi ajang unjuk gigi bagi generasi muda yang memiliki bakat di berbagai bidang, seperti tahfidz, seni dan akademik.

SD Alam Islami eLKISI, yang dikenal dengan pendekatan pendidikan berbasis nilai-nilai islami akademik dan karakter, berhasil membawa pulang berbagai piala bergengsi dari kompetisi tersebut.

Dalam kategori olimpiade matematika dan bahasa inggris santri SD Alam Islami eLKISI berhasil meraih juara pertama. Selain itu, dalam lomba mewarnai, santri SD eLKISI juga berhasil menyabet juara pertama.

Tidak hanya di bidang akademik dan seni, santri SD Alam Islami eLKISI juga berhasil meraih prestasi di bidang tahfidz Al Qur’an..

Kepala SD Alam Islami eLKISI, Ustadz Syaikhu Abdul Amin, S.S., M.Pd.I, mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi yang diraih oleh para santri.

“Kami sangat bangga dengan pencapaian ini. Ini adalah bukti bahwa dengan pendidikan yang berlandaskan pada nilai-nilai keislaman yang kuat, anak-anak tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga dalam berbagai bidang lain,” katanya.

Berikut merupakan nama-nama santri SD Alam Islami eLKISI yang meraih juara dalam event tersebut:
1. Indirarifva Kurnia – Kelas 6 (Juara 1 Olimpiade Bahasa Inggris)

2. Nafisah Shakira – Kelas 3 (Juara 1 Olimpiade Matematika)

3. Rahmanisa Irfati – Kelas 3 (Juara 1 Lomba Mewarnai), (Juara Harapan 2 Lomba Tahfidz), (Juara Harapan 3 Olimpiade Matematika)

4. Lissya A. Yolanda – Kelas 3 (Juara 2 Olimpiade IPAS)

5. Fatimah Jihan Raisyah – Kelas 2 (Juara 2 Olimpaide Matematika)

6. Abdullah Azmi Al Khazin – Kelas 3 (Juara 3 Olimpiade Matematika)

7. Shafia Firdausi – Kelas 3 (Juara 3 Olimpiade Bahasa Inggris)

8. Khalisa Ilmy Kaafah – Kelas 6 (Juara 3 Olimpiade IPAS)

9. Niken Putri R. – Kelas 6 (Juara Harapan 1 Olimpiade IPAS)

10. Naura Khairina S. – Kelas 4 (Juara Harapan 1 Olimpiade Matematika)

11. Dafina Salwa P. – Kelas 6 (Juara Harapan 1 Olimpiade Bahasa Inggris)

12. Naswa Salsabila – Kelas 6 (Juara Harapan 1 Lomba Tahfidz)

13. Nathania Dinda – Kelas 6 (Juara Harapan 2 Lomba Tahfidz)

14. Hafsha Sidqy – Kelas 4 (Juara Harapan 2 Olimpiade Matematika)

Dengan semangat yang tinggi dan prestasi yang luar biasa, para santri SD Alam Islami eLKISI semakin membuktikan bahwa mereka siap menghadapi tantangan di masa depan, serta menjadi inspirasi bagi teman-teman mereka untuk terus berprestasi. [jo]

Kiai Fathur Rohman Sambangi Alumni Ponpes eLKISI di Al Azhar Mesir

0

Mesir, 24 Februari 2025 – Sebanyak empat puluh orang lebih alumni eLKISI yang berada di Al Azhar pada Ahad (23/2) 2025) diundang makan bersama oleh pengasuh Ponpes eLKISI di hotel Barj Sarah Cairo Mesir.

Pada kesempatan silaturrahim ini para santri mendapatkan tausyiah dari Syekh Ahmad Abdul Adhim, Dr. KH. Fathur Rohman, M. PdI (pengasuh eLKISI), dan ust. Pizarro (relawan Laznas Dewan Dakwah) .

Foto bersama Santri Putra Alumni eLKISI yang Kuliah di Al Azhar Kairo Mesir

Kegiatan yang bersifat spontanitas ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan makan malam dengan menu Indonesia.

“Selama antum di Al Azhar, belajar yang serius, bikin koneksi (sering silaturrahim) dengan dosen dan masyayikh, kuatkan ukhuwah dengan saling mengingatkan antar teman.” Pesan Kyai Fathur.

Foto bersama Santri Putra Alumni eLKISI yang Kuliah di Al Azhar Kairo Mesir

Sementara itu ust Pizarro mengingatkan bahwa Al Azhar dan Mesir punya sejarah khusus bagi bangsa Indonesia. “Mesir adalah satu-satunya negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia.”tambah Ustadz yang lagi nyelesaikan program doktornya di Malaysia. (fr)

Ramadhan 2025, Tiga Ratus Santri Ponpes eLKISI Siap Bertugas Dakwah di Dalam dan Luar Negeri

0

Mojokerto, 24 Februari 2025 – Menyambut bulan suci Ramadhan 2025, Pondok Pesantren Islamic Center eLKISI akan mengirimkan sekitar 300 santri untuk bertugas dalam kegiatan Praktik Dakwah Ramadhan (PDR) baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Langkah ini merupakan bagian dari program unggulan pesantren yang bertujuan untuk memperluas penyebaran dakwah I=islam melalui keterlibatan aktif santri dalam berbagai misi sosial dan keagamaan.

Semangat santri elkisi ikuti prosesi pelepasan program PDR

Salah satu pengasuh Ponpes eLKISI, Ustadz Dr. Hairul Warizin, S.E., M.M, menjelaskan bahwa kegiatan dakwah ini diadakan sebagai bentuk nyata pengembangan potensi para santri dalam menyebarkan ajaran islam.

Kegiatan praktik dakwah ini melibatkan santri putra dan putri dari berbagai tingkat, mulai kelas 8 SMP hingga kelas 12 SMA.

“Kami percaya bahwa dengan mengirimkan santri ke berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri (Singapura) mereka dapat memberikan kontribusi besar dalam membagikan ilmu dan nilai-nilai islam yang damai,” ungkap Ustadz Hairul Warizin dalam acara pelepasan santri praktik dakwah ramdhan, Senin (24/2).

Dr. Hairul Warizin, S.E., M.M Salah Satu Pengasuh Ponpes eLKISI Mojokerto

Sebanyak 300 santri ini akan ditempatkan di berbagai daerah di dalam negeri seperti daerah terpencil yang belum banyak terjangkau pendidikan agama, maupun di luar negeri, termasuk negara-negara dengan komunitas muslim yang sedang berkembang.

“Selain berdakwah, mereka juga akan terlibat dalam berbagai kegiatan kemanusiaan, seperti membantu kegiatan masyarakat sekitar, mengajar di TPQ dan sekolah, menjadi marbot di masjid atau musholla, dan lain-lain,” tambahnya.

Suasana Hadirin di Pelepasan Santri Tugas Dakwah Ramadhan

Dengan program dakwah ini, Ponpes eLKISI berharap dapat terus memberikan kontribusi positif bagi umat islam di seluruh dunia, sekaligus menjadikan santri sebagai contoh perubahan yang membawa misi damai dan islam yang rahmatan lil’alamin.

Keberangkatan 300 santri ini diharapkan dapat membawa dampak yang besar, baik bagi pengembangan ilmu agama di masyarakat, maupun dalam mempererat tali persaudaraan antar umat islam di dunia. [jo]

Tim Bharata FC dari Mojokerto Juarai Festival Sepak Bola Usia Dini Ponpes eLKISI

0

Mojokerto, 24 Februari 2025 – Tim Bharata FC dari Mojokerto berhasil meraih gelar juara pada Festival Sepak Bola Usia Dini yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren eLKISI pada 22-23 Februari 2025.

Dalam pertandingan final yang penuh tensi, tim Bharata FC berhasil mengalahkan tim Bintang Derma dari Surabaya lewat tendangan adu penalti dan mencatatkan sejarah sebagai pemenang festival yang diikuti 28 tim dari berbagai daerah di Jawa Timur.

Tim Bharata FC Merayakan Kemenangan Setelah Menang Lewat Adu Penalti di Pertandingan Final

Festival yang digelar di lapangan sepak bola eLKISI Edupark Ponpes eLKISI ini merupakan ajang untuk mengembangkan bakat dan minat anak-anak dalam dunia sepak bola.

Keberhasilan Tim Bharata FC menjadi juara tidak hanya karena permainan solid tim, tetapi juga semangat juang yang tinggi dan konsistensi dari para pemain yang tampil luar biasa sepanjang turnamen.

Coach Agus Pelatih Tim Bharata FC

Pelatih Bharata FC, Agus Priyanto, mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian timnya. “Kami sangat senang bisa memenangkan festival ini. Semua anak bermain dengan penuh semangat dan menunjukkan kualitas yang luar biasa. Ini adalah prestasi yang sangat membanggakan dan menjadi motivasi untuk terus berkembang,” ujar Agus setelah pertandingan final.

Sementara itu, para peserta dan penonton turut merasakan kegembiraan yang luar biasa. Ratusan orang tua dan pengunjung yang hadir di lapangan memberikan dukungan penuh kepada para pemain muda, menciptakan suasana meriah sepanjang pertandingan.

Gunanto Amintoko, M.Pd Kepala SMA eLKISI

Keberhasilan ini juga mendapat apresiasi tinggi dari perwakilan Ponpes eLKISI pada saat seremonial penyerahan trofi, Gunanto Amintoko.

“Selamat kepada Tim Bharata FC yang telah menunjukkan permainan luar biasa dan meraih juara. Ini adalah bukti bahwa dengan latihan dan semangat, anak-anak bisa mencapai hal-hal luar biasa. Semoga festival ini bisa terus memotivasi anak-anak untuk terus mengasah kemampuan mereka,” kata Gunanto yang merupakan Kepala SMA eLKISI.

Juara 2 Tim Bintang Derma dari Surabaya
Juara 3 Bersama Tim Putra Pandaan dari Pasuruan
Juara 3 Bersama Tim Buana Putra dari Kediri

Dengan suksesnya acara ini, Ponpes eLKISI berharap bisa terus menyelenggarakan festival serupa di masa depan, memberikan ruang bagi anak-anak untuk berkembang melalui olahraga dan menanamkan nilai-nilai akhlaqul karimah dan sportivitas sejak dini. [jo]

Ponpes eLKISI Sukses Gelar Festival Sepak Bola Usia Dini Tingkat Jawa Timur

Mojokerto, 24 Februari 2025 – Pondok Pesantren Islamic Center eLKISI berhasil menggelar Festival Sepak Bola Usia Dini yang sukses menarik perhatian ratusan peserta dan penonton.

Acara yang digelar pada 22-23 Februari 2025 ini bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat anak-anak dalam dunia sepak bola, sekaligus memperkenalkan gagasan Ponpes eLKISI yang akan mendirikan pesantren khusus sepak bola.

Festival yang diselenggarakan di lapangan sepak bola eLKISI Edupark diikuti oleh 28 tim Sekolah Sepak Bola (SSB) dari berbagai daerah di Jawa Timur.

Dalam sambutannya, Panitia Festival Sepak Bola eLKISI, Achmad Tulus, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wadah bagi anak-anak untuk menunjukkan kemampuan mereka serta meningkatkan rasa cinta terhadap olahraga.

Panitia penyelenggara eLKISI Soccer Festival 2025

“Kami ingin memotivasi generasi muda untuk lebih aktif bergerak dan menanamkan nilai-nilai adab dan sportivitas dalam setiap pertandingan. Kami berharap acara ini bisa menjadi langkah awal menuju atlet yang berakhlaqul karimah dan berprestasi,” ungkap Tulus.

Atmosfer Peserta dan Wali Murid Festival Sepak Bola eLKISI

Acara ini mendapat sambutan hangat dari para pelatih dan wali murid peserta. “Saya sangat senang anak-anak saya bisa ikut dalam acara ini, selain mereka belajar tentang sepak bola, mereka juga belajar nilai-nilai kebersamaan dan persaingan yang sehat,” ujar salah seorang orang tua peserta, Didik Santoso, dengan penuh semangat.

Suasana Lapangan eLKISI Edupark dari atas

Festival Sepak Bola Usia Dini di Ponpes eLKISI kali ini tidak hanya sukses dari segi partisipasi, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan antara pesantren, masyarakat, dan dunia olahraga.

Dengan keberhasilan acara ini, Ponpes eLKISI berharap dapat terus menjadi pionir dalam mengembangkan potensi anak-anak dalam berbagai bidang, khususnya olahraga sepak bola. (jo)

Indahnya Saling Membantu

0

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat Islam, iman, dan kesehatan.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan kita semua sebagai umatnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa hidup sendiri. Kita selalu membutuhkan bantuan orang lain, sebagaimana orang lain juga memerlukan bantuan kita. Oleh karena itu, Islam sangat menganjurkan umatnya untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya.”
(QS. Al-Ma’idah: 2)

Dari ayat ini, kita belajar bahwa membantu sesama adalah bagian dari ketakwaan dan harus dilakukan dengan niat yang baik.

Hadiah dari Indonesia (Laznaz Dewan Dakwah) untuk Palestina

Selain itu, Rasulullah SAW juga bersabda:

وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

“Allah akan selalu menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya.”
(HR. Muslim)

Hadis ini mengajarkan bahwa siapa yang membantu orang lain, maka Allah akan membantunya dalam kehidupannya.

Ada banyak cara kita bisa membantu sesama, misalnya:
Dengan tenaga, seperti membantu tetangga yang kesulitan atau gotong royong.
Dengan harta, seperti bersedekah kepada yang membutuhkan.

Dengan ilmu dan nasihat baik, agar orang lain mendapatkan manfaat.

Dengan doa, karena doa juga bentuk pertolongan yang luar biasa.

Semoga kita menjadi orang yang selalu siap membantu sesama, karena di balik kebaikan yang kita lakukan, ada pertolongan Allah untuk kita.

KH. Fathur Rohman di Palestina

Santri Kader Ulama SMA eLKISI Sabet Juara I Tahfidh Al Qur’an

SIDOARJO – Ainis Shofia, santri kelas X Kader Ulama SMA eLKISI, berhasil meraih juara I pada lomba tahfidh Al Qur’an tingkat Jawa Timur yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) pada 22 Februari 2025.

Ainis, putri Ustadz Ahmad Jufri Ubaid, adalah alumni SMP eLKISI yang melanjutkan pendidikan di SMA eLKISI. Sejak SMP, Ainis sudah menyelesaikan hafalan tiga puluh juz dengan mutqin.

Di SMA eLKISI, Ainis beruntung dapat belajar Al Qur’an langsung di bawah bimbingan Syekh Farid Musthofa Almishri, seorang Masayikh dari Mesir yang memiliki berbagai sanad Al Qur’an.

“Alhamdulillah, kami bersyukur dengan prestasi ini. Semoga semakin memotivasi bagi yang bersangkutan dan santri yang lain,” ujar Kyai Fathur yang saat ini berada di Mesir.

Semoga prestasi Ainis Shofia dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi santri lainnya di SMA eLKISI untuk terus berusaha dan berprestasi dalam bidang tahfidh Al Qur’an maupun bidang lainnya. (fr)

Latih Mental Berprestasi, Santri eLKISI Ikuti Lomba Tingkat Provinsi

0

SIDOARJO – Sebanyak 28 santri Pondok Pesantren eLKISI menampilkan kemampuan terbaik di ajang FAI Got Talent (FGT) 10. Acara ini diselenggarakan oleh Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) pada Sabtu, 22 Februari 2025. Kompetisi tingkat provinsi ini bertujuan menumbuhkan kreativitas dan inovasi generasi muda.

Santri eLKISI mengikuti berbagai cabang lomba. Mereka berkompetisi di Olimpiade Ekonomi Islam, Olimpiade Pendidikan Agama Islam (PAI), Kaligrafi, Da’i Muda, Arabic Storytelling, Tahfidz, dan Inovasi Media Pembelajaran. Acara yang digelar di Kampus 1 Umsida ini diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah di Jawa Timur. Suasana kompetisi tampak meriah dan penuh semangat.

“Kami ikut lomba ini untuk melatih mental juara dan berlomba dalam kebaikan. Seleksi internal sangat ketat karena banyak santri yang berminat,” ujar Ustadzah Indah, guru pendamping. Dari sekian pendaftar, hanya 28 santri terpilih setelah melalui seleksi ketat oleh para asatidz.

Meski berbarengan dengan Asesmen Tengah Semester (ATS) Genap, para peserta tetap berlatih maksimal. “Kami harus pintar membagi waktu antara belajar dan latihan. Kadang latihan sampai larut malam, tapi itu menyenangkan,” ucap Mutia Alya, peserta kaligrafi. Ia bersama Salsabilla berlatih di bawah bimbingan Jen Yesta, alumni eLKISI berprestasi tingkat nasional.

Rombongan berangkat pukul 06.00 WIB dengan didampingi lima guru. Setibanya di Umsida, mereka disambut suasana semarak. Stand lomba dipenuhi peserta dan pendukung yang antusias.

“Pengalaman ini berharga. Saya belajar banyak, tidak hanya soal lomba tapi juga menghadapi tekanan dan bertemu teman baru dari berbagai daerah,” kata Awan Emerald, salah satu peserta.

Ajang FGT 2025 tak hanya menguji intelektual dan seni peserta. Acara ini juga mempererat silaturahmi antar pelajar. “Semoga keikutsertaan santri eLKISI memotivasi yang lain untuk terus berprestasi. Ini bukan sekadar lomba, tetapi bagian dari pembelajaran hidup,” ujar Ustadz Perdana.

Dengan semangat tinggi, santri eLKISI membuktikan kesiapan mereka bersaing dan berkontribusi positif. Diharapkan, ajang seperti ini terus berlanjut sebagai wadah pengembangan bakat generasi muda. (AZ)

Pentingnya Suhbah dalam Pendidikan: Teladan dari Para Nabi dan Ulama

فَلَمَّا جَاوَزَا قَالَ لِفَتٰىهُ اٰتِنَا غَدَاۤءَنَاۖ لَقَدْ لَقِيْنَا مِنْ سَفَرِنَا هٰذَا نَصَبًا ۝٦٢

Ayat ini merupakan kisah Nabi Musa bersama seorang pemuda yang disebut namanya Yusha’, sebagaimana di Tafsir At Thobari. Yusha’ adalah gambaran penting dalam pandangan guru. Seorang guru harus memiliki orang yang bersuhbah (sahabat yang baik) atau mulazamah. Kebanyakan para nabi memiliki seorang suhbah. Misalnya, Nabi Isa dengan “Hawariyyin”nya. Dalam surah An-Naml ayat 40, juga disebutkan bahwa Nabi Sulaiman memiliki murid atau umat yang mampu memindahkan singgasana hanya dengan sekejap mata. Siapa namanya? Yaitu Ashof bin Barkhiya. Sebagai guru, kita harus menjadi contoh yang baik bagi semua murid tanpa terkecuali.

Teladan dari Para Ulama

Contoh yang bisa ditiru dalam kitab “Ta’lim Muta’allim” pada bab “Tahsil”. Di sana ada kisah tentang murid Imam Abu Hanifah, yaitu Sheikh Hassan bin Ziyad. Hassan bin Ziyad mulai belajar Fiqih dengan Imam Abu Hanifah pada usia 80 tahun. Bayangkan, umur 80 tahun baru mulai belajar Fiqih! Selama 40 tahun, Hassan bin Ziyad belajar kepada Imam Abu Hanifah. Menjadi orang yang Faqih tidaklah sembarangan; keilmuannya sudah meresap dalam jiwa. Selama 40 tahun belajar Hassan bin Ziyad tidak pernah tidur di atas kasur. Setelah belajar selama 40 tahun, Hassan bin Ziyad menjadi seorang Mufti selama 40 tahun. Jadi, pada usia 120 tahun, beliau baru menjadi mufti dan meninggal pada usia 160 tahun. Ilmunya sangat bermanfaat.

Termasuk juga murid Abu Hanifah lainnya, yaitu Sheikh Hassan as-Syibani. Sheikh Hassan as-Syibani juga memiliki kebiasaan yang sama. Ketika beliau mengantuk, beliau mengusap matanya dengan air agar rasa kantuknya hilang. Ini adalah contoh yang bisa diikuti oleh kita dan para santri.

Teladan dari Guru Lokal

Di daerah saya, ada Kiai Fauzi Noor yang masyhur keilmuannya bak “Kitab Berjalan”. Ternyata beliau selalu menelaah kitab-kitabnya, dan sebagian santrinya mengetahui bahwa ketika beliau mengantuk, beliau mengusap matanya dengan air.

Pentingnya Suhbah

Kembali ke topik awal, pentingnya suhbah. Sebagai seorang guru, kita perlu ‘menyibghoh’ atau mengkader murid-murid kita. Ini sangat penting, terutama di lingkungan pesantren. Santri bukan saja dari anak biologis kita, melainkan anak ideologis. Kita harus fokus pada hal ini. Ketika kita memiliki banyak santri, semoga mereka bisa meniru gurunya karena mereka membutuhkan teladan atau uswah yang hasanah.

Kisah Inspiratif dari Para Ulama

Contoh lainnya adalah Imam As-Syafi’i, rahmatullahi ‘alaihi. Beliau memiliki murid bernama Sheikh Rabi’ bin Sulaiman al-Muradi. Awalnya, murid ini tidak begitu cerdas, tetapi dengan bimbingan Imam Syafi’i, ia menjadi sangat pandai. Imam Syafi’i pernah berkata kepada muridnya, “Wahai muridku, seandainya ilmu itu bisa diubah menjadi makanan, aku akan menyuapimu setiap hari.” Ini menunjukkan betapa pentingnya proses belajar, tetapi dengan ketekunan, murid ini akhirnya mencatat makalah-makalah Imam Syafi’i dan membidani lahirnya kitab “Ar-Risalah”.

Begitu juga dengan Imam Ahmad bin Hanbal, yang memiliki anak bernama Abdullah. Abdullah ini sangat cerdas dan memberikan banyak masukan dalam penyusunan kitab “Musnad” oleh Imam Ahmad bin Hanbal. Jadi, pentingnya guru menjadi seorang ‘Qudwah’. Nah, itulah pentingnya ‘suhbah’ santri kepada Guru.

Semoga kita bisa sabar di sini dan menjadi teladan bagi para santri PP. eLKISI.

Ahmad Shohibul Muttaqin, Lc., M.Pd
Guru Fiqih di PP. eLKISI

Ustadz Shohibul Muttaqin, Lc., M. Pd., saat mengisi kajian di Brifing pagi bersama seluruh asatidzah ponpes eLKISI

MEMBANGUN JIWA KOMPETITIF DALAM ISLAM

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad ﷺ, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam kehidupan ini, kita dituntut untuk menjadi pribadi yang tangguh. Pribadi yang tangguh adalah yang memiliki jiwa kompetitif, yaitu semangat untuk terus berkembang, meningkatkan kualitas diri, dan meraih kesuksesan.

Namun, dalam Islam, kompetisi bukan hanya dalam hal duniawi, tetapi juga dalam meraih kebaikan dan ketakwaan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَفِي ذَٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ ٱلْمُتَنَٰفِسُونَ

“Dan untuk yang demikian itu hendaklah orang-orang berlomba-lomba.”
(QS. Al-Mutaffifin: 26)

Ayat ini menganjurkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, bukan dalam hal yang sia-sia atau merugikan orang lain.

Dalam hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: “الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ، احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ…”

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, tetapi pada keduanya ada kebaikan. Bersemangatlah untuk hal yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan janganlah lemah…”
(HR. Muslim)

Seorang mukmin harus memiliki semangat untuk terus berkembang, baik dalam aspek fisik, mental, maupun spiritual.

Jiwa kompetitif yang sehat akan mendorong kita untuk menjadi lebih baik, meningkatkan ilmu, serta memberikan manfaat bagi sesama.

Namun, dalam berkompetisi, kita harus tetap menjaga keikhlasan dan tidak terjerumus dalam sifat sombong, iri, atau dengki.

Kompetisi dalam Islam bukan untuk saling menjatuhkan, tetapi untuk saling menginspirasi dan memotivasi.

Mari kita bangun jiwa kompetitif dalam diri kita dengan selalu berusaha lebih baik dari hari ke hari, baik dalam ibadah, pekerjaan, maupun kehidupan sosial.

Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk terus berkembang dan mencapai kesuksesan yang diridhoi-Nya.